Pengukuran Densitas Pengujian Kuat Tekan

pada batako normal adalah 10,76, sedangkan batako dengan menggunakan abu cangkang kelapa sawit daya serap airnya adalah 15,03 - 23,13.

4.2.2 Pengukuran Densitas

Pengujian densitas dilakukan setelah batako berumur 28 hari sejak pengeringan. Data hasil pengujian diperoleh densitas rata-rata batako normal adalah 1,88 gcm 3 ,batako dengan campuran 10 abu cangkang kelapa sawit + 70 pasir + 20 semen densitas sebesar 1,69 gcm 3 , batako dengan campuran 20 abu cangkang kelapa sawit + 60 pasir + 20 semen densitas sebesar 1,63 gcm 3 ,batako dengan campuran 30 abu cangkang kelapa sawit + 50 pasir + 20 semen densitas sebesar 1,50 grcm 3 , batako dengan campuran 40 abu cangkang kelapa sawit + 40 pasir +20 semen densitas sebesar 1,41 grcm 3 dan batako dengan campuran 50 abu cangkang elapa sawit + 30 pasir + 20 semen densitas sebesar 1,41 grcm 3 . 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 10 20 30 40 50 60 komposisi abu cangkang kelapa sawit D e n s it a s g r c m 3 Gambar 4.2 Grafik Densitas Batako terhadap Komposisi abu cangkang kelapa sawit Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa densitas batako normal lebih besar dari batako dengan campuran abu cangkang kelapa sawit. Semakin bertambahnya persentase campuran abu cangkang kelapa sawit maka semakin menurun pula densitas dari batako. Ini disebabkan massa abu cangkang kelapa sawit lebih ringan dari pasir, Universitas Sumatera Utara sehingga massa batako semakin kecil dengan variasi abu cangkang kelapa sawit yang semakin besar. Dimana semakin besar daya serapan airnya maka semakin kecil pula densitasnya. Hasil densitas pada batako normal adalah 1,88 grcm 3 , sedangkan batako dengan menggunakan abu cangkang kelapa sawit densitasnya adalah 1,69 grcm 3 – 1,41 grcm 3 .

4.2.3 Pengujian Kuat Tekan

2 4 6 8 10 12 10 20 30 40 50 60 komposisi abu cangkang kelapa sawit K u a t te k a n M P a Gambar 4.3 Grafik Kuat Tekan Batako terhadap komposisi abu cangkang kelapa sawit Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin bertambah campuran abu cangkang kelapa sawit maka kuat tekan dari batako semakin menurun. Ini dikarenakan massa abu cangkang kelapa sawit lebih ringan dari pasir dan bersifat tidak padat, sehingga membentuk pori-pori, semakin banyak pori-pori maka kekosongan pada sampel juga akan semakin besar dan itu berarti kekuatan batako akan semakin berkurang. Hasil kuat tekan pada batako normal adalah sebesar 10,06 MPa, sedangkan batako dengan menggunakan abu cangkang kelapa sawit kuat tekannya adalah 9,85 MPa – 6,21 MPa. Universitas Sumatera Utara

4.2.4 Pengujian Kekerasan