Hubungan Struktur Organisasi dengan Kinerja Pegawai Perusahaan PT. Bank Bukopin,Tbk (Cab. Gajah Mada) Medan, 2011

(1)

HUBUNGAN STRUKTUR ORGANISASI DENGAN KINERJA

PEGAWAI PERUSAHAAN PT. BANK BUKOPIN TBK

( CAB. GAJAH MADA )

MEDAN

TESIS

O l e h

REZA YASSER HOSAIN

097024060/SP

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

HUBUNGAN STRUKTUR ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI PERUSAHAAN PT. BANK BUKOPIN. TBK

(CABANG GAJAH MADA) MEDAN

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Studi Pembangunan (M.SP) dalam Program Studi S2 Studi Pembangunan

pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh

REZA YASSER HOSAIN 097024060/SP

PROGRAM STUDI S2 MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU SOSIAL POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Judul Tesis : HUBUNGAN STRUKTUR ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI

PERUSAHAAN PT. BANK BUKOPIN. TBK (CABANG GAJAH MADA), MEDAN. Nama Mahasiswa : Reza Yasser Hosain

Nomor Induk Mahasiwa : 097024060

Program Studi : S2 Magister Studi Pembangunan Minat Studi : Studi Pembangunan

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Ketua

(Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA)

Anggota

(Drs. M. Husni Thamrin, M.Si)

Ketua Program Studi

(Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA)

Dekan

(Prof. Dr. Badaruddin Rangkuti, M.Si)


(4)

Telah diuji

Pada Tanggal : 12 Desember 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Anggota : 1. Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si 2. Amir Purba, MA, Ph.D

3. Drs. Bengkel Ginting, M.Si 4. Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si


(5)

PERNYATAAN

HUBUNGAN STRUKTUR ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI PERUSAHAAN PT. BANK BUKOPIN. TBK

(CABANG GAJAH MADA) MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka

Medan, Desember 2011


(6)

ABSTRAK

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan diantara bidang-bidang kerja maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu kelompok. Performance atau kinerja mempunyai arti sebagai suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Jenis penelitian ini bersifat Kuantitatif-Deduktif, yang mana merupakan menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Bertujuan untuk menganalisis hubungan struktur organisasi dengan kinerja pegawai perusahaan PT. Bukopin Tbk. (Cab.Gajah Mada) Medan. Metode penentuan sampling yang digunakan yaitu seluruh jumlah populasi, yaitu sebanyak 50 pegawai. Data primer diperoleh dari responden yaitu, pegawai yang bekerja pada perusahaan PT. Bank Bukopin Tbk. Cab. Gajah Mada, Medan, dengan cara pengisian kuesioner penelitian.Data sekunder diperoleh dari Perusahaan PT. Bank Bukopin Tbk. Cab. Gajah Mada, berupa dokumen, profil perusahaan, dan data-data kepustakaan sebagai penunjang penelitian serta mencari landasan teori yang mendukung penelitian ini. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi square untuk menganalisis hubungan struktur organisasi dengan kinerja pegawai perusahaan PT. Bukopin Tbk. (Cab.Gajah Mada) Medan.

Ada hubungan yang signifikan antara spesialisasi kegiatan kerja dengan kinerja pegawai perusahaan dengan nilai p=0,002 (p<0,05). Ada hubungan yang signifikan antara standarisasi kegiatan kerja dengan kinerja pegawai perusahaan dengan nilai

p=0,001 (p<0,05). Adanya hubungan yang signifikan antara koordinasi kegiatan kerja dengan kinerja pegawai perusahaan Bukopin PT. Bukopin Tbk. (Cab.Gajah Mada) Medan dengan nilai p=0,002 (p<0,05).Saran, Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan bahwa penulis menyarankan kepada top manajemen sebagai pemegang kendali yang menjalankan struktur organisasi tersebut agar teliti dalam menjalankan dan mengatur suatu bagan struktur organisasi tersebut sehingga dapat berjalan dengan baik dan menciptakan suatu spesialisasi kegiatan kerja yang baik, standarisasi kegiatan kerja yang baik, dan koordinasi kegiatan kerja yang baik sehingga tercipta lah kinerja pegawai (role of achievement) yang dapat meningkatkan laba perusahaan (profit oriented) dan tercapainya visi misi. Dan Penetapan manusia sebagai individu yang berinteraksi dalam struktur ini ditempatkan pada pos yang tepat.


(7)

ABSTRACT

The organizational structure can be interpreted as a series of connections between areas of work and those that show the status, authority and responsibilities of each in a group. Performance or performance shall have the meanings as a result of work that can be achieved by a person in carrying out the tasks given in accordance with the authority and responsibility in order to achieve organizational goals.

This type of research is quantitative-Deductive, which is the emphasis on testing the theory by measuring the research variables with numbers and perform data analysis with statistical procedures. Aiming to analyze the organizational structure of the relationship with the employee's performance of PT. Bukopin Tbk. (Branch Gajah Mada) Medan. The sampling method used is the determination of the total population, as many as 50 employees. Primary data obtained from respondents that is, employees who work at company PT. Bukopin Tbk. Cab. Gajah Mada, Medan, by way of charging a secondary penelitian.Data questionnaires obtained from the Company PT. Bukopin Tbk. Cab. Gajah Mada, a document, company profiles and literature data as well as supporting research to find the theoretical basis that supports this research. Data analysis was performed using Chi square test to analyze the organizational structure of the relationship with the employee's performance of PT. BukopinTbk. (Branch Gajah Mada) Medan.

There is a significant relationship between the specialization of work activities with employee performance company with a value of p = 0.002 (p <0.05). There is a significant relationship between the standardization of work activities with employee performance company with a value of p = 0.001 (p <0.05). A significant relationship between the coordination of work activities with employee performance Bukopin company PT. Bukopin Tbk. (Branch Gajah Mada) field with a value of p = 0.002 (p <0.05). Suggestions, In accordance with the results of research conducted that the author suggests to top management in control of running the organization structure so thoroughly in running and managing a chart organizational structure so that it can run well and creating a good working activity specialization, standardization of work activities are good, and good coordination of work activities so as to create an employee's performance is (role of achievement) that can increase its profit (profit oriented) and the achievement vision mission. And Determination of human beings as individuals who interact in this structure is placed on the appropriate heading.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunianya penulis telah dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Hubungan Struktur Organisasi dengan Kinerja Pegawai Perusahaan PT. Bank Bukopin,Tbk (Cab. Gajah Mada) Medan, 2011.“

Dalam menyusun tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, yaitu Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K).

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin Rangkuti, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Politik.

3. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Ketua Program Studi Magister Studi Pembangunan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si selaku Sekretaris Program Magister Studi Pembangunan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku komisi pembimbing I yang telah banyak membantu serta mengarahkan dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam proses penyusunan tesis ini.


(9)

6. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku komisi pembimbing II yang telah banyak membantu serta mengarahkan dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam proses penyusunan tesis ini.

7. Dosen-dosen Penguji, Bapak Amir Purba, MA, Phd dan Bapak Drs. Bengkel Ginting, M.Si atas saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

8. Buat Orang Tuaku yang terkasih dan tercinta H. Aisen Achyar Hasibuan, SE, MM, Hj. Nerlyana Siregar, Hj. Syahdani Siregar, Hj. Ida Hanifa Siregar. yang telah membesarkan, menyayangi, dan memberi dukungan sepenuhnya selama ini baik moril maupun materil, dan akhirnya sampai kepada penulis dapat menyelesaikan kuliah dan penelitian ini.

9. Yang tercinta Adinda Parsila Wahyuni Andini, SKM, M.Kes, yang banyak sekali memberikan motivasi serta dukungan kepada penulis dalam proses penyelesaian tesis ini.

10. Para rekan Studi Pembangunan, khususnya Angkatan XVII yang telah memberi bantuan dan sumbangsihnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, Desember 2011


(10)

RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS DIRI

Nama : REZA YASSER HOSAIN.

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 03 Januari 1985.

Agama : Islam.

Pekerjaan : CPNS Pada Dinas Perhubungan Pemko Medan. Status Perkawinan : Belum Menikah.

II. PENDIDIKAN

- TK Dharma Wanita Pemprovsu Medan, Tahun 1988-1990. - SD Dharma Wanita Pemprovsu Medan, Tahun 1990-1996. - SMP Pencawan Medan, Tahun 1996-1999.

- SMU Swasta Mulia Medan, Tahun 1999-2002.

- Universitas Islam Sumatera Utara Medan, Fakultas Hukum / Hukum Tata Negara, Tahun 2004-2009.

- Universitas Sumatera Utara Medan, Fakultas Ilmu Sosial Politik / Magister Studi Pembangunan, Tahun 2009-2011.

III. PENGALAMAN KERJA

- Staff Pada Kantor Dinas Perhubungan Kota Medan. Tahun 2003 s/d Sekarang.


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTARCT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Organisasi ... 10

2.1.1. Beberapa Teori Organisasi ... 14

2.2 Pengertian Struktur Organisasi ... 17

2.3. Unsur-unsur Struktur Organisasi ... 19

2.4. Definisi Bank ... 24

2.4.1. Jenis Bank ... 25

2.4.2. Fungsi Pokok Bank ... 26

2.4.3. Fungsi Laporan Laba / Rugi ... 26

2.4.4. Dasar-dasar dari Struktur Korporasi ... 28

2.4.5. Direksi ... 28

2.4.6. Tim Manajemen ... 30

2.4.7. Konsep Dasar Strategi Korporasi ... 31

2.5. Definisi Kinerja ... 32

2.5.1. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 35

2.6. Kerangka Konsep ... 36

2.7. Hipotesis ... 40

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 42

3.2. Definisi Konsep ... 43

3.3. Operasionalisasi Variabel ... 43

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

3.4.1. Populasi Penelitian ... 44


(12)

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.6. Instrumen Penelitian ... 46

3.7. Metode Analisis Data ... 47

3.8. Lokasi Penelitian ... 47

3.9. Waktu Penelitian ... 48

BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.1. Hasil Penelitian ... 49

4.1.1. Gambaran Umum PT. Bank Bukopin ... 49

4.1.2. Struktur Organisasi PT. Bank Bukopin ... 50

4.1.3. Visi Dan Misi PT. Bank Bukopin ... 51

4.2. Karakteristik Responden ... 51

4.2.1. Umur Responden ... 52

4.2.2. Jenis Kelamin Responden ... 53

4.2.3. Pendidikan Responden ... 53

4.3. Analisis Univariat ... 55

4.3.1. Spesialisasi Kegiatan Kerja ... 55

4.3.2. Standardisasi Kegiatan Kerja ... 56

4.3.3. Koordinasi Kegiatan Kerja ... 57

4.3.4. Kinerja Pegawai ... 58

4.4. Analisis Bivariat ... 58

4.4.1. Hubungan Spesialisasi Kegiatan Kerja-Kinerja ... 59

4.4.2. Hubungan Standardisasi Kegiatan Kerja-Kinerja .... 59

4.4.3. Hubungan Koordinasi Kegiatan Kerja-Kinerja ... 60

4.5. Pembahasan ... 61

4.5.1. Distribusi Frekuensi Kinerja Pegawai Bukopin ... 61

4.5.2. Hubungan Spesialisasi Kegiatan Kerja-Kinerja ... 63

4.5.3. Hubungan Standardisasi Kegiatan Kerja-Kinerja .... 64

4.5.4. Hubungan Koordinasi Kegiatan Kerja-Kinerja ... 65

BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 66

5.2. Saran ... 67


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Tabel Jumlah Populasi Yang Menjadi Sampel…………..……….. 45

2. Tabel Distribusi Berdasarkan Umur Pegawai Bank Bukopin…….…... …… 52

3. Tabel Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin Pegawai Bank Bukopin…….... 53

4. Tabel Distribusi Berdasarkan Pendidikan Pegawai Bank Bukopin………... 54

5. Tabel Distribusi Berdasarkan Spesialisasi Kegiatan Kerja……….. 55

6. Tabel Distribusi Berdasarkan Standardisasi Kegiatan Kerja………... 56

7. Tabel Distribusi Berdasarkan Koordinasi Kegiatan Kerja………... 57

8. Tabel Distribusi Berdasarkan Kinerja………... 58

9. Tabel Distribusi Hubungan Spesialisasi Kegiatan Kerja dengan Kinerja…… 59

10. Tabel Distribusi Hubungan Standardisasi Kegiatan Kerja dengan Kinerja….. 60


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Struktur Organisasi Fungsiona ... 21

2. Struktur Organisasi Proyek……….. 22

3. Struktur Organisasi Matriks………. 23

4. Kerangka Konsep………. 38


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 72

2. Hasil Uji Univariat dan Bivariat ... 78

3. Surat Izin Melakukan Penelitian Dari Prog. Studi MSP ... 94

4. Surat Keterangan Telah Melakukan Riset dari PT. Bank Bukopin ... 95


(16)

ABSTRAK

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan diantara bidang-bidang kerja maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu kelompok. Performance atau kinerja mempunyai arti sebagai suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Jenis penelitian ini bersifat Kuantitatif-Deduktif, yang mana merupakan menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Bertujuan untuk menganalisis hubungan struktur organisasi dengan kinerja pegawai perusahaan PT. Bukopin Tbk. (Cab.Gajah Mada) Medan. Metode penentuan sampling yang digunakan yaitu seluruh jumlah populasi, yaitu sebanyak 50 pegawai. Data primer diperoleh dari responden yaitu, pegawai yang bekerja pada perusahaan PT. Bank Bukopin Tbk. Cab. Gajah Mada, Medan, dengan cara pengisian kuesioner penelitian.Data sekunder diperoleh dari Perusahaan PT. Bank Bukopin Tbk. Cab. Gajah Mada, berupa dokumen, profil perusahaan, dan data-data kepustakaan sebagai penunjang penelitian serta mencari landasan teori yang mendukung penelitian ini. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi square untuk menganalisis hubungan struktur organisasi dengan kinerja pegawai perusahaan PT. Bukopin Tbk. (Cab.Gajah Mada) Medan.

Ada hubungan yang signifikan antara spesialisasi kegiatan kerja dengan kinerja pegawai perusahaan dengan nilai p=0,002 (p<0,05). Ada hubungan yang signifikan antara standarisasi kegiatan kerja dengan kinerja pegawai perusahaan dengan nilai

p=0,001 (p<0,05). Adanya hubungan yang signifikan antara koordinasi kegiatan kerja dengan kinerja pegawai perusahaan Bukopin PT. Bukopin Tbk. (Cab.Gajah Mada) Medan dengan nilai p=0,002 (p<0,05).Saran, Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan bahwa penulis menyarankan kepada top manajemen sebagai pemegang kendali yang menjalankan struktur organisasi tersebut agar teliti dalam menjalankan dan mengatur suatu bagan struktur organisasi tersebut sehingga dapat berjalan dengan baik dan menciptakan suatu spesialisasi kegiatan kerja yang baik, standarisasi kegiatan kerja yang baik, dan koordinasi kegiatan kerja yang baik sehingga tercipta lah kinerja pegawai (role of achievement) yang dapat meningkatkan laba perusahaan (profit oriented) dan tercapainya visi misi. Dan Penetapan manusia sebagai individu yang berinteraksi dalam struktur ini ditempatkan pada pos yang tepat.


(17)

ABSTRACT

The organizational structure can be interpreted as a series of connections between areas of work and those that show the status, authority and responsibilities of each in a group. Performance or performance shall have the meanings as a result of work that can be achieved by a person in carrying out the tasks given in accordance with the authority and responsibility in order to achieve organizational goals.

This type of research is quantitative-Deductive, which is the emphasis on testing the theory by measuring the research variables with numbers and perform data analysis with statistical procedures. Aiming to analyze the organizational structure of the relationship with the employee's performance of PT. Bukopin Tbk. (Branch Gajah Mada) Medan. The sampling method used is the determination of the total population, as many as 50 employees. Primary data obtained from respondents that is, employees who work at company PT. Bukopin Tbk. Cab. Gajah Mada, Medan, by way of charging a secondary penelitian.Data questionnaires obtained from the Company PT. Bukopin Tbk. Cab. Gajah Mada, a document, company profiles and literature data as well as supporting research to find the theoretical basis that supports this research. Data analysis was performed using Chi square test to analyze the organizational structure of the relationship with the employee's performance of PT. BukopinTbk. (Branch Gajah Mada) Medan.

There is a significant relationship between the specialization of work activities with employee performance company with a value of p = 0.002 (p <0.05). There is a significant relationship between the standardization of work activities with employee performance company with a value of p = 0.001 (p <0.05). A significant relationship between the coordination of work activities with employee performance Bukopin company PT. Bukopin Tbk. (Branch Gajah Mada) field with a value of p = 0.002 (p <0.05). Suggestions, In accordance with the results of research conducted that the author suggests to top management in control of running the organization structure so thoroughly in running and managing a chart organizational structure so that it can run well and creating a good working activity specialization, standardization of work activities are good, and good coordination of work activities so as to create an employee's performance is (role of achievement) that can increase its profit (profit oriented) and the achievement vision mission. And Determination of human beings as individuals who interact in this structure is placed on the appropriate heading.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ditengah perekonomian dunia yang pasang surut, perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Pembangunan disegala bidang kembali digalakkan, pembangunan ekonomi rakyat sudah merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Hal ini sejalan dengan adanya tuntutan akan perlunya revitalisasi komitmen pembangunan sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri republik ini,seperti tertuang dalam pasal 33 UUD 1945, yang bertujuan untuk menghasilkan kemakmuran bagi rakyat Indonesia.

Salah satu sarana yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam menyerasikan dan menyeimbangkan masing-masing unsur dari trilogi pembangunan adalah perbankan. Peranan yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai suatu wahana yang dapat menghidupkan dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien yang berasaskan demokrasi ekonomi mendukung pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi stabilitas Nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Salah satu tujuan pendirian perusahaan adalah mendapatkan laba untuk mempertahankan hidup (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan pelaksanaan berbagai kegiatan perusahaan. Biasanya perusahaan-perusahaan yang masih kecil dipimpin langsung oleh pemiliknya sendiri. Dalam hal ini pemilik


(19)

perusahaan merangkap semua fungsi yaitu fungsi pimpinan, pengawas dan juga sebagai pengelola keuangan. Perusahaan yang kecil tidak memerlukan tenaga-tenaga pimpinan yang profesional. Hal ini disebabkan masih terbatasnya permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut. Pemilik perusahaan yang sekaligus merupakan pimpinan perusahaan dapat melaksanakan tugasnya dan dibantu oleh beberapa orang dalam bidang administrasi dan pembukuan. Pada perusahaan yang lebih besar permasalahan yang dihadapi akan semakin kompleks. Hal ini mengakibatkan pihak manajemen tidak dapat lagi terlibat secara langsung di dalam setiap aspek kegiatan perusahaan. Manajemen memerlukan penambahan sumber daya baik dalam segi kuantitas maupun dalam segi kualitas. Hal ini sangat beralasan karena semakin berkembangnya suatu perusahaan ruang lingkupnya juga akan semakin luas dan kompleks sehingga pemilik, pemimpin perusahaan dan karyawan telah terpisah menurut fungsinya masing-masing dan bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk menjamin agar struktur pengawasan intern yang ada dilaksanakan dengan semestinya, diperlukan suatu bagian khusus dalam perusahaan yang disebut dengan bagian pemeriksaan internal Bagian ini berfungsi untuk meneliti dan mengawasi apakah struktur pengawasan yang ada dalam perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan memberi saran perbaikan kepada manajemen apabila terjadi kesalahan. Fungsi lain yang dilaksanakan oleh bagian audit intern adalah melakukan penilaian terhadap sistem pengawasan intern yang diciptakan untuk dapat menjamin bahwa data keuangan dapat dipercaya dan apakah harta kekayaan perusahaan telah diawasi dengan baik.


(20)

Masyarakat perlu melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya demi meningkatkan kesejahteraannya. Dalam kenyataannya tidak semua masyarakat terutama masyarakat lapisan menengah ke bawah memiliki modal yang cukup untuk membuka atau mengembangkan usaha dan produktifitasnya, sehingga dalam hal ini masyarakat lapisan menengah ke bawah tersebut membutuhkan bantuan yang berupa pinjaman atau kredit yang bisa mereka cari, salah satunya di suatu lembaga perbankan.

Bank Bukopin yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 memfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer.

Bank yang baik bukan hanya sebagai lembaga yang mengejar keuntungan setinggi-tingginya, tapi juga sebagai media pertumbuhan ekonomi itu sendiri (agent of development). Maka untuk itu perbankan dalam struktur kelembagaan yang lebih lugas diperlukan, dengan landasan yang lebih luas dan jelas ruang lingkupnya. Disamping diperlukan perluasan terhadap jangkauan pelayanan kepada segala lapisan masyarakat. Juga perlu pembinaan dan pengawasan yang mendukung peningkatan kemampuan perbankan dalam menjalankan fungsinya secara sehat, wajar dan efisien.

Langkah-langkah tersebut lebih dipertegas dengan kebijakan sektor perbankan dengan dikeluarkannya Undang-Undang Perbankan Republik Indonesia Nomor 10


(21)

Tahun 1998, yang menyatakan bahwa bank adalah ‘badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak’.

Bank Bukopin dengan pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola perusahaan yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank Bukopin melangkah maju dan menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel. Operasional Bank Bukopin kini didukung oleh lebih dari 280 kantor yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time on-line. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro-banking yang diberi nama “Swamitra”, yang kini berjumlah 543 outlet, sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro.

Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan

Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2006, Bank Bukopin terus mengembangkan program operasionalnya dengan menerapkan skala prioritas sesuai strategi jangka pendek yang telah disusun dengan matang. Penerapan strategi tersebut ditujukan untuk menjamin dipenuhinya layanan perbankan yang komprehensif kepada nasabah melalui jaringan yang terhubung secara nasional maupun internasional, produk yang beragam serta mutu pelayanan dengan standar yang tinggi.


(22)

Keseluruhan kegiatan dan program yang dilaksanakan pada akhirnya berujung pada sasaran terciptanya citra Bank Bukopin sebagai lembaga perbankan yang terpercaya dengan struktur keuangan yang kokoh, sehat dan efisien. Keberhasilan membangun kepercayaan tersebut akan mampu membuat Bank Bukopin tetap tumbuh memberi hasil terbaik secara berkelanjutan. Dengan demikian diperlukan kinerja yang lebih intensif dan optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang diembannya. Kinerja suatu organisasi sangat penting, oleh karena dengan adanya kinerja maka tingkat pencapaian hasil akan terlihat sehingga akan dapat diketahui seberapa jauh pula tugas yang telah dipikul melalui tugas dan wewenang yang diberikan dapat dilaksanakan secara nyata dan maksimal.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lenta N. Pangaribuan yang berjudul PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI diperoleh kesimpulan bahwa struktur organisasi di BKN Kantor regional VI Medan baik didasarkan pada indikator koordinasi, spesialisasi kerja, dan rentang pengawasan. Kondisi produktivitas kerja berdasarkan indikator disiplin, kemampuan, ketepatan penugasan, dan juga satuan kerja yang dihasilkan cenderung baik. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara struktur organisasi dengan produktivitas kerja pegawai. Dan pengaruhnya berada pada kategori “baik” terbukti dari hasil perhitungan Koefisien Korelasi Product Moment sebesar 0,66 yang nilainya lebih besar dari r tabel sebesar 0,291 untuk n=46, pada taraf signifikan 5%. Dengan demikian t-hitung > t-tabel (3,691 > 2,000) dan berarti bahwa koefisien korelasi signifikan dan hipotesa penelitian dapat diterima. Selanjutnya dengan perhitungan


(23)

koefisien determinan diperoleh hasil sebesar 43,56% yang berarti bahwa tingginya produktivitas kinerja pegawai pada BKN Kanreg VI Medan dipengaruhi oleh struktur organisasi sebesar 43,56% sedangkan selebihnya sebesar 56,44% dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar cakupan penelitian.

Kinerja organisasi yang telah dilaksanakan dengan tingkat pencapaian tertentu seharusnya sesuai dengan misi yang telah ditetapkan sebagai landasan untuk melakukan tugas yang diemban. Dengan demikian kinerja (Performance) merupakan tingkat pencapaian hasil atau the degrees of accomplishment (Keban,1995). Istilah kinerja atau performance atau prestasi kerja atau produktivitas kerja sering digunakan untuk menunjukkan kontribusi pegawai pada perusahaan. Lawler dan Porter dalam As’ad (2000;47) berpendapat bahwa kinerja merupakan “succesfull role achievement” yang diperoleh seseorang menurut ukuran yang berlaku pada pekerjaan yang bersangkutan.

Manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Sebagai gambaran dari pemahaman ungkapan ini, misalnya: seorang tukang pos yang menyampaikan surat-surat ke alamat, seorang karyawan asuransi yang datang ke rumah menawarkan jasa asuransinya, seorang perawat di rumah sakit, dan juga seorang manajer di kantor yang membuat keputusan. Mereka semuanya akan berperilaku berbeda satu sama lain, dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi,


(24)

pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Ini semuanya adalah karakteristik yang dipunyai individu, dan karakteristik ini akan dibawa olehnya manakala ia akan memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni organisasi atau lainnya. Organisasi yang juga merupakan suatu lingkungan bagi individu mempunyai karakteristik pula. Adapun karakteristik yang dipunyai organisasi antaranya keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem penggajian (reward system), sistem pengendalian dan lain sebagainya. Jikalau karakteristik inidividu berinteraksi dengan karakteristik organisasi, maka akan terwujudlah perilaku individu dalam organisasi.

Bank Bukopin dalam hal ini sebagai lembaga perbankan salah satu sarana yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam menyerasikan dan menyeimbangkan masing-masing unsur dari trilogi pembangunan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak juga memiliki suatu struktur organisasi layaknya seperti organisasi / pemerintah yang mana berguna untuk menunjukan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu perusahaan tersebut. Struktur ini apabila dilukiskan berupa sebuah gambar “bagan” atau diagram yang memperlihatkan garis-garis. Besar hubungan tersebut menurut fungsi-fungsi didalam usaha, dan arus tanggung jawab dan wewenang, pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang dibawah pengarahan manajer


(25)

mengejar tujuan bersama”. Dari sekian banyak pengalaman suatu organisasi, perusahaan, maupun pemerintah struktur ini tidak berfungsi dengan baik begitu juga dengan bukopin sehingga tidak tercapainya tujuan yang diharapkan dari manajer tersebut. Adapun masalah dalam perencanaan dan penetapan manusia sebagai individu yang berinteraksi dalam struktur ini ialah tidak adanya penetapan suatu spesialisasi kegiatan kerja,standardisasi kegiatan kerja, dan koordinasi kegiatan kerja pada pos yang tepat.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yaitu mengenai Hubungan Struktur Organisasi dengan Kinerja Pegawai Perusahaan PT. Bank Bukopin Tbk. (Cab. Gajah Mada), Medan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Struktur Organisasi Dengan Kinerja Pegawai Pada Perusahaan PT. BANK BUKOPIN Tbk. (Cab. Gajah Mada), Medan ?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: “Menganalisis Hubungan Struktur Organisasi Dengan Kinerja Pegawai Pada Perusahaan PT. Bank Bukopin Tbk. (Cab. Gajah Mada), Medan ?”.


(26)

1.4 Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis dan akademis, penelitian ini diharapkan memberi kontribusi keilmuan tentang hubungan struktur organisasi dengan kinerja pegawai pada perusahaan.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada pihak perusahaan PT. Bank Bukopin Tbk. Cab. Gajah Mada, Medan. guna meningkatkan kinerja pegawai perusahaan dalam pencapaian tujuan secara maksimal.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Organisasi

Organisasi dalam pandangan beberapa pakar seolah-olah menjadi suatu “binatang” yang berwujud banyak, namun tetap memiliki kesamaan konseptual. Atau dengan kata lain, rumusan mengenai organisasi sangat tergantung kepada konteks dan perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskan tersebut. Dari beberapa definisi atau pembatasan mengenai organisasi ini, dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Organisasi adalah sekelompok orang yang terbiasa mematuhi perintah para pemimpinnya dan yang tertarik pada kelanjutan dominasi partisipasi mereka dan keuntungan yang dihasilkan, yang membagi diantara mereka praktek- praktek dari fungsi tersebut yang siap melayani untuk praktek mereka.

(Max Weber, dalam Miftah Thoha, 1988).

2. Organisasi dapat didefinisikan sebagai struktur hubungan kekuasaan dan kebiasaan orang-orang dalam suatu sistem administrasi.

(Dwight Waldo, dalam Thoha, 1988).

3. Organisasi adalah lembaga sosial dengan ciri-ciri khusus : secara sadar dibentuk pada suatu waktu tertentu, para pendirinya mencanangkan tujuan yang biasanya digunakan sebagai simbol legitimasi, hubungan antara anggotanya dan sumber kekuasaan formal ditentukan secara relatif jelas


(28)

walaupun seringkali pokok pembicaraan dan perencanaan diubah oleh para anggota-anggotanya yang membutuhkan koordinasi atau pengawasan (Silverman, dalam Thoha, 1988).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi sesungguhnya merupakan kumpulan manusia yang diintegrasikan dalam suatu wadah kerjasama untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan yang ditentukan.

Perilaku organisasi hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi. Kerangka dasar bidang pengetahuan ini didukung paling sedikit dua komponen, yakni individu-individu yang berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu. Ciri peradaban manusia yang bermasyarakat senantiasa ditandai dengan keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. Itu berarti bahwa manusia tidak bias melepaskan dirinya untuk tidak terlibat pada kegiatan-kegiatan berorganisasi. Masyarakat kita ini adalah masyarakat organisasi. Manusia hidup dilahirkan dalam organisasi, dididik oleh organisasi, dan hamper dari semua manusia mempergunakan waktu hidupnya bekerja untuk organisasi. Waktu senggangnya dipergunakan untuk bermain-main, berdoa, di dalam organisasi. Demikian pula manusia bakal mati di dalam suatu organisasi masih tetap memegang peranan. Dari ungkapan ini jelaslah bahwa manusia dan organisasi sudah menyatu dan bila dua komponen pendukung perilaku organisasi berinteraksi akan melahirkan suatu kancah


(29)

perdiskusian yang semarak, yakni perilaku organisasi sebagai suatu titik perhatian ilmu itu tersendiri.

Dua dekade terakhir telah membuktikan adanya perubahan-perubahan yang fundamental dalam bidang teori organisasi. Perubahan ini menghasilkan aneka ragam pendekatan dan peralihan orientasi dasar untuk studi teori organisasi. Walaupun model birokrasi dari Weber masih mendominasi literatur teori organisasi, perubahan dari tingkat pendekatan yang deskriptif ke tingkat pendekatan yang analitis nampaknya tidak hanya dianggap penting, melainkan dapat dipergunakan sebagai lompatan awal untuk mendasari pengkajian teori perilaku dalam organisasi.

Warren Bennis meramalkan bahwa 25 sampai 50 tahun mendatang kita semua akan ikut berpartisipasi menyaksikan akhir hayat dari birokrasi, dan kita akan mengetahui terbitnya suatu sistem social yang lebih baik dari abad kita sekarang ini. Selanjutnya Bennis menandaskan bahwa perubahan mendasar dari konsep nilai-nilai organisasi adalah didasarkan pada kemanusiaan yang menghapuskan sifat-sifat depersonaliasi dari mekanisme sistem birokrasi.

Dari ramalan Bennis ini tampaknya penempatan kembali factor manusia dalam organisasi bukannya semakin ditinggalkan melainkan mendapatkan papan yang mantap untuk pendiskusian teori-teori organisasi di masa yang akan dating. Tiga dimensi pokok dalam setiap mendiskusikan teori organisasi yang tiada bias diabaikan. Ketiga dimensi itu antara lain dimensi teknis, dimensi konsep, dan dimensi manusia. Jika ketiga dimensi ini berinteraksi, maka akan mampu menimbulkan suatu


(30)

kegiatan organisasi yang efektif. Dimensi teknis menekankan pada kecakapan yang dibutuhkan untuk menggerakkan organisasi. Dimensi ini berisi keahlian-keahlian birokrat atau manajer di bidang teknis yang diperlukan menggerakkan organisasi, misalnya keahlian computer, pemasaran, engineering, dan sebagainya. Dimensi kedua adalah dimensi konsep, yang merupakan motor penggerak dari dimensi pertama dan amat erat hubungannya dengan dimensi ketiga yakni dimensi manusia. Jika birokrat dalam bekerja hanya mengandalkan pada dimensi pertama, dan mengabaikan dimensi kedua, atau bahkan menelantarkan dimensi ketiga, maka akan menimbulkan suatu iklim yang tidak respektif terhadap factor pendukung utama organisasi yakni manusia pekerja. Ilmu perilaku organisasi mengurangi sikap birokrat yang tidak respektif tersebut, dengan menarik sebagian pandangannya terpusat pada perilaku manusia itu sendiri sebagai dimensi ketiga dalam sesuatu organisasi.

Pendekatan perilaku dalam organisasi mempertaruhkan bahwa manusia dalam organisasi adalah suatu unsur yang komplek, dan oleh karenanya adanya suatu kebutuhan pemahaman teori yang didukung oleh riset yang empiris sangat diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelola manusia itu sendiri secara efektif. Secara tradisional, manajer ataupun birokrat memahami dimensi manusia dalam organisasi didekati dari asumsi-asumsi ekonomi, sekuriti, suasana kerja dan lain sebagainya. Sehingga karenanya pendekatan hubungan kerja kemanusiaan (human relations), psikologi industry, keteknikan industry (industrial engineering) dipergunakan sebagai


(31)

satu-satunya hampiran (approach) untuk memahami dimensi manusia dalam organisasi.

2.1.1. Beberapa Teori Organisasi

Pandangan klasik tentang organisasi dinyatakan oleh Max Weber dengan mendemonstrasikan pendapatnya mengenai birokrasi. Weber membedakan suatu kelompok kerja sama, dengan organisasi kemasyarakatan. Menurut dia, kelompok kerja sama adalah suatu hubungan social yang dihubungkan dan dibatasi oleh aturan-aturan. Aturan-aturan ini sejauh mungkin dapat memaksa seseorang untuk melakukan kerja sebagai suatu fungsinya yang ajek, baik dilakukan oleh pimpinan maupun oleh pegawai-pegai adminsitrasi lainnya.

Aspek dari pengertian yang dikemukakan oleh Weber ini ialah bahwa suatu organisasi atau kelompok kerja sama ini mempunyai unsure kekayaan sebagai berikut:

a. Organisasi merupakan tata hubungan sosial, dalam hal ini seorang individu melakukan proses interaksi sesamanya di dalam organisasi tersebut.

b. Organisasi mempunyai batasan-batasan tertentu (boundaries), dengan demikian seseorang yang melakukan hubungan interaksi dengan lainnya tidak atas kemauan sendiri. Mereka dibatasi oleh aturan-aturan tertentu.

c. Organisasi merupakan suatu kumpulan tata aturan, yang bias membedakan suatu organisasi dengan kumpulan-kumpulan kemasyarakatan. Tata aturan ini


(32)

menyusun proses interaksi di antara orang-orang yang bekerja sam di dalamnya, sehingga interaksi tersebut tidak muncul begitu saja.

d. Organisasi merupakan suatu kerangka hubungan yang berstruktur di dalamnya berisi wewenang, tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan sesuatu fungsi tertentu. Istilah lain dari unsure ini ialah terdapatnya hierarki (hierarchy). Konsekuensi dari adanya hierarki ini bahwa di dalam organisasi ada pimpinan datau kepala dan bawahan atau staf.

Aspek lain yang barangkali sangat penting dikemukakan di sini, bahwa Weber memberikan tambahan criteria organisasi di lihat dari sifat kerja sama yang dilakukan orang-orang tersebut. Sifat kerja sama dalam organisasi lebih bercorak kerja sama

assosiatif dan bukannya kerja sama yang komunal atau kerja bersama-sama seperti dalam keluarga.

Konsep klasik lainnya tentang organisasi dikemukakan oleh Chester Barnard. Bedanya Barnard dengan Weber ialah kalau Weber memikirkan tentang suatu sistem interaksi, maka Barnard menekankan tentang orang-orang sebagai anggota dari sistem tersebut. Barnard menyatakan bahwa organisasi itu adalah suatu sistem kegiatan-kegiatan yang terkoordinir secara sadar, atau suatu kekuatan dari dua manusia atau lebih. Dengan demikian Barnard menyumbangkan pendapatnya mengenai unsure kekayaan dari sesuatu organisasi, antara lain:

a. Organisasi terdiri dari serangkaian kegiatan yang dicapai lewat siatu proses kesadaran, kesengajaan, dan koordinasi yang bersasaran.


(33)

b. Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang untuk melaksanakan kegitatan yang bersasaran tersebut.

c. Organisasi memerlukan adanya komunikasi, yakni suatu hasrat dari sebagian anggotanya untuk mengambil bagian pencapaian tujuan bersama anggota lainnya. Dalam hal ini Barnard menekankan peranan seseorang dalam organisasi, diantaranya ada sebagian anggota yang harus diberi informasi atau dimotivasi, dan sebagian lainnya yang harus membuat keputusan.

Amitai Etziomi mengemukakan konsepsi organisasi sebagai pengelompokan orang-orang yang sengaja disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Kelompok semacam ini mempunyai karakteristik antara lain:

a. Mempunyai pembagian kerja, kekuasaan, dan pertanggung jawaban yang dikomunikasikan. Pembagian ini tidaklah dilakukan secara acak (random) melainkan sengaja direncanakan untk meningkatkan usaha mencapai tujuan tertentu.

b. Adanya satu atau lebih pusat kekuasaan yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan usaha-usaha organisasi yang telah direncanakan dan yang dapat diarahkan untuk mencapai tujuan. Pusat kekuasaan ini juga harus dapat dipergunakan untuk menilai kembali secara ajek pelaksanaan organisasi, dan menyempurnakan struktur yang dianggap perlu untuk meningkatkan efisiensi.


(34)

c. Adanya usaha pergantian kepegawaian, misalnya seseorang yang cara kerjanya tidak memuaskan dapat dipindah dan diganti oleh orang lain. Dalam organisasi juga dapat dilakukan usaha memadukan kembali kegiatan kepegawaian dengan cara pemindahan atau promosi.

Pengertian-pengertian organisasi yang dikemukakan di atas adalah hanya beberapa dari sekian banyak rumusan pengertian yang dikemukakan oleh para ahlinya. Usaha penampilan beberapa rumusan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaan tentang apa dan bagaimana organisasi itu.

Dari pendapat-pendapat di atas, organisasi dapat dirumuskan sebagai kolektivitas orang-orang yang bekerja sama secara sadar dan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu. Kolektivitas tersebut terstruktur, berbatas dan beridentitas yang dapat dibedakan dengan kolektivitas-kolektivitas lainnya.

2.2. Pengertian Struktur Organisasi

Suatu struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan diantara bidang-bidang kerja maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu kelompok. Struktur ini apabila dilukiskan berupa sebuah gambar “bagan” atau diagram yang memperlihatkan garis-garis. Besar hubungan tersebut menurut fungsi-fungsi didalam usaha, dan arus tanggung jawab dan wewenang. Di dalam pengertian yang lebih luas, dapat dikatakan bahwa struktur organisasi itu tergantung kepada tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh individu-individu dan kelompok dalam mencapai


(35)

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan bagan organisasi dimaksudkan sebagai gambaran struktur yang berbentuk kotak atau bentuk lainnya yang dihubungkan dengan garis satu sama lain, sesuai dengan arah dan tingkat hubungan antar unit yang satu dengan yang lain. Garis hubungan itu dapat merupakan hubungan perintah, koordinasi laporan, ataupun fungsi lainnya.

Menurut pendapat Richard M. Steers (Sutarto, 1998 : 43) tentang struktur organisasi adalah “Structure is the relationship of the various function or activities in a organization”. Struktur adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktifitas didalam organisasi.

Menurut Widjaja (1987 : 31) yaitu : “ Struktur organisasi adalah sebagai bentuk atau wadah organisasi dan merupakan pengaturan dari orang dan kegiatan fisik, serta hubungan antara mereka dalam pelaksanaan tugas secara efektif”.

Organisasi menurut Stoner: “ adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang dibawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama”. Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa kepada siapa.


(36)

yang baik dalam melihat organisasi secara keseluruhan.

2.3. Unsur-unsur Struktur Organisasi

Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :

1. Spesialisasi kegiatan kerja berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi).

2. Standarisasi kegiatan kerja, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan. 3. Koordinasi kegiatan kerja, menunjukan prosedur-prosedur yang

mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.

4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang menunjukkan lokasi (letak) kekuasaaan pembuat keputusan.

5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.

Sistem struktur organisasi banyak sekali macamnya, mulai dari yang bersifat tradisional sampai profesional. Penerapannya sendiri dapat berbeda-beda dan banyak faktor yang menentukan,antara lain: besar kecilnya perusahaan,luas sempitnya jaringan usaha,jumlah karyawan, tujuan perusahaan dan sebagainya. Beragamnya sistem struktur organisasi tersebut dimungkinkan bahwa suatu perusahaan A cocok


(37)

menggunakan sistem struktur oganisasi B, tetapi perusahaan C atau yang lain belum tentu cocok menggunakan sistem struktur organisasi B.

Suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya selalu menggunakan struktur orgnaisasi sebagai wadah segala kegiatannya, tetapi untuk penerapan sistem struktur organisasinya tergantung dari kondisi perusahaan yang bersangkutan.

Hal ini merupakan suatu masalah bagi setiap perusahaan dalam menerapkan strukutur organisasi mana yang cocok sehingga untuk itu setiap perusahaan membutuhkan waktu dan pengamatan (analisis) yang khusus dalam memilih sistem struktur organisasi yang tepat dan sesuai disiapkan, disusun dan dialokasikan serta dilaksanakan oleh para unsur organisasi tersebut sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif. Proses ini meliputi perincian pekerjaan,pembagian pekerjaan dan koordinasi pekerjaan yang terjadi dalam suatu lingkup dan strukutur tertentu.

Soekanto (1983) membagi struktur organisasi menjadi lima kelompok yaitu struktur organisasi fungsional, struktur organisasi proyek, struktur organisasi matriks, struktur organisasi usaha (ventura) dan struktur organisasi tim kerja (task force). 1. Struktur Organisasi Fungsional

Struktur organisasi fungsional terdiri dari bagian pemasaran, Bagian Produksi, bagian personalia dan bagian pembelanjaan serta bagian umum. Pada struktrur

organisasi fungsional apabila ada seseorang yang diserahi tugas untuk mengelola suatu proyek biasanya orang tersebut sudah terlanjur setia pada bagian mana dia dahulu bekerja. Oleh karena itu seyogyanya orang tersebut tidak memanfaatkan


(38)

menarik seluruh orang-orang dari bagiannya dahulu,tetapi sebaiknya juga menarik orang-orang pada bagian lain yang mampu sehingga pengalaman dan pengetahuan dapat dinikmati bersama. Struktur organisai fungsional yang menangani proyek-proyek dapat dilihat pada gambar 1.

Bagan Struktur Organisasi Fungsional

2. Struktur Organisasi Proyek

Pada hakekatnya struktur organisasi proyek bermula dari organisasi fungsional. Pengelola proyek dari suatu bagian meminta agar orang-orang fungsional

Direktur Pemasaran

Direktur Umum Direktur

Pembelanjaan Direktur

Personalia Direktur

Produksi

Pengelola Proyek

Presiden Direktur atau Direktur Utama

Sumber: Soekanto, 1983


(39)

yang bekerja pada proyek benar-benar pindah untuk bekerja sepenuhnya di bawah kekuasaanya. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.

Bagan Struktur Organisasi Proyek

3. Struktur Organisasi Matriks

Organisasi matriks biasanya diciptakan berdasarkan kebaikan-kebaikan organisasi fungsional dan organisasi proyek. Para ahli/staf dihimpun berdasarkan fungsinya untuk mengerjakan proyek tertentu. Dalam hal ini dibentuk bagian manajemen proyek secara tersendiri. Masing-masing bagian secara struktural tidak boleh mempunyai proyek. Walaupun demikian berbagai proyek masih dapat

Manajer Bagian

Manajer Proyek B Manajer

Proyek A

Manajer Proyek C

dst

Personalia Produksi

Personalia Administrasi

Personalia Pembelanjaan

dst

dst

Sumber: Soekanto, 1983


(40)

dilakukan oleh perusahaan akan tetapi berada dibawah pengawasan manajemen proyek. Selanjutnya struktur organisasi matriks dapat dilihat pada gambar 3.

Kesulitannya disini ialah bahwa organisasi matriks biasanya hanya dapat dilakukan oleh perusahaan besar dan bila sistemnya tak lancar dapat menimbulkan pertentangan dan kesenjangan antar bagian fungsional dan bagian manajemen proyek.

Bagan Struktur Organisasi Matriks

Presiden Direktur atau Direktur Utama Direktur Manajemen Proyek Direktur Penelitian dan Pengembangan Direktur Produksi Direktur Pemasaran Manajer Proyek A Manajer Proyek B dst Bertanggung jawab Memperinci paket pekerjaan sesuai dengan hasil kerja,jadwal dan anggaran

Bertanggung jawab terhadap alokasi kerja dan cara pengerjaan

Bertanggung jawab Memperinci paket pekerjaan sesuai dengan hasil kerja,jadwal dan anggaran

Sumber: Soekanto, 1983


(41)

4. Organisasi Usaha

Jenis organisasi ini biasanya dipakai pada perusahaan-perushaan besar, dimana sering muncul proyek penelitian dan pengembangan produk. Pada kelanjutannya akan dibentuk organisasi fungsional di dalam perusahaan tersebut dengan maksud agar kegiatan dapat mandiri dan luwes dengan sumber daya manusia serta dana tersendiri. Dalam hal ini, kerjasama antar teknisi, peneliti dan para ahli pemasaran perlu dibina terutama pada saat permulaan pengembangan produk.

5. Organisasi tim kerja

Bentuk organisasi ini biasanya dimanfaatkan utnuk menanggulangi proyek-proyek yang muncul secara tiba-tiba atau belum direncanakan dan sifatnya ad hoc (sementara). Para anggota organisasi ini biasanya merupakan personil-personil senior dan tidak dibebaskan dari pekerjaan rutinnya. Namun dengan bekal pengalaman yang ada, biasanya mereka lebih mampu dan tenang dalam menanggulangi persoalan yang timbul secara mendadak.

2.4. Definisi Bank

Strategi bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan penarik bagi nasabahnya berupa balas jasa yang menarik dan menguntungkan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bagi hasil untuk bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kemudian penarikan lainnya dapat berupa cendra mata, hadiah, undian, atau balas jasa lainnya, semakin beragam dan


(42)

menguntungkan balas jasa yang diberikan, maka akam menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya.

Menurut pasal 1 Undang - Undang No. 4 Tahun 2003 tentang Perbankan, Bank adalah Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Sedangkan berdasarkan pasal 1 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Bank didefinisikan sebagai berikut : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2.4.1. Jenis Bank

Berdasarkan pasal 5 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank berdasarkan undang-undang, yaitu :

1. Bank umum adalah : Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya terutama dalam memberikan kredit jangka pendek.

2. Bank Perkreditan Rakya adalah : Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.


(43)

2.4.2. Fungsi Pokok Bank

Bank sebagai lembaga perantara keuangan memberikan jasa - jasa keuangan baik kepada pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang memiliki dana bank - bank melakukan beberapa fungsi dasar sementara tetap menjalankan kegiatan rutinnya di bidang keuangan. Fungsi dasar dan bank dapat dilihat dan keterangan berikut. Bank memiliki fungsi pokok sebagai berikut ( Dahlan Siamat 2001 : 88) 1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam

kegiatan ekonomi. 2. Menciptakan uang

3. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat. 4. Menawarkan jasa - jasa keuangan lain.

5. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan intemasional.

6. Menyediakan pelayanan penyimpanan untuk barang - barang berharga. 7. Menyediakan jasa - jasa pengelolaan dana.

2.4.3. Fungsi Laporan Laba / Rugi

Berdasarkan Undang - Undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pasal 34, setiap bank diwajibkan menyampaikan laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan laba / rugi berdasarkan waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut Bambang Riyanto pengertian laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca ( Balance Sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan


(44)

laporan laba 1 rugI (Income Statement ) mencerminkan hasil - hasil yang dicapai dalam suatu periode tertentu biasanya meliputi periode 1 tahun.

Adapun pengertian dan neraca (Balance Sheet) adalah suatu gambaran dan laporan keuangan bank yang mengemukakan perbandingan yang seimbang antara harta benda, milik atau kekayaan bank dengan semua kewajiban, utang dan modalnya pada saat tertentu.

Dan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dan susunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang berguna dalam membuat keputusan bagi pihak - pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang disusun dan disajikan sebagai data tahunan kepada semua pihak yang berkepentingan pada hakekatnya mempunyai keterbatasan dalam memberikan gambaran tentang keadaan keuangan dan potensi laba. Untuk mengatasinya diperlukan suatu laporan untuk beberapa periode, yaitu dengan menyusun laporan keuangan yang diperbandingkan. Laporan keuangan mempunyai arti penting sebagai berikut:

1. Kepentingan masyarakat. 2. Kepentingan pemegang saham. 3. Kepentingan perpajakan 4. Kepentingan pemerintah 5. Karyawan


(45)

2.4.4. Dasar-dasar dari Struktur Korporasi

ada. Evolusi dan manajemen. Sebelum abad ke-20, banyak perusahaan kecil, keluarga yang dimiliki dan dikelola keluarga. Hari ini banyak konglomerat internasioal besar bahwa perdagangan umum pada satu atau global banyak pertukaran.

Dalam upaya untuk menciptakan sebuah perusahaan di mana kepentingan pemegang saham dirawat, banyak perusahaan telah menerapkan hirarki dua tingkat

perusahaan. Pada tingkat pertama adalah

ini dipilih oleh

manajemen atas: individu-individu dipekerjakan oleh dewan direksi

2.4.5. Direksi

.

Dipilih oleh pemegang saham, dewan direksi terdiri dari dua jenis perwakilan. Jenis pertama melibatkan individu dipilih dari dalam perusahaan. Ini bisa menjadi CEO, CFO, manajer atau orang lain yang bekerja untuk perusahaan setiap hari. Jenis lain dari perwakilan yang dipilih eksternal dan dianggap independen dari perusahaan. Peran dewan adalah untuk memantau para manajer korporasi, bertindak sebagai advokat bagi pemegang saham. Pada dasarnya, dewan direksi mencoba untuk memastikan bahwa kepentingan pemegang saham dilayani dengan baik.


(46)

a. Ketua - teknis pemimpin korporasi, ketua dewan bertanggung jawab untuk menjalankan papan lancar dan efektif. Nya tugas biasanya termasuk mempertahankan komunikasi yang kuat dengan pimpinan eksekutif dan eksekutif tingkat tinggi, merumuskan strategi bisnis perusahaan, yang mewakili manajemen dan dewan kepada masyarakat umum dan pemegang saham, dan menjaga integritas perusahaan. Sebuah ketua dipilih dari dewan direksi.

b.

tingkat tinggi yang disiapkan oleh manajemen atas, pelaksanaan dan pemantauan strategi bisnis, dan menyetujui inisiatif perusahaan inti dan proyek. Di dalam direksi baik pemegang saham atau manajemen tingkat tinggi dari dalam perusahaan. Di dalam direksi membantu menyediakan perspektif internal untuk anggota dewan lainnya. Individu-individu ini juga disebut sebagai direktur eksekutif jika mereka bagian dari tim manajemen perusahaan.

c.

di dalam menentukan arah strategis dan kebijakan perusahaan, direktur luar yang berbeda dalam bahwa mereka tidak secara langsung bagian dari tim manajemen. Tujuan memiliki direktur luar untuk memberikan perspektif objektif dan tidak memihak pada isu-isu dibawa ke dewan.


(47)

2.4.6. Tim Manajemen

Sebagai tingkat lain dari perusahaan, tim manajemen secara langsung bertanggung jawab untuk hari-hari operasi (dan keuntungan) dari perusahaan.

a. Chief Executive Officer (CEO) - Sebagai manajer atas, CEO biasanya bertanggung jawab atas seluruh operasi dari korporasi dan laporan langsung kepada ketua dan dewan direksi. Ini adalah tanggung jawab CEO untuk melaksanakan keputusan dan inisiatif dewan dan untuk menjaga kelancaran perusahaan, dengan bantuan dari manajemen senior. Seringkali, CEO juga akan ditunjuk sebagai presiden perusahaan dan karena itu juga menjadi salah satu direktur dalam pada papan (jika tidak ketua).

b. Kepala Operasi Officer (COO) - Bertanggung jawab untuk operasi perusahaan, para pemasaran, penjualan, produksi dan personil. Lebih dari tangan-CEO, COO terlihat setelah hari-hari sambil memberikan umpan balik kegiatan kepada CEO. COO sering disebut sebagai wakil presiden senior.

c. Kepala Petugas Keuangan (CFO) - Juga melaporkan langsung kepada CEO, CFO bertanggung jawab untuk menganalisis dan mengkaji data keuangan, laporan kinerja keuangan, menyiapkan anggaran dan pengeluaran pemantauan dan biaya. CFO diperlukan untuk menyajikan informasi ini kepada dewan direksi secara berkala dan memberikan informasi ini kepada para pemegang saham dan badan pengawas seperti Securities and Exchange Commission


(48)

(SEC). Juga biasanya disebut sebagai wakil presiden senior, CFO secara rutin memeriksa kesehatan keuangan korporasi dan integritas.

2.4.7. Konsep Dasar Strategi Korporasi

Ada empat komponen untuk tebentuknya struktur korporasi, yaitu tujuan yang akan dicapai, strategi yang akan dilakukan untuk mencapainya, taktik atau cara dimana sumber daya akan digunakan, dan sumber daya yang dimiliki. Dengan demikian strategi merupakan salah satu dari komponen penting struktur organisasi. Strategi akan menghubungkan antara means dan ends.

Strategi merupakan terminologi yang diambil dari militer. Strategi dalam militer pada awalnya dimaknai sebagai cara atau pendekatan yang dilakukan untuk dapat mengalahkan lawan. Strategi akan selalu terkait dengan taktik yaitu langkah-langkah untuk dapat menjalankan strategi secara lebih rinci. Dalam dunia bisnis saat ini, strategi merupakan suatu pendekatan untuk menggapai masa depan yang

1. Melibatkan proses menilai keadaan saat ini dan faktor-faktor yang harus diantisipasi terkait dengan pelanggan dan pesaing (sebagai lingkungan eksternal) dan keadaan perusahaan itu sendiri (sebagai lingkungan internal),

2. Proses envisioning peran baru ataupun peran yang lebih efektif agar lebih kreatif, dan Aligning kebijakan, pengalaman, praktek baik, dan sumberdaya untuk merealisasikan visi.

Sedangkan korporasi adalah salah satu bentuk organisasi bisnis, sebagai aktivitas komersial untuk memperoleh profit dengan menjalankan suatu aktivitas


(49)

yang menghasilkan barang atau jasa. Salah satu ciri umum korporasi adalah adanya pemisahan kemepilikan organisasi yang menyebabkan keterbatasan tanggung jawab dari pemilik. Hal ini juga dikarenakan dalam korporasi terjadi penerbitan saham yang mudah dipindahtangankan. Korporasi dapat menjalankan bisnisnya dengan produk tunggal maupun produk yang bermacam-macam, selain juga memungkinkan tempat beroperasi dan menjalankan layanan produksi yang luas di berbagai tempat.

Dalam persaingan antar korporasi, strategi merupakan suatu cara untuk menjadi berbeda dengan pesaing yang berarti korporasi harus mampu untuk menciptakan serangkaian aktivitas untuk dapat memberikan nilai yang unik bagi pengguna. Strategi merupakan perebutan posisi di mata pengguna melalui pemberian nilai yang berbeda dengan pesaing. Dengan demikian, strategi korporasi dapat diartikan sebagai pendekatan yang dilakukan oleh organisasi bisnis untuk dapat merealisasikan visinya sehingga mampu memberikan nilai kepada penggunanya secara berbeda dibanding pesaingnya.

2.5. Definisi Kinerja

Istilah kinerja atau performance atau prestasi kerja atau produktivitas kerja sering digunakan untuk menunjukkan kontribusi pegawai pada perusahaan. Lawler dan Porter dalam As’ad (2000;47) berpendapat bahwa kinerja merupakan “succesfull role achievement” yang diperoleh seseorang menurut ukuran yang berlaku pada pekerjaan yang bersangkutan.


(50)

Sedangkan Maier sebagaimana dikutip oleh Sumarsono (2004 ; 242 ) memberi batasan tentang kinerja sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Pendapat lainnya dari beberapa ahli tentang kinerja adalah sebagai berikut :

a. Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang diberikan (Cascio, 2005)

b. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donnelly, Gibson dan Ivancevich ; 1996)

c. Kinerja adalah kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn, Hunt,Osborn ; 1991)

Maier dalam As'ad (1991) memberikan batasan kinerja atau prestasi kerja sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler dan Poter (1968) menyatakan bahwa kinerja adalah kiat mencapai sukses (succesfull role achievement) yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya. Dari batasan tersebut As'ad (1991) menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.

Sedang Suprihanto dalam Srimulyo (1999) mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang


(51)

karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah di sepakati bersama.(Stoner dalam Sardjito dan Muthaher, 2007).

Vroom dalam As'ad (1991) menyebutkan tingkat sejauh mana keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut tingkat kinerja (level of performance). Biasanya orang yang level of performance-nya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, dan sebaliknya orang yang levelnya tidak mencapai standar dikatakan sebagai tidak produktif atau ber-performance rendah.

Menurut Munandar (2001, 288-289) , untuk mengukur kinerja atau unjuk kerja seorang pegawai digunakan 3 (tiga) macam ukuran, yaitu:

a. Hasil atau produk kerja

Jumlah produk atau keuntungan yang dihasilkan dianggap sebagai ukuran kinerja yang paling objektif karena dapat diukur secara kuantitatif. Namun demikian tidak banyak jenis pekerjaan yang hasil kerjanya dapat diukur secara cermat dan teliti. Untuk pengukurannya dikembangkan berbagai macam cara yang pada dasarnya ialah menetapkan indikator-indikator yang mewakili kuantitas dan kualitas, misalnya : productivity rating index, time based index, quality index. Usaha lain untuk menilai hasil kerja seseorang secara cermat dan teliti melalui upaya mengkuantifikasi hasil kerjanya dilakukan dalam bentuk penilaian kinerja dengan menggunakan sistem manajemen berdasarkan sasaran (Managament By Objective atau MBO).


(52)

b. Perilaku pekerjaan

Dasar pertimbangan untuk menggunakan perilaku pekerjaan dalam penilaian kinerja ialah bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya perilaku pekerjaan yang efektif yaitu perilaku yang mengarah kepada tercapainya hasil yang diharapkan dan perilaku yang tidak efektif atau bahkan yang justru menimbulkan kerugian.

c. Ciri-ciri kepribadian

Ciri-ciri kepribadian digunakan dalam penilaian kinerja Karena dianggap bahwa ciri-ciri kepribadian tersebut perlu dimiliki oleh pegawai yang melakukan pekerjaan tertentu agar dia dapat berhasil. Ciri-ciri kepribadian yang dianggap perlu dimiliki, misalnya : kepemimpinan, inisiatif, cermat, kestabilan emosi, dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa performance atau kinerja mempunyai arti sebagai suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

2.5.1. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Para pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu karyawan dengan karyawan lainnya yang berada di bawah pengawasannya. Walaupun karyawan-karyawan bekerja pada tempat yang sama namun produktifitas mereka tidaklah sama.


(53)

Produktivitas kerja pegawai adalah pegukuran hasil kerja yang diperoleh pegawai selama ia bekerja dengan menggunakan disiplin kerja yang dimilikinya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Untuk mencapai produktivitas kerja pegawai yang maksimal, maka struktur organisasi merupakan variabel penting sebab konsep struktur organisasi mengacu pada cara yang bagaimana departemen atau unit diatur di dalam suatu sistem, menggambarkan keterkaitan antara bagian- bagian, dan cara pengaturan posisi di dalam organisasi.

2.6. Kerangka Konsep

Umum nya, variabel dibagi atas 2 jenis, yaitu variabel kontinu (continous variable) dan variabel deskrit (descrete variable). Variabel dapat juga dibagi sebagai variabel dependen dan variabel bebas (Mohd Nazir Phd. / Metode Penelitian). Dalam hal terdapat hubungan antara dua variabel, misalnya antara variabel Y dan variabel X, maka jika variabel Y disebabkan oleh variabel X, maka variabel Y dinamakan variabel dependen dan variabel X adalah variabel bebas. Variabel bebas adalah

antecedent dan variabel dependen adalah konsekuensi. Variabel yang tergantung atas variabel lain dinamakan variabel dependen (Mohd Nazir Phd. / Metode Penelitian).

Dalam membuat model matematik, variabel biasanya dinyatakan dalam huruf. Misalnya dalam huruf Y, atau dalam huruf X, dan sebagainya. Y dan X ini adalah simbol.

Sesuai dengan judul penelitian tersebut diatas, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang harus diteliti, yaitu variabel X sebagai variabel independen


(54)

(X1 Struktur Organisasi meliputi Spesialisasi kegiatan kerja,X2 Standarisasi kegiatan

kerja, X3

Pegawai memiliki posisi sangat strategis dalam organisasi, artinya unsur manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas karena efektivitas organisasi ditentukan oleh pencapaian tujuan organisasi. Untuk mencapai produktivitas kerja pegawai yang maksimal, maka struktur organisasi merupakan variabel penting sebab konsep struktur organisasi mengacu pada cara yang bagaimana departemen atau unit diatur di dalam suatu sistem, menggambarkan keterkaitan antara bagian- bagian, dan cara pengaturan posisi di dalam organisasi. Untuk itu struktur organisasi mutlak harus dibuat dan diinformasikan secara jelas kepada semua pegawai, karena dengan struktur organisasi inilah dapat diketahui garis wewenang/tanggung jawab, membantu menjelaskan arti dan status dari bermacam- macam unit organisasi serta memperbaiki hubungan yang ada.

Koordinasi kegiatan kerja) dan variabel Y sebagai variabel dependen (Kinerja Pegawai Perusahaan).

Adapun penjelasan untuk setiap variabel dapat penulis jelaskan seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini :

1. Variabel Independen (Variabel X)

Variabel Independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya dan merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen(terikat). Data yang menjadi variabel bebas (Variabel X) adalah Struktur Organisasi.


(55)

2. Variabel Dependen (Variabel Y)

Variable Dependent atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Data yang menjadi variabel terikat (Variabel Y) adalah Kinerja Pegawai Perusahaan.

Gambar 4. Kerangka Konseptual

Variabel X

STRUKTUR ORGANISASI

Variabel X1

Spesialisasi Kegiatan Kerja

Spesifikasi Tugas Individual. Penyatuan Tugas Menjadi Satuan Kerja.

Variabel X2

Standardisasi Kegiatan Kerja

Prosedur Organisasi (S.O.P).

Variabel X3

Koordinasi Kegiatan Kerja

Prosedur Integrasi Fungsi Satuan Kerja.

Variabel Y

KINERJA


(56)

1. Variabel X (Struktur Organisasi

Struktur adalah sebuah bangunan yang terdiri dari unsur-unsur yang berhubungan satu sama lain di dalam sebuah kesatuan (Benny. H Hoed). Struktur adalah bagian yang mempunyai hubungan satu sama lain, atau bagaimana cara bagian itu dihubungkan. Struktur adalah salah satu sifat fundamental bagi setiap sistem.

)

2. Variabel X1

Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas – tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas – tugas tersebut menjadi satuan – satuan kerja. Spesialisasi mengakibatkan peningkatan kinerja, karena spesialisasi memungkinkan setiap pekerja mencapai keahlian di bidang tertentu sehingga dapat memberikan sumbangan secara maksimal pada kegiatan kearah tujuan.

(Spesialisasi Kegiatan Kerja)

3. Variabel X2

Merupakan prosedur – prosedur yang digunakan untuk menjamin terlaksananya kegiatan atau pekerjaan seperti yang direncanakan. Dengan adanya standardisasi kegiatan yang telah ditetapkan, maka pegawai merasa lebih mudah melaksanakan pekerjaannya guna mencapai tujuan organisasi yang hendak dicapai.


(57)

4. Variabel X3

Menunjukkan prosedur - prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi. Dengan adanya koordinasi yang dilaksanakan oleh setiap organisasi, maka ada kerjasama yang bias timbul, baik antara atasan dengan para pegawai, maupun pegawai dengan pegawai lainnya, guna menciptakan kondisi yang harmonis sehingga bisa mempercepat arah laju perkembangan organisasi tersebut.

(Koordinasi Kegiatan Kerja)

5.

Istilah kinerja atau performance atau prestasi kerja atau produktivitas kerja sering digunakan untuk menunjukkan kontribusi pegawai pada perusahaan. Lawler dan Porter dalam As’ad (2000;47) berpendapat bahwa kinerja merupakan “succesfull role achievement” yang diperoleh seseorang menurut ukuran yang berlaku pada pekerjaan yang bersangkutan.

Variabel Y (Kinerja)

2.7. Hipotesis

Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah


(58)

keterangan sementara dari hubungan fenomema-fenomena yang kompleks,(Mohd Nazir Phd. / Metode Penelitian).

Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan Adanya Hubungan yang Signifikan Antara Struktur Organisasi Dengan Kinerja Pegawai Perusahaan PT. Bank Bukopin Tbk. (Cab.Gajah Mada), Medan.


(59)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif-Deduktif, yang mana merupakan menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif. Deduksi merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-alasan yang diajukan berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan kesimpulan dengan cara deduksi didasari oleh alasan-alasan yang benar dan valid. Proses pengambilan kesimpulan berdasarkan alasan-alasan yang valid atau dengan menguji hipotesis dengan menggunakan data empiris disebut proses deduksi (deduction) dan metodenya disebut metode deduktif (deductive method) dan penelitiannya disebut penelitian deduktif (deductive research). Proses deduksi selalu digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif (scientific) Bertujuan untuk menganalisis hubungan struktur organisasi dengan kinerja pegawai perusahaan PT. Bukopin Tbk. (Cab.Gajah Mada), Medan.


(60)

3.2. Definisi Konsep

1. Spesialisasi kegiatan kerja berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi).

2. Standardisasi kegiatan kerja, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.

3. Koordinasi kegiatan kerja, menunjukan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi perusahaan.

3.3. Operasionalisasi Variabel

Untuk mengukur variabel penelitian, maka masing-masing variabel yang digunakan dioperasionalisasikan sebagai berikut:

Variabel X Variabel Y

Kinerja Pegawai Perusahaan PT. Bank Bukopin Tbk. (Cab.Gajah Mada), Medan. Struktur Organisasi

X1. Spesialisasi kegiatan kerja.

X2. Standarisasi kegiatan kerja.


(61)

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1. Populasi Penelitian

Populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada Perusahaan Bank Bukopin Cab. Gajah Mada, Medan. Yang berjumlah 50 orang, karena sedikitnya jumlah populasi, maka penulis menggunakan metode Total Sampling yakni seluruh pegawai. Karena sampel yang besar cenderung memberikan atau lebih mendekati nilai sesungguhnya terhadap populasi atau dapat dikatakan semakin kecil pula kesalahan (penyimpangan terhadap nilai populasi).


(62)

Tabel 1.

NO.

Jumlah Populasi Yang Menjadi Sampel

POS BAGIAN UKURAN POPULASI

1 Legal 2

2 Relation Officer 3

3 BPK 1

4 A/O Swamitra 2

5 Pengendali Ops Swamitra 2

6 Account Officer 3

7 SDM 1

8 Officer Pelayanan 2

9 Officer Operasi 1

10 Teller 4

11 Deposito 2

12 Customer Service 4

13 Sundries 2

14 Kliring 3

15 Transfer / Inkaso 2

16 Operator 2

17 Payment Point 1

18 Internal Kontrol 2

19 BCS 2

20 TI 1

21 Sarlog 2

22 Driver 3

23 Security 3

JUMLAH 50 Orang

3.4.2. Sampel Penelitian

Sumber Data: Bank Bukopin, Cab. Gajah Mada

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dianggap dapat mewakili dari populasi tersebut. Untuk menentukan besarnya sampel menurut Arikunto (2002: 112) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitan populasi. Jika subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15 % atau


(63)

20-25 %. Dalam penelitian ini digunakan sampel dari semua populasi, yaitu sebanyak 50 pegawai, (Total Sampling).

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan:

1. Pengisian instrumen penelitian data primer diperoleh dari responden yaitu, pegawai yang bekerja pada perusahaan PT. Bank Bukopin Tbk. Cab. Gajah Mada, Medan, dengan cara pengisian kuesioner penelitian.

2. Data sekunder diperoleh dari Perusahaan PT. Bank Bukopin Tbk. Cab. Gajah Mada, berupa dokumen, profil perusahaan, dan data-data kepustakaan sebagai penunjang penelitian serta mencari landasan teori yang mendukung penelitian ini.

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner, yakni sejumlah daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang mendasarkan dari laporan tentang diri sendiri (self report) atau pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi subyek atau informasi yang diteliti, Asyari (1983;94). Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data deskriptif guna menguji hipotesis. Untuk memperoleh data tersebut digunakan kuesioner yang bersifat tertutup yaitu pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa hingga responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatife saja atau kepada satu jawaban


(64)

saja Nasir (1988: 250). Dimana variabel X untuk struktur organisasi (Spesialisasi kegiatan kerja, Koordinasi kegiatan kerja, Standarisasi kegiatan kerja) dan variabel Y adalah (Kinerja). Dengan 10 pertanyaan dan total nilai adalah 10. Jawaban “benar” diberi skor 1 yang “salah” skor 0 kemudian dikategorikan:

a. Baik, jika jumlah skor nilai yang didapat bernilai 6-10. b. Tidak Baik, jika jumlah skor nilai yang di dapat 0-5.

3.7. Metode Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan komputer menggunakan program SPSS for window release 18.

1. Univariat

Unit ini digunakan mendeskripsikan frekuensi dari masing-masing variabel terikat melalui persentase dari distribusi frekuensi.

2. Bivariat

Analisis ini digunakan mencari hubungan dan meneliti hubungan antara dua variabel berbentuk nominal. Maka data analisis diuji dengan menggunakan uji statistik chi square.

3.8. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Perusahaan PT. Bank Bukopin Tbk, Cab. Gajah Mada, Medan.


(65)

3.9. Waktu Penelitian


(1)

1. Adanya hubungan yang signifikan antara spesialisasi kegiatan kerja dengan kinerja pegawai pada perusahaan Bank Bukopin (Cab. Gajah Mada) Medan. Spesialisasi mengakibatkan peningkatan kinerja, karena spesialisasi memungkinkan setiap pekerja mencapai keahlian di bidang tertentu sehingga dapat memberikan sumbangan secara maksimal pada kegiatan kearah tujuan. 2. Adanya hubungan yang signifikan antara standardisasi kegiatan kerja dengan

kinerja pegawai pada perusahaan Bank Bukopin (Cab. Gajah Mada) Medan. dengan adanya standardisasi kegiatan yang telah ditetapkan, maka pegawai merasa lebih mudah melaksanakan pekerjaannya guna mencapai tujuan organisasi yang hendak dicapai.

3. Adanya hubungan yang signifikan antara koordinasi kegiatan kerja dengan kinerja pegawai pada perusahaan Bank Bukopin (Cab. Gajah Mada) Medan. Koordinasi yang dilaksanakan oleh setiap organisasi, maka ada kerjasama yang bias timbul, baik antara atasan dengan para pegawai, maupun pegawai dengan pegawai lainnya, guna menciptakan kondisi yang harmonis sehingga bisa mempercepat arah laju perkembangan organisasi tersebut.

5.2. Saran

1. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan bahwa penulis menyarankan kepada top manajemen sebagai pemegang kendali yang menjalankan struktur organisasi tersebut agar teliti dalam menjalankan dan mengatur suatu bagan struktur organisasi tersebut sehingga dapat berjalan dengan baik dan


(2)

menciptakan suatu spesialisasi kegiatan kerja yang baik, standarisasi kegiatan kerja yang baik, dan koordinasi kegiatan kerja yang baik sehingga tercipta lah kinerja pegawai (successfull role achievement) yang dapat meningkatkan laba perusahaan (profit oriented) dan tercapainya visi misi.

2. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan bahwa penulis menyarankan Penetapan manusia sebagai individu yang berinteraksi dalam struktur ini ialah yang memiliki spesialisasi kegiatan kerja, standardisasi kegiatan kerja, dan koordinasi kegiatan kerja sebaiknya ditetapkan/ditempatkan pada pos yang tepat.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Andri Kristanto. 2007. Perancangan Sistem Informasi Dan Aplikasinya. Buku:

Penerbit Gava Media. Klaten.

Arikunto, S. 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta: PT Rineka Cipta 1998. Cet. Ke 12.

Armstrong, Michael & Baron. A 1998. Performance Management: The New Realities, Institute of Personel and Development, New York.

Asyari Sapari, Imam (1983). Metodelogi Penelitian Sosial, Surabaya: Usaha Nasional.

As’ad, M., 2000, Ilmu Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Liberty.

As’ad, Moh., 1991. Psikologi Industri. Ed 4, Yogyakarta: Liberti

Bailey, J. Schermerhorn, J. Hunt, J. Osborn, R. (1991), Managing Organizational Behavior, 2nd edition, New York, John Wiley & Sons.

Cascio, Wayne F. (2005), Managing Human Resources : Productivity, Quality of Work Life, Profits, 7th edition, Mc-Graw Hill.

Gibson, Ivancevich, and Donnely (1996), Organisasi : Struktur, Perilaku, Proses (terjemahan Bahasa Indonesia), edisi ke-8, Jakarta, Erlangga.

Gibson, James L., Ivancevich, John M., Donnely James H. Jr. 1996 Organisasi Perilaku Struktur Proses, 8th ed, Bandung,Binarupa Aksara.

Gibson, James L., Ivancevich, John M., Donnely James H. Jr., terjemahan Djoerdan Wahid, 1989, Organization 5th ed,Jakarta,Erlangga.

Hitt, Michael A.R. Duane Ireland, Robert E. Hoskisson. Manajemen Strategis,Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi Jakarta: Erlangga 1996.

Ivancevich, J.M., Matteson, M.Tl, 1987, Organizational Behavior and Management, Business Publications Inc., Texas).


(4)

Ivancevich Gibson, 1996. Organisasi Perilaku Struktur Proses. Binarupa Aksara.Jakarta.

Keban, 1995. Isu dan Kebijakan Perkotaan Daerah, Edisi Revisi , Jakarta, Penerbit MAP UGM Djogjakarta.

Kountur, Ronny D.M.S., Ph.D. (2007), Metode Penelitian, Edisi Revisi , Jakarta, Penerbit PPM.

Labich. K. (1993), The New Unemployed, Fortune, (Maret):43

Moh. Nazir, Ph. D Metode Penelitian, Cetakan kelima, Agustus 2003 Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Miftah Thoha Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. /Miftah Thoha_ Ed. 1-19-Jakarta: Rajawali Pers, 2009

Muhammad F, Husein F. 2004. Keterkaitan Faktor-Faktor Organisasional, Individual, Konflik Peran, Perilaku Etis dan Kepuasan Kerja Akuntan Manajemen. Makalah Simposium Dwi Tahunan J-AME-R. Yogyakarta

Munandar, M. 2001,. Budgeting, Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Osborn 1991. Managing Organizational Behavior. 4th. Ed. John Wiley & Sons. Osborne, David, Ted Gabbler, 1996. Reinventing Government. CV. Teruna

Grafika.

Robbin, Stephen P. (1994), Organization Theory : Structure, Design and Applications : edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, Penerbit Arcan.

Sarwono, Jonathan (2006), AnalisisData Penelitian Menggunakan SPSS, Yogyakarta, Penerbit ANDI.

Soekanto, (1983), Manajemen Proyek. BPFE Yogyakarta.

Srimulyo, 1999 Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Terhadap Kinerja.


(5)

Jakarta, Penerbit Erlangga.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.

Sumarsono, Sonny HM.2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu. Stoner, James AF.(1992), Management : edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, Penerbit

Erlangga.

Suparmoko M. Metode Penelitian Praktis (untuk ilmu-ilmu sosial dan ekonomi),Edisi Revisi BPFE Yogyakarta 1998.

Talizudhu Ndraha. Budaya Organisasi, diterbitkan oleh PT. Rineka Cipta, Jakarta isbn: 979-518-705-8

Wagner III, John A., Hollenbeck, John R, 1992, Management of Organizational

Behavior, Englewood S Cliffs, New Jersey, Pretice Hall, Inc

Widjaja. 1987. Etika Administrasi Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Winardi. 2003. Teori Organisasi Dan pengorganisasian.Jakrata: PT Raja Grafindo Persada.

Penelusuran Internet:

Penelusuran Internet: Metodologi Penelitian Bisnis.

Penelusuran Internet: Memahami Perilaku Organisasi.

Penelusuran Internet: Struktur Organisasi serta 4 Elemen.

Penelusuran Internet: Definisi Organisasi.


(6)

Thesis:

Thesis: Gultom, Marice (2000), Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Pegawai. BNI LBE Kramat. Hatta.

Lenta, N Pangaribuan, Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai.