3. Pngeluaran yang tidak self liquiditing maupun yang tidak reproduktif yaitu pengeluaran yang langsung menambah kegembiraan dan kesejahteraan masyarakat.
Misalnya untuk bidang-bidang rekreasi, pendirian monumen, objek-objek tourisme dan sebagainya.
4. Pengeluaran yang secara langsung tidak produktif dan merupakan pemborosan. Misalnya untuk pembiayaan pertahananperang meskipun pada saat pengeluaran
terjadi penghasilan perorangan yang menerimanya akan naik. 5. Pengeluaran yang merupakan penghematan di masa yang akan datang. Misalnya
pengeluaran untuk anak-anak yatim piatu. Jika hal ini tidak dijalankan sekarang maka kebutuhan pemeliharaan bagi mereka di masa mendatang pada waktu usia
lanjut pasti akan lebih besar
Selain itu ada tiga pos utama pada sisi pengeluaran yaitu : 1. Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa
2. Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawainya 3. Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran transfer transfer payment
2.3.2 Teori Pengeluaran Pemerintah
Rostow dan Musgrave 2003 mengembangkan teori yang menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dan tahap-tahap pembangunan ekonomi. Pada
tahap awal perkembangan ekonomi persentase investasi pemerintah terhadap total investasi besar sebab pemerintah harus menyediakan prasarana seperti pendidikan,
kesehatan, prasarana transportasi, dan sebagainya.Tahap menengah investasi pemerintah mulai menurun sedangkan investasi swasta sudah semakin membesar. Akan tetapi
Universitas Sumatera Utara
peranan pemerintah dalam menyediakan barang dan jasa publik masih sangat diperlukan. Pada tahap lanjut aktifitas pemerintah beralih dari penyediaan prasarana ke
pengeluaran untuk aktifitas sosial sepeti program kesejahteraan hari tua dan program pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Wagner dan Hyman 2005 mengembangkan teori dimana perkembangan persentase pengeluaran pemerintah yang semakin besar terhadap Produk Domestik
Bruto. Dalam suatu perekonmian, apabila pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah akan meningkat terutama pengeluaran pemerintah untuk
mengatur hubungan dalam masyarakat seperti hukum, pendidikan, kebudayaan, dan
sebagainya.
Landau mencoba untuk melihat hubungan antara investasi di bidang pendidikan dan kesehatan berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi di 84 negara non
komunis yang dikategorikan sedang membangun. Landau menemukan bahwa ada pengaruh nyata antara peningkatan tingkat pendidikan yang diukur dari rata-rata lama
sekolah dai SD, SMP, dan SMA dan peningkatan derajat kesehatan yang diukur dari usia harapan hidup dengan laju pertumbuhan ekonomi.
Teori Rodenstein-Rodan memberi tekanan pada pembangunan pada semua sektor ekonomi agar tercapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Untuk ini diperlukan
suatu kerangka teori yang komprehensif tentang proses pembangunan tersebut. Kerangka analistis yang memenuhi karakteristik pembangunan sebagai proses yang
holistik ini diberikan oleh para pakar a.l. Garry Jacobs, Harlan Cleveland, dan Robert MacFalane daei International Center for Peace and Development dalam bentuk”teori
pembangunan sosial.”
Universitas Sumatera Utara
Beberapa pokok pikiran dari teori pembangunan sosial ini adalah sebagai berikut: 1.
Proses pembangunan terjadi oleh terciptanya tingkat organisasi yang semakin tinggi dalam masyarakat yang memungkinkan dihasilkannya kegiatan yang lebih
besar dengan menggunakan energi sosial secara lebih efisien; 2.
Masyarakat berkembang dengan mengorganisir segala pengetahuan, energi manusia serta sumber daya materiil yang dimiliki masyarakat tersebut untuk
mencapai aspirasinya; 3.
Pembangunan memerlukan empat jenis infrastruktur dan sumber daya resources, yaitu yang fisik, sosial, mental dan psikologis. Hanya yang fisik ketersediaannya
terbatas; 4.
Paling penting dalam proses pembangunan ini adalah menusia yang dengan kemampuan berpikirnya yang semakin meningkat dapat menciptakan sumber daya
yang dibutuhkan untuk pembangunan. Penetrapan dari intelegensia manusialah yang dapat merubah suatu sumber daya alam substance menjadi suatu sumber
daya ekonomi resource. Karenanya kemampuan berpikir manusia merupakan sumber daya yang paling utama.
Menurut teori pembangunan sosial ini, hakekat dari pembangunan adalah pembangunan manusia itu sendiri. Terus meningkatnya kemampuan manusia untuk
membentuk conceive, mendesain, merencanakan, mengalokasikan, mensistemasir, menstandardisir, mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai kegiatan, sistem,
organisasi serta pengetahuan, kedalam suatu tatanan produksi yang lebih luas dan lebih rumit, merupakan penyebab utama dari terjadinya proses pembangunan sosial.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Akibat Ekonomis dari Pengeluaran Pemerintah