sebesar 13,61 persen, sektor pertambangan dan pengalian sebesar 9,98 persen, sedangkan sektor pertanian menyumbang sebesar 8,32 persen
Tabel 4.1.2. Tingkat Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Berdasarkan Harga Konstan di Kabupaten Deli Serdang
Milyar Rupiah Tahun
PDRB Harga Konstan
1998 2848752.99
1999 3271281.23
2000 4039115.95
2001 8906440.53
2002 8071259.06
2003 9102886.70
2004 10037638.43
2005 10785182.31
2006 11507509.50
2007 14488213.72
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara, Deli Serdang dalam Angka
4.1.3. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah di Kabupaten Deli Serdang
Pengeluaran Pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa,
pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut.
Pengeluaran pemerintah dapat dipakai sebagai indikator besarnya kegiatan yang dibiayai oleh pengeluaran pemerintah itu. Semakin besar dan banyak kegiatan
pemerintah semakin besar pula pengeluaran yang harus dilakukan oleh pemerintah yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menurut dua klasifikasi yaitu :
1. Pengeluaran rutin yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan atau penyelenggaraan roda pemerintahan sehari-hari meliputi belanja pegawai, belanja barang, berbagai macam
subsidisubsidi daerah dan harga barang angsuran dan bunga utang pemerintah, serta jumlah pengeluaran lain. Anggaran belanja rutin memegang peranan yang
penting untuk menunjang kelancaran mekanisme sistem pemerintahan serta upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas yang pada gilirannya akan menunjang
tercapainya sasaran dan tujuan setiap tahap pembangunan. 2. Pengeluaran Pembangunan yaitu pengeluaran yang bersifat menambah modal
masyarakat dalam bentuk pembangunan baik prasarana dan non fisik. Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran yang bertujuan untuk membiayai program-
program pembangunan sehingga anggarannya selalu disesuaikan dengan dana yang berhasil dimobilisasi
Tabel 4.1.3.
Besarnya Tingkat Pengeluaran Pemerintah di Kabupaten Deli Serdang
Milyar Rupiah Tahun
Pengeluaran Pemerintah
1998 307754814
1999 117809930
2000 310411060
2001 876978946
2002 808851623
2003 920514370
2004 1107312600
2005 1615192756
2006 1823074696
2007 1968026801
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara, Deli Serdang dalam Angka
Universitas Sumatera Utara
4.1.4. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Deli Serdang
Saat ini kemiskinan menjadi perhatian yang sangat besar dan pemecahan permasalahannya menjadi agenda utama pembangunan Indonesia. Negara ini
dihadapkan pada bayang-bayang peningkatan jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun sehingga berdampak juga terhadap berbagai daerah di negeri ini khususnya
wilayah Kabupaten Deli Serdang. Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang kompleks sehingga penyebab kenaikan jumlah penduduk miskin sesungguhnya sangat
banyak dan bermacam-macam. Penyebab paling utama yang dapat melanda negeri ini adalah kenaikan harga beras, kenaikan BBM terutama harga minyak tanah dan harga
sembako lainnya. Tingkat kinerja penanggulangan kemiskinan di Indonesia dan beberapa daerah
lainnya khususnya Deli Serdang masih belum optimal. Koordinasi dalam hal pendataan, pendanaan dan kelembagaan masih lemah. Kelemahan yang dialami sangat dirasakan
pada koordinasi antar program penanggulangan kemiskinan diantara instansi baik pusat maupun daerah begitu juga dengan integrasi program pada tahap perencanaan,
sinkronisasi program pada tahap pelaksanaan, serta sinergi antar pelaku pemerintah, dunia usaha, masyarakat madani dalam penyelenggaraan keseluruhan upaya
penanggulangan kemiskinan. Penanggulangan kemiskinan strategi besar yang bersifat holistik dengan program
yang saling mendukung satu dengan lainnya sehingga upaya pemahaman terhadap penyebab kemiskinan perlu dilakukan dengan baik. Adapun yang menjadi elemen utama
dalam strategi besar tersebut adalah pendekatan people driven dimana rakyat akan menjadi aktor penting dalam setiap formulasi kebijakan dan pengambilan keputusan
politis. Untuk menyukseskan hal itu diperlukan pelaksanaan perubahan paradigma yang
Universitas Sumatera Utara
mendefinisi peran pemerintah yang lebih memberi otonomi pada rakyat, adanya transformasi kelembagaan dari yang bersifat reprensif menjadi representatif, dan
transparansi penyelenggaraan pemerintah.
Tabel 4.1.4. Jumlah Penduduk Miskin
Kabupaten Deli Serdang Ribu Jiwa
TAHUN Jumlah Penduduk
Miskin
1998 125027
1999 301650
2000 277009
2001 137074
2002 199023
2003 170608
2004 165572
2005 102815
2006 98622
2007 94300
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara, Deli Serdang dalam Angka 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
Analisis regresi merupakan metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan persamaan antar variabel. Untuk menganalisis pengaruh PDRB, Pengeluaran
Pemerintah, dan Jumlah Penduduk Miskin terhadap Indeks Pembangunan Manusia digunakan analisa regresi linier berganda dimana variabel terikat dependent variable
adalah Indeks Pembangunan Manusia periode 1998-2007. Sedangkan variabel bebas independent variable adalah PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Jumlah Penduduk
Miskin periode 1998-2007.
Universitas Sumatera Utara
Model estimasi persamaanya adalah sebagai berikut :
Y = a + bLogPDRB
t-1
+ cLogPP + dLogJPM
+ μ Dimana :
Y = Indeks Pembangunan Manusia
PDRB
t-1
= Produk Domestik Regional Bruto tahun sebelumnya Milyar Rupiah PP
= Pengeluaran Pemerintah Milyar Rupiah JPM
= Jumlah Penduduk Miskin Ribu Jiwa a
= Intercept konstanta b, c, d
= koefisien regresi μ
= Term of Error Berdasarkan regresi linier berganda dengan bantuan program komputer Eviews
5.1 dengan metode Ordinary Least Square OLS diperoleh hasil estimasi sebagai berikut :
Keterangan : : Signifikan pada
α = 1 : Signifikan pada
α = 5 : Signifikan pada
α = 10
Y =
111.4805 + 2.318039 + 2.897813 – 4.794332 Std. Error
= 36.48212 1.181202 1.154401 1.767187
t. statistik =
3.05 1.96 2.51 -2.71 R
2
= 0.944892
Adj R
2
= 0.911827
F.Statistik =
28.57680
Universitas Sumatera Utara
1. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien Determinasi R
2
adalah koefisien yang menyatakan hubungan yang dijelaskan oleh variabel terikat dependent variable dan variabel bebas independent
variable tersebut.
Dari hasil perhitungan Estimasi Regresi dapat diperoleh nilai R
2
sebesar 0.944892. Artinya variabel PDRB tahun sebelumnya, Pengeluaran Pemerintah, dan
Jumlah Penduduk Miskin secara bersama-sama menjelaskan variabel Indeks Pembangunan Manusia sebesar 94,49 sedangkan sisanya 5,51 dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.
2. Uji F-Statistik
Uji F-Statistik dilakukan untuk mengetahui apakah variabel PDRB tahun sebelumnya, Pengeluaran Pemerintah, dan Jumlah Penduduk Miskin mampu secara
serentak atau bersama-sama mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia. Berdasarkan hasil model analisis regresi diperoleh bahwa F-hitung F-Tabel
28,589,78 dengan demikian Ho di tolak yang mengandung arti bahwa PDRB tahun sebelumnya, Pengeluaran Pemerintah, dan Jumlah Penduduk Miskin secara bersama-
sama berpengaruh nyata terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Deli Serdang pada tingkat kepercayaan 99
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1. Grafik uji F 3. Uji t-statistik
Berdasarkan hasil estimasi regresi model yg telah diperoleh dapat dibuat suatu interpretasi yang diambil pada metode penelitian sebagai berikut :
a. PDRB tahun sebelumnya PDRB tahun sebelumnya mempunyai pengaruh positif terhadap Indeks
Pembangunan Manusia dengan Koefisien sebesar 2,32. Hal ini berarti jika terjadi kenaikan PDRB sebesar 1 Milyar, ceteris paribus maka Indeks Pembangunan Manusia
akan mengalami penigkatan sebesar 2,32 persen. Dari hasil probabilitas dapat diketahui bahwa PDRB tahun sebelumnya
signifikan pada pada α 10 persen dengan t-hitung t-tabel 1,96 1,94. Dengan
demikian Ho ditolak. Artinya variabel PDRB berpengaruh nyata terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada tingkat kepercayaan sebesar 90 persen. Hal ini sesuai
dengan Hipotesis yang menyatakan apabila terjadi kenaikan pada PDRB maka Indeks Pembangunan Manusia akan meningkat, ceteris paribus.
Ho diterima
9,78 28,58
Ha diterima
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2. grafik uji t-statistik untuk variabel PDRB
t-1
b. Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran Pemerintah mempunyai pengaruh positif terhadap Indeks
Pembangunan Manusia dengan Koefisien sebesar 2,88. Hal ini berarti jika terjadi kenaikan Pengeluaran Pemerintah sebesar 1 Milyar, ceteris paribus maka Indeks
Pembangunan Manusia akan mengalami penigkatan sebesar 2,88 persen. Dari hasil probabilitas dapat diketahui bahwa Pengeluaran Pemerintah signifikan
pada pada α 5 persen dengan t-hitung t-tabel 2,51 2,45. Dengan demikian Ho
ditolak. Artinya variabel Pengeluaran Pemerintah berpengaruh nyata terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Hal ini sesuai
dengan Hipotesis yang menyatakan apabila terjadi kenaikan pada Pengeluaran Pemerintah maka Indeks Pembangunan Manusia akan meningkat, ceteris paribus.
Ha diterima Ha diterima
1,96 1.94
-1,94
Ho diterima
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3. grafik uji t-statistik untuk variabel Pengeluaran Pemerintah
c. Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah Penduduk Miskin mempunyai pengaruh yang negatif terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan Koefisien sebesar [4,79]. Hal ini berarti jika terjadi
kenaikan Jumlah Penduduk Miskin sebesar Seribu Jiwa, ceteris paribus maka Indeks Pembangunan Manusia akan mengalami penurunan sebesar 4,79 persen.
Dari hasil probabilitas dapat diketahui bahwa Jumlah Penduduk Miskin signifikan pada pada
α 5 persen dengan t-hitung t-tabel [2,71] 2,45 Dengan demikian Ho ditolak. Artinya variabel Jumlah Penduduk Miskin berpengaruh nyata
terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Hal ini sesuai dengan Hipotesis yang menyatakan apabila terjadi kenaikan Jumlah Penduduk
Miskin maka Indeks Pembangunan Manusia akan mengalami penurunan, ceteris paribus
.
Ha diterima Ha diterima
2,51 2,45
-2,45
Ho diterima
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4. grafik uji t-statistik untuk variabel Jumlah Penduduk Miskin 4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
a. Multikolinearitas