Uji Normalitas Uji Asumsi

responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas menggunakan uji statistic Cronbach Alpha α. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60 Ghozali, 2009:46.

3.5. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan berbagai metode salah satunya dengan metode Kolmogorov-Smirnov K- S Sumarsono, 2004:40, uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis : a Jika nilai signifikan nilai probabilitas lebih kecil dari 5, maka data berdistribusi tidak normal. b Jika nilai signifikan nilai probabilitas lebih besar dari 5, maka data berdistribusi normal. Sumarsono, 2004:43.

3.6. Uji Asumsi

Klasik a. Multikolonieritas Multikolonieritas adalah terjadinya hubungan linear antar variabel bebas dalam persamaan regresi linear berganda. Apabila ternyata ada hubungan linear antar variabel bebas, maka persamaan regresi sederhana tidak perlu dilakukan analisis multikolonieritas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tujuan dari multikolonieritas adalah untuk menguji apakah ada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas independen Ggozali, 2009:95. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolonieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor VIF. VIF ini dapat dihitung dengan rumus : Tolerance 1 VIF  Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai Tolerance yang umum dipakai adalah 0,01 atau sama dengan nilai VIF di bawah 10, maka tidak terjadi multikolonieritas. Apabila nilai VIF lebih tinggi dari 10 maka akan terjadi multikolonieritas. b. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali,2009:125. Maksud dari penyimpangan heteroskedastisitas adalah varians variabel dalam model tidak sama konstan. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan korelasi Rank Sperman antara residual dengan variabel independen. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a Apabila nilai signifikan hitung sig dari tingkat signifikan α= 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. b Apabila nilai signifikan hitung sig dari tingkat signifikan α= 0,05 berarti terjadi heteroskedastisitas. c. Autokolerasi Menurut Sumodinigrat 2002:231 autokorelasi adalah korelasi hubungan yang terjadi diantara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu seperti pada data runtun waktu atau time series data atau yang tersusun dalam rangkaian ruang seperti pada data silang waktu atau cross sektional data. Uji autokorelasi menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-l sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain Ghozali, 2009:99. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat table criteria Durbin Watson sebagai berikut: Table 3.1 : Tabel Kriteria Durbin Watson Durbin Watson Kriteria 0 DW d L Ada autokorelasi positif d L DW d U Tanpa kesimpulan d U DW 4 - d U Tidak ada autokorelasi 4 – d U DW 4 - d L Tanpa kesimpulan 4 – d L DW 4 Ada autokorelasi negative Sumber : Ghozali, 2009:100 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.7. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis