Kerangka Konseptual TINJAUAN PUSTAKA

otoriter X 2 merupakan paling dominan. Hal itu dapat dilihat dari nilai t hitung pada variabel X 2 lebih besar dari nilai t hitung X 1 dan X 3. Anbri 2010 melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Central Asia, Tbk KCP Pulo Brayan Medan”. Hasil penelitian menunjukkan Gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja berpengaruh secara serempak terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Central Asia, Tbk KCP Pulo Brayan Medan. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil uji simultan Uji-t, dimana nilai t hitung sebesar 22,985 lebih besar dari t tabel sebesar 3,31 pada tingkat signifikansi 5 . Gaya kepemimpinan merupakan variabel yang paling dominan yakni sebesar 6,007 jika dibandingkan dengan lingkungan kerja sebesar 2,162 dengan tingkat signifikansi di bawah 0,05.

2.5 Kerangka Konseptual

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono 2005:47 kerangka konseptual merupakan model tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Beberapa pengertian pemimpin menurut para ahli adalah sebagai berikut: Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan inovator dalam organisasi Kartono, 2006:10. Pemimpin seseorang yang karena kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengarahkan upaya bersama kearah pencapaian sasaran–sasaran tertentu Winardi, 2000:2. Menurut Malthis dan Jakson 2001:75 gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Universitas Sumatera Utara Sementara itu, pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku kata-kata dan tindakantindakan dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain Kepemimpinan merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkah laku para karyawan. Seandainya pemimpin tidak dapat membawahi karyawannya maka akan dapat menimbulkan masalah dalam proses peningkatan kinerja karyawan, karena para karyawan tidak dapat bekerja dengan baik sehingga kinerja mereka menurun. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menyesuaikan kepemimpinannya dengan baik lagi sehingga dapat menjadi salah satu penentu dalam meningkatkan kinerja karyawan. Nawawi 2003 : 15 Beberapa Gaya Kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut : a. Gaya Kepemimpinan Demokratis. Kepemimpinan Demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal pada diri sendiri dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada person atau individu pemimpin, akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. b. Gaya Kepemimpinan Otoriter Gaya Otoriter ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin sentralistik sebagai satu-satunya Universitas Sumatera Utara penentu, penguasa, dan pengendali anggota organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi. c. Gaya Kepemimpinan Bebas Laissez Faire Pada gaya kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya, semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri Robbins 2006:32 menyatakan apabila dihubungkan dengan kinerja karyawan, kepuasan karyawan dipengaruhi secara positif bila pemimpin itu mengimbali mengkompensasi hal-hal yang kurang dalam diri karyawan atau dalam kerja. Dengan demikian gaya kepemimpinan yang menjadi bagian dari kepemimpinan itu sendiri berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Secara skematis, kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat di lihat pada Gambar 2.1 berikut in Gambar 2.1: Kerangka Konseptual Gaya Kepemimpinan Otoriter X 1 Kinerja Karyawan Y Gaya Kepemimpinan Demokratis X 2 Gaya Laissez X 3 Universitas Sumatera Utara

2.6 Hipotesis