Rumusan Masalah Manfaat Penelitian

Dari survei awal yang dilakukan oleh peneliti, kondisi lingkungan kerja mempunyai intensitas kebisingan yang cukup tinggi. Jenis kebisingannya termasuk kebisingan kontinu atau kebisingan tetap. Terdapat 2 shift kerja, yaitu shift I dan shift II, dengan rotasi setiap seminggu sekali. Lama bekerja selama 9 jam juga mempengaruhi pendengaran pekerja karena terpapar bising lebih dari 8 jam. Hal ini diperburuk dengan tidak digunakannya alat pelindung telinga oleh pekerja ketika bekerja. Kebanyakan pekerja juga bersuara keras ketika berbicara dengan pekerja lainnya ketika berada di dalam pabrik. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kebisingan dengan Kemampuan Pendengaran Tenaga Kerja Pabrik Kelapa Sawit Adolina PTPN IV Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2010”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : “Adakah hubungan kebisingan dengan kemampuan pendengaran pada tenaga kerja bagian pengolahan di pabrik kelapa sawit Adolina PTPN IV Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2010”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kebisingan dengan kemampuan pendengaran pada tenaga kerja bagian pengolahan di pabrik kelapa sawit Adolina PTPN IV Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2010. Universitas Sumatera Utara

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui intensitas kebisingan di bagian pengolahan pabrik kelapa sawit Adolina PTPN IV Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2010. 2. Untuk mengetahui kemampuan pendengaran pada tenaga kerja bagian pengolahan pabrik kelapa sawit Adolina PTPN IV Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan terutama mengenai risiko kebisingan terhadap pendengaran pekerja, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan risiko kebisingan. 2. Masukan bagi pekerja untuk mengetahui risiko akibat dari kebisingan terhadap pendengaran, sehingga pekerja lebih menyadari pentingnya menggunakan alat pelindung diri. 3. Bagi peneliti bermanfaat sebagai sarana memperdalam ilmu pengetahuan. 4. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebisingan

2.1.1. Bunyi dan Sifatnya

Suma’mur 1996 menyatakan bahwa bunyi adalah rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan jika tidak dikehendaki maka dinyatakan sebagai kebisingan. Menurut Bruel dan Kjaer 1984 bunyi didefinisikan sebagai setiap perubahan tekanan dalam udara, air, atau media lainnya yang bisa ditangkap oleh telinga manusia. Adapun sifat bunyi ditentukan terutama oleh frekuensi dan intensitasnya. Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran per detik atau disebut Hertz Hz yaitu jumlah dari gelombang bunyi yang sampai di telinga setiap detiknya. Intensitas atau arus energi per satuan luas biasanya dinyatakan dalam suatu logaritmis yang disebut desibel dB Suma’mur, 1996. Frekuensi bunyi yang penting adalah 250 Hz, 500 Hz, 1.000 Hz, 2.000 Hz, 4.000 Hz, 8.000 Hz, dengan perincian sebagai berikut: 1. Frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz adalah frekuensi yang dapat ditangkap oleh indera pendengaran manusia. 2. Frekuensi 250 Hz sampai 300 Hz, frekuensi ini sangat penting karena frekuensi ini manusia dapat melaksanakan komunikasi atau percakapan dengan baik. 3. Frekuensi 4.000 Hz yaitu frekuensi yang paling peka ditangkap oleh indera pendengaran manusia, biasanya ketulian akibat pemaparan kebisingan terjadi pada frekuensi ini Bruel dan Kjaer, 1984. Universitas Sumatera Utara