dengan tingginya pendapatan perkapita bukan merupakan suatu jaminan bahwa tingkat kemiskinan itu akan semakin rendah.
Oleh karena itu pemahaman mengenai sifat distribusi pendapatan berdasarkan ukuran atau besarnya pendapatan per-orang adalah pusat dari setiap kegiatan dalam
menganalisis permasalahan kemiskinan di sejumlah negara yang pendapatannya rendah, tetapi tidak cukup hanya dengan membuat gambaran yang meliputi ruang lingkup yang
luas mengenai kemiskinan, tetapi juga perlu diketahui siapa-siapa dan bagaimana ciri- ciri ekonominya.
A. Kemiskinan di Pedesaan
Suatu generalisasi anggapan sederhana yang valid mengenai penduduk miskin adalah bahwa mereka pada umumnya bertempat tinggal di daerah pedesaan sengan mata
pencaharian pokok di bidang pertanian dan kegiatan lainnya yang berhubungan erat dengan sektor tradisional. Mereka juga sering dikonsentrasikan kepada kelompok etnis
minoritas dan penduduk pribumi. Data-data dari berbagai negara dunia ketiga ternyata turut menunjang
generalisasi ini. Sebagai contoh telah diketahui sejak lama bahwa banyak penduduk miskin di negara berkembang masih menggantungkan hidup mereka dari pola pertanian
subsisten, baik sebagai petani kecil atau buruh tani yang berpenghailan rendah. Selanjutnya sisa dari penduduk miskin tersebut kebanyakan juga tinggal di pedesaan dan
mereka semata-mata mengandalkan hidupnya dari usaha jasa kecil-kecilan dan sebagian lagi bertempat tinggal di daerah-daerah sekitar atau pinggiran kota, perkampungan
kumuh di pusat kota dengan berbagai macam mata pencarian seperti penyapu jalan, pedagang asongan, kuli kasar, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Aspek penting lain yang perlu diperhatikan dalam masalah konsentrasi kemiskinan di negara berkembang adalah perhatian pemerintah justru sebagian besar
lebih mengarah ke daerah perkotaan dan berbagai sektor industri modern dan komersial. Sementara investasi pemerintah di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, dan
pelayanan masyarakat di pedesaan justru tidak memadai
B. Kaum Wanita dan Kemiskinan
Generalisasi berikutnya tentang kemiskinan, bahwa kemiskinan banyak diderita oleh kaum wanita diamana lebih dari 70 penduduk miskin di dunia adalah kaum
wanita. Jika dibandingkan standard hidup penduduk termiskin di berbagai dunia ketiga akan terungkap fakta bahwa di semua tempat yang paling menderita adalh kaum wanita
dan anak-anak baik penderitaandai segi kekurangan gizi maupun paling sedikit menerima pelayanan kesehatan, air bersih, sanitasi, dan berbagai bentuk jasa sosial
lainnya. Banyaknya wanita dengan rendahnya kesempatan dan kapasitas mereka dalam
mencetak pendapatan sendiri serta terbatasnya kontrol mereka terhadap penghasilan suami merupakan sebab-sebab pokok fenomena yang sangat memprihatinkan tersebut.
Selain itu akses kaum wanita juga sangat terbatas untuk memperoleh kesempatan menikmati pendidikan, pekerjaan yang layak di sektor formal, tunjangan-tunjangan
sosial, dan program-program penciptaan lapangan kerja yang dicanangkan oleh pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Konsep Ukuran Kemiskinan