LATAR BELAKANG Pengaruh Abu Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Bahan Tambahan Pada Pembuatan Batako

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kerusakan lahan pertanian yang disebabkan oleh pembuatan batu bata dan kebutuhan yang semakin meningkat menjadikan permintaan akan bahan bangunan juga semakin meningkat. Batako sebagai alternatif pengganti bata merah untuk bangunan dinding diharapkan mampu mengatasi permasalahan tersebut. Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen portland dan air. Batako difokuskan sebagai konstruksi-konstruksi dinding bangunan non struktural. Salah satu kendala dalam pengadaan bahan baku untuk proses pembuatan batako saat ini adalah ketersediannya yang secara pasti akan berkurang dan harganya mahal, sehingga daya beli masyarakat turun, padahal kebutuhan akan barang tersebut terus meningkat. Di daerah seperti Sumatera di mana potensi kelapa sawitnya sangat melimpah, diharapkan dengan penemuan ini dapat menghasilkan batako dengan abu cangkang kelapa sawit yan lebih bermutu lagi. Batako mempunyai kelebihan yaitu memiliki sifat kekuatan yang tinggi, namun lemah dalam sifat kekuatan tariknya. Nilai kekuatan tariknya berkisar 9-15 saja dari kuat tekannya. Untuk itu dibutuhkan bahan tambah ke dalam adukan yang dapat memperbaiki karakteristik batako yang berkualitas. Sifat batako berubah karena sifat dari bahan-bahan pembuat batako yaitu pasir, semen, batu, air, maupun perbandingan campurannya. Universitas Sumatera Utara Bahan tambahan lain pada campuran batako normal merupakan bahan alternatif untuk meningkatkan kekuatan dan kinerja batako dengan biaya yang murah tanpa mengurangi mutunya separti pemanfatan limbah buangan abu sekam padi, ampas tebu, sisa kayu, limbah gergajian, abu cangkang kelapa sawit, abu terbang fly ash,mikrosilika silica fume dan lain-lain dengan kandungan silika cukup tinggi yang berpeluang meningkatkan kekuatan bahan tersebut. Limbah merupakan sisa hasil produksi yang oleh masyarakat dan pemerintah dianggap merupakan material yang menggangu kehidupan manusia. Untuk itu perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin agar dapat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia sehingga limbah bukan lagi sebagai penggangu kehidupan manusia. Limbah cangkang kelapa sawit selain dimanfaatkan sebagai pengeras jalan juga dapat digunakan sebagai bahan pengisi batako, setelah terlebih dahulu dibakar dan hasil bakaran dihaluskan. Pembakaran cangkang kelapa sawit dalam jangka waktu yang relatif lama menghasilkan abu dengan ukuran butiran yang halus, dimana abu ini dapat dibuat menjadi bahan pengisi batako untuk menguragi sebagian persentase massa pasir. Berdasarkan materi diatas, sangat cocok apabila abu cangkang kelapa sawit yang selama ini di jadikan limbah yang tidak terpakai lagi sebagai bahan tambah pada pencampuran batako. Limbah cangkang kelapa sawit ternyata memiliki potensial yang besar untuk dipergunakan kembali. Pemanfaatan limbah cangkang kelapa sawit selama ini hanya dipakai sebagai pengeras jalan maupun sebagai arang aktif. Namun kenyataannya potensial dari abu cangkang kelapa sawit dapat dimanfaatkan lebih besar lagi. Abu cangkang kelapa sawit ini mengandung unsur silica SiO 2 cukup tinggi sebesar 58. Jika unsur silika SiO 2 ditambahkan dalam campuran batako, maka unsur silika tersebut akan bereaksi dengan kapur bebas CaOH 2 yang merupakan unsur lemah dalam batako menjadi gel CSH baru. Gel CSH merupakan unsur utama yng mempengaruhi kekuatan pasta semen, meningkatkan kuat lekat antara pasta Universitas Sumatera Utara semen dan agregat dan kekuatan batako. Penambahan abu cangkang kelapa sawit dalam campuran batako akan meningkatkan workability batako. Karena semakin tinggi persentase penambahan abu cangkang kelapa sawit dalam batako, nilai slump yang diperoleh makin besar. Untuk memanfaatkan limbah pabrik kelapa sawit tersebut, penulis mencoba untuk membuat batako dengan menambahkan abu cangkang kelapa sawit sebagai bahan pengganti sebagian pasir dengan bahan pengikatnya semen yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas batako.

1.2 BATASAN MASALAH