Umur Sampel Masa Kerja Sampel

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Umur Sampel

Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa sampel terbanyak terdapat pada kelompok umur 41-45 tahun sebanyak 8 orang 44,4 , kemudian kelompok umur 36-40 tahun sebanyak 7 orang 38,9 dan kelompok umur 31-35 16,7 tahun sebanyak 3 orang. Secara normal usia 40 tahun akan mengalami penurunan kemampuan pendengaran. Penurunan kemampuan pendengaran seiring bertambahnya usia disebut sebagai presbyacusis Kesuma, 2010. Namun apabila seseorang sering terpapar kebisingan diatas 85 dB, walaupun usianya belum sampai 40 tahun, kemampuan pendengarannya dapat menurun. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.9. dimana pada sampel dengan umur dibawah 40 tahun yaitu kelompok umur 31-35 tahun seluruh sampel mengalami tuli ringan pada telinga kanannya, dan pada telinga kiri 2 orang mengalami tuli ringan bahkan 1 orang mengalami tuli sedang, sedangkan untuk kelompok umur 36-40 tahun dari 7 orang sampel, pada telinga kanan terdapat 3 orang mengalami tuli ringan dan pada telinga kiri 2 orang mengalami tuli ringan. Usia diatas 40 tahun ditambah terpapar kebisingan yang tinggi dapat memperparah tingkat ketulian, hal ini dapat dilihat untuk kelompok umur 41-45 tahun dari 8 orang sampel, terdapat 6 orang mengalami tuli ringan dan 1 orang mengalami tuli berat dan pada telinga kiri 6 orang mengalami tuli ringan. Tetapi pada kelompok ini terdapat 1 orang yang pendengarannya normal yaitu 1 orang pada telinga kanan Universitas Sumatera Utara dan 2 orang pada telinga kiri. Dalam hal ini faktor lain yaitu tingkat kebisingan mempengaruhi tingkat ketulian tersebut Boeis, 1997.

5.2. Masa Kerja Sampel

Lama bekerja sampel yang lebih dari 8 jam sehari menyebabkan sampel terpapar kebisingan lebih lama. NAB kebisingan menurut Kepmenaker No.51MEN1999 adalah 85 dB untuk 8 jam kerja perhari. Lama bekerja sampel yang melewati NAB dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penurunan kemampuan pendengaran sampel. Dari tabel 4.4. dapat dilihat bahwa sampel terbanyak adalah pekerja yang mempunyai masa kerja 11-15 tahun dan 16-20 tahun masing-masing sebanyak 8 orang 44,4. Pada tabel 4.9. dapat dilihat untuk kemampuan pendengaran, pada telinga kanan terdapat 6 orang dengan masa kerja 11-15 tahun yang mengalami tuli ringan dan pada telinga kiri 4 orang mengalami tuli ringan serta 1 orang mengalami tuli sedang, masa kerja 16-20 tahun pada telinga kanan 4 orang dengan mengalami tuli ringan dan 1 orang mengalami tuli berat, pada telinga kiri 5 orang mengalami tuli ringan. Masa kerja 21-25 tahun 2 orang mengalami tuli ringan pada telinga kanan dan 1 orang mengalami tuli ringan pada telinga kiri. Masa kerja yang lama di tempat kerja yang bising merupakan faktor yang mempengaruhi kemampuan pendengaran. Fahri 2009 dalam penelitiannya menemukan ada hubungan antara masa kerja dengan gangguan pendengaran pekerja. Tetapi hal ini tidak berarti semakin lama masa kerja, tingkat kemampuan pendengarannya lebih buruk dibandingkan dengan yang masa kerjanya lebih sedikit, Universitas Sumatera Utara hal ini dapat dilihat dari hasil dimana masa kerja 11-15 tahun terdapat 1 orang yang mengalami tuli ringan dan pada masa kerja 16-20 tahun terdapat 1 orang yang mengalami tuli berat, sedangkan pada masa kerja 21-25 tahun hanya mengalami tuli ringan bahkan 1 orang mempunyai pendengaran yang normal. Soepardi dkk, 2007 mengatakan penurunan kemampuan pendengaran akibat bising dapat terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama, biasanya lima tahun atau lebih. Pekerja yang menjadi sampel dalam penelitian ini telah memiliki masa kerja yang lama 10 tahun, hal ini menyebabkan semua sampel beresiko mengalami penurunan kemampuan pendengaran.

5.3. Pemakaian Alat Pelindung Telinga