Teori belajar yang mendasari pembelajaran model Quantum

Berdasarkan uraian di atas peneliti berpendapat media audio-visual dapat merangsang suasana pembelajaran dan motivasi siswa mood karena kebanyakan seorang siswa akan lebih memahami suatu materi yang diajarkan tersebut dengan melibatkan pendengaran audio juga penglihatannya visual sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan seperti nyata.

2.1.6 Teori belajar yang mendasari pembelajaran model Quantum

Teaching dengan media Audio-visual De Porter 2010, tujuan dari Quantum Teaching adalah untuk menciptakan lingkungan belajar efektif, menciptakan proses belajar menyenangkan, menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak, meningkatkan keberhasilan hidup dan karir serta membantu mempercepat dalam pembelajaran. Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, dan bukan fisika kuantum yang bersifat humanistis dan lebih konstruktivistis. Berdasarkan uraian di atas, teori belajar yang mendasari pembelajaran IPS melalui model Quantum Teaching dengan media audio-visual sebagai berikut: 2.1.6.1 Teori Belajar Konstruktivisme Menurut Sardiman 2011: 37, konstruktivisme adalah pengetahuan konstruksi hasil dari mengetahui sesuatu, bukan suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan perumusan yang didapatkan orang yang sedang mempelajarinya. Implikasi dari teori belajar konstruktivis Rifa’i dan Anni, 2009 adalah siswa harus terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran karena belajar merupakan proses penemuan discovery dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang. Asumsi belajar menurut teori konstruktivisme sebagai berikut: 1. Pengetahuan secara fisik dikonstruksikan oleh siswa yang terlibat dalam belajar aktif 2. Pengetahuan secara simbolik dikonstruksikan oleh siswa yang membuat representasi atas kegiatannya sendiri 3. Pengetahuan secara sosial dikonstruksikan oleh siswa yang menyampaikan maknanya kepada orang lain 4. Pengetahuan secara teoritik dikonstruksikan oleh peserta didik yang mencoba menjelaskan objek yang tidak dipahaminya. Sedangkan peran guru sebagai pendidik menurut Slavin dalam Rifa’i dan Anni, 2009 adalah: 1 memperlancar proses pengkontruksian pengetahuan dengan cara membuat informasi secara bermakna dan relevan dengan siswa, 2 memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan atau menerapkan gagasannya,3 membimbing siswa untuk sadar menggunakan strategi belajarnya sendiri. 2.1.6.2 Teori Belajar Kognitif Teori ini menyatakan perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada di luar dirinya, melainkan faktor yang ada pada dirinya sendiri berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar sehingga manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus. Aktivitas belajar ditekankan pada proses berpikir, yakni proses pengolahan informasi yang menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh. Tokoh teori kognitif yang terkenal salah satunya adalah Jean Piaget. Piaget dalam Rifa’i dan Anni, 2009 mengemukakan tiga prinsip utama pembelajaran sebagai berikut: 1. Belajar aktif Proses pembelajarannya adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari subjek belajar. Perkembangan kognisi anak dapat dibantu dengan cara diciptakan suatu kondisi yang memungkinkan anak belajar sendiri. 2 Belajar lewat interaksi sosial Suasana interaksi diantara subjek belajar perlu diciptakan karena Piaget percaya bahwa belajar bersama diantara sesama anak-anak maupun dengan orang dewasa akan membantu perkembangan kognitif mereka lewat interaksi sosial artinya kognitif anak akan diperkaya dengan macam-macam sudut pandang dan alternatif tindakan. 3 Belajar lewat pengalaman sendiri Pembelajaran di sekolah hendaknya dimulai dengan memberikan pengetahuan- pengetahuan nyata daripada pemberitahuan-pemberitahuan atau pertanyaan- pertanyaan yang harus persis seperti yang diinginkan pendidik. 2.1.6.3 Teori Humanistik Pembelajaran mengutamakan peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa sehingga dalam praktiknya, teori ini menolak drill soal, siswa diarahkan untuk tahu bagaimana cara belajar sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan potensi mereka . Menurut Rifa’i, dkk. 2009:145 pendekatan humanistik menjauhkan siswa dari belajar dalam tekanan keluarga atau masyarakat dan hasil belajar yang diharapkan berupa perkembangan sosial emosi dengan mengombinasikan metode pembelajaran individual dan kelompok kecil yang memungkinkan siswa menjadi individu beraktualisasi diri self actualized persons, penuh kreativitas sehingga memerlukan lingkungan yang mendukung perkembangan. Di dalam teori humanistik guru memiliki posisi sebagai fasilitator sehingga siswa mempelajari apa yang mereka butuhkan, belajar dengan cara sendiri, evaluasi untuk mengetahui kemampuan diri sendiri, muncul keseimbangan antara domain afektif dan kognitif, mendapat kondisi belajar yang nyaman dan menyenangkan. Hal ini tercermin jika dilaksanakan prinsip-prinsip belajar yaitu searah, belajar tentang cara belajar, evaluasi diri, pentingnya perasaan, dan bebas dari ancaman Rifa’i dkk, 2009:150-154. Pembelajaran berdasarkan teori humanistik cocok diterapkan pada materi- materi yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang, bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri agar menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.

2.1.7 Penerapan Model Quantum Teaching dengan Media Audio-visual

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN PLALANGAN 04 KOTA SEMARANG

0 5 302

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL TIME TOKEN ARENDS DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KANDRI 01 KOTA SEMARANG

0 10 290

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN NGIJO 01 KOTA SEMARANG

0 3 300

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

4 62 323

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V A SDN TAMBAKAJI 05 KOTA SEMARANG

0 5 348

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

0 16 294

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL LEARNING CYCLE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 21 347

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

1 24 291

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

0 24 337

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN KEMBANGARUM 01 KOTA SEMARANG

0 5 224