Untuk ukuran absolut apabila tingkat pendapatan yang diperoleh oleh seseorang atau penduduk terlalu kecil, maka mereka dapat dikatakan miskin. Dalam keadaan
seperti ini banyak tolak ukur kebijaksanaan sangat sulit untuk menjangkau mereka. Kemiskinan dapat pula bersifat mutlak atau nisbi.
Kemiskinan bersifat mutlak apabila seseorang atau suatu penduduk tidak dapat memenuhi kebutuhan fisiknya secara layak seperti pangan, pakaian, dan rumah.
Sedangkan kemiskinan yang bersifat nisbi yaitu seseorang atau penduduk yang telah memiliki pekerjaan dan penghidupan yang layak tetapi masih dikatakan miskin karena
seseorang atau penduduk tersebut berada di lingkungan orang-orang yang memiliki pendapatan yang lebih besar lagi. Di negara sedang berkembang banyak terdapat
kemiskinan mutlak dimana sebagian besar penduduk di negara-negara tersebut yang benar-benar miskin dan kelaparan seperti di Sudan, Etiophia, dll. Sedangkan di negara-
negara maju terdapat juga masyarakat yang miskin tetapi sebagian besar adalah kemiskinan nisbi.
2.4.2. Pembangunan dan Kemiskinan
Membaiknya indikator-indikator makroekonomi diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap masalah pengangguran, kualitas hidup, terutama kemiskinan
yang menjadi issue penting dan terus mendapatkan perhatian serius dari setiap penyelenggara pemerintah. Pembangunan ekonomi berkaitan erat dengan masalah
kemiskinan. Sebab tujuan utama dari pembangunan adlah menigkatkan kemakmuran masyarakat atau pemerataan kesejahteraan. Dengan kata lain pembangunan bertujuan
untuk mengurangi tingkat kemiskinan.
Universitas Sumatera Utara
Masalah pokok yang dihadapi oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah kemiskinan dan keterbelakangan dari sebagian besar penduduk pedesaan.
Keadaan ini ditandai oleh : a. Pendapatan yang rendah
b. Terdapatnya kesenjangan antara golongan kaya dengan golongan miskin dalam usaha-usaha pembangunan sehingga disinyalir kondisi-kondisi tersebut kurang
menguntungkan dalam mempercepat laju pembangunan. Kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang pada umumnya melanda
penduduk yang tinggal di pedesaan. Salah satu golongan miskin di pedesaan adalah mereka yang termasuk kategori petani kecil, bertempat tinggal di daerah yang terisolasi,
dan memiliki lahan pertanian yang tidak luas sehingga dalam usaha menigkatkan taraf hidupnya sangat sulit untuk dicapai.
Dari waktu ke waktu banyak jumlah penduduk miskin yang berasal dari pedesaan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Namun kenyataannya
mereka banyak bekerja di sektor informal seperti pedagang kaki lima, pedagang asongan, pemulung, gelandangan dan sebagainya sehingga mereka tetap tergolong
sebagai penduduk miskin
2.4.3. Karakteristik Ekonomi Kelompok Penduduk Miskin
Perpaduan tingkat pendapatan perkapita yang rendah dan distribusi pendapatan yang tidak merata akan menghasilkan kemiskinan absolut yang parah. Jelaslah untuk
setiap distribusi pendapatan apabila semakin tinggi tingkat pendapatan perkapita maka semakin rendah jumlah penduduk miskin yang mengalami kemiskinan absolut. Tetapi
Universitas Sumatera Utara
dengan tingginya pendapatan perkapita bukan merupakan suatu jaminan bahwa tingkat kemiskinan itu akan semakin rendah.
Oleh karena itu pemahaman mengenai sifat distribusi pendapatan berdasarkan ukuran atau besarnya pendapatan per-orang adalah pusat dari setiap kegiatan dalam
menganalisis permasalahan kemiskinan di sejumlah negara yang pendapatannya rendah, tetapi tidak cukup hanya dengan membuat gambaran yang meliputi ruang lingkup yang
luas mengenai kemiskinan, tetapi juga perlu diketahui siapa-siapa dan bagaimana ciri- ciri ekonominya.
A. Kemiskinan di Pedesaan
Suatu generalisasi anggapan sederhana yang valid mengenai penduduk miskin adalah bahwa mereka pada umumnya bertempat tinggal di daerah pedesaan sengan mata
pencaharian pokok di bidang pertanian dan kegiatan lainnya yang berhubungan erat dengan sektor tradisional. Mereka juga sering dikonsentrasikan kepada kelompok etnis
minoritas dan penduduk pribumi. Data-data dari berbagai negara dunia ketiga ternyata turut menunjang
generalisasi ini. Sebagai contoh telah diketahui sejak lama bahwa banyak penduduk miskin di negara berkembang masih menggantungkan hidup mereka dari pola pertanian
subsisten, baik sebagai petani kecil atau buruh tani yang berpenghailan rendah. Selanjutnya sisa dari penduduk miskin tersebut kebanyakan juga tinggal di pedesaan dan
mereka semata-mata mengandalkan hidupnya dari usaha jasa kecil-kecilan dan sebagian lagi bertempat tinggal di daerah-daerah sekitar atau pinggiran kota, perkampungan
kumuh di pusat kota dengan berbagai macam mata pencarian seperti penyapu jalan, pedagang asongan, kuli kasar, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Aspek penting lain yang perlu diperhatikan dalam masalah konsentrasi kemiskinan di negara berkembang adalah perhatian pemerintah justru sebagian besar
lebih mengarah ke daerah perkotaan dan berbagai sektor industri modern dan komersial. Sementara investasi pemerintah di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, dan
pelayanan masyarakat di pedesaan justru tidak memadai
B. Kaum Wanita dan Kemiskinan
Generalisasi berikutnya tentang kemiskinan, bahwa kemiskinan banyak diderita oleh kaum wanita diamana lebih dari 70 penduduk miskin di dunia adalah kaum
wanita. Jika dibandingkan standard hidup penduduk termiskin di berbagai dunia ketiga akan terungkap fakta bahwa di semua tempat yang paling menderita adalh kaum wanita
dan anak-anak baik penderitaandai segi kekurangan gizi maupun paling sedikit menerima pelayanan kesehatan, air bersih, sanitasi, dan berbagai bentuk jasa sosial
lainnya. Banyaknya wanita dengan rendahnya kesempatan dan kapasitas mereka dalam
mencetak pendapatan sendiri serta terbatasnya kontrol mereka terhadap penghasilan suami merupakan sebab-sebab pokok fenomena yang sangat memprihatinkan tersebut.
Selain itu akses kaum wanita juga sangat terbatas untuk memperoleh kesempatan menikmati pendidikan, pekerjaan yang layak di sektor formal, tunjangan-tunjangan
sosial, dan program-program penciptaan lapangan kerja yang dicanangkan oleh pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Konsep Ukuran Kemiskinan
Banyak defenisi yang menjelaskan tentang ukuran kemiskinan. Permasalahannya adalah sulitnya menentukan tingkat hidup minimum karena tingkat hidup tersebut
berbeda dari suatu negara ke negara lain dan dari suatu daerah ke daerah lain dalam satu negara yang sama. Oleh karena itu para ahli ekonomi membuat perkiraan-perkiraan
serba konservatif atau sederhana tentang kemiskinan dunia dalam rangka menghindari perkiraan-perkiraan yang berlebihan. Adapun perkiraan itu sendiri didasarkan pada
metodologi umum yang sudah populer dengan sebutan garis kemiskinan yang pada dasarnya adalah standard minimum yang diperlukan oleh individu untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya. Bank Dunia menetapkan bahwa :
1. orang yang hidup dengan pendapatan kurang dari U 1hari dikategorikan sangat miskin
2. orang yang hidup dengan pendapatan kurang dari U 2hari di kategorikan penduduk miskin
Berdasarkan standard tersebut 21 dari penduduk dunia berada dalam keadaan sangat miskin dan lebih dari setengah penduduk dunia masuk kedalam kategori miskin
pada tahun 2001. Untuk Indonesia, Bank Dunia mengikuti ukuran garis kemiskinan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik yakni kebutuhan makanan minimum sebanyak
2100 kaloriorang setiap hari.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang harus dilakukan dalam mengumpulkan suatu informasi guna memecahkan masalh dan menguji hipotesis dari
suatu peneletian.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganilsis faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Deli Serdang. Faktor-faktor
itu antara lain : 1. PDRB
2. Pengeluaran pemerintah 3. Jumlah penduduk miskin
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder data yang diperoleh dengan mencatat langsung dari publikasi resmi dalam bentuk buku, laporan, dan yang ada
kaitannya dengan penelitian ini. Sumber data adalah data kuantitatif dalam bentuk data berkala time series
dalam kurun waktu dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2007 tahunan yang bersumber dari instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik BPS Sumatera Utara dan
BPS Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara