2.7 Kekuatan Agregat
Kekuatan beton tidak lebih tinggi dari kekuatan agregat, oleh karena itu sepanjang kekuatan tekan agregat lebih tinggi dari beton yang akan dibuat maka
agregat tersebut masih cukup aman digunakan sebagai campuran beton. Beton mutu tinggi yang mengalami konsentrasi tegangan lokal cenderung mempunyai tegangan
lebih tinggi dari pada kekuatan seluruh beton.
Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Agregat
Kekuatan agregat dapat bervariasi dalam batas yang besar.Butir-butir agregat dapat bersifat kurang kuat karena dua hal:
1. Karena terdiri dari bahan yang lemah atau terdiri dari partikel yang kuat tetapi
tidak baik dalam hal pengikatan interlocking. Granite misalnya, terdiri dari bahan yang kuat dan keras yaitu kristal quarts dan feldspar, tetapi bersifat kurang
kuat dan modulus elastisitasnya lebih rendah daripada gabbros dan diabeses.Hal ini terjadi karena butir-butir granit tidak terikat dengan baik.
2. Porositas yang besar. Porositas yang besar mempengaruhi keuletan yang
menentukan ketahanan terhadap benda kejut.
Cara Pengujian Kekuatan Agregat
Untuk menguji kekuatan agregat dapat menggunakan bejana Rudelloff ataupun los Angelos Test. Bejana Rudelloff yang banyak digunakan di negara Inggris berupa
bejana yang berbentuk silinder baja dengan garis tengah bagian dalam 11.8 cm dan tingginya 40 cm dengan dilengkapi stempel pada dasarnya. Cara pengujiannya butiran
agregat dimasukan kedalam silinder tersebut dan diletakkan stempel kemudian ditekan dengan gaya tekan 20 ton selama 20 menit. Bagian yang hancur yang lebih kecil dari 2
mm kemudian ditimbang. Beratnya merupakan ukuran dari kekuatan agregat yang dinyatakan dalam persen hancur. Semakin banyak bagian yang hancur semakin rendah
kekuatan agregat tersebut.Mulyono,T.,2004
Universitas Sumatera Utara
2.8 Air
Air diperlukan pada pembuatan beton agar terjadi reaksi kimiawi dengan semen untuk membasahi agregat dan untuk melumas campuran agar mudah
pengerjaanya. Pada umumnya air minum dapat dipakai untuk mencampur beton. Air yang mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam,
minyak, gula, atau bahan-bahan kimia lain, bila dipakai untuk campuran beton akan sangat menurunkan kekutannya dan dapat juga mengubah sifat-sifat semen. Selain itu,
air yang demikian dapat mengurangi kemudahan pengerjaan.
Karena karakter pasta semen merupakan hasil reaksi kimiawi antara semen dengan air, maka bukan perbandingan jumlah air terhadap total semen + agregat
halus + agregat kasar material yang menentukan, melainkan hanya perbandingan antara air dan semen pada campuran yang menentukan. Air yang berlebihan akan
menyebabkan banyaknya gelembung air setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi tidak seluruhnya selesai.
Sebagai akibatnya beton yang dihasilkan akan kurang kekuatannya. Nawi Edward,1990.
2.9 Syarat Umum Air