Sistem Sistem Persediaan Demand Independent : Model Deterministik

2.1.5.1 Sistem

Economic Order Quantity EOQ Single Item Ukuran dari sebuah order yang meminimumkan total biaya persediaan dikenai sebagai Economic Order Quantity EOQ. Model persediaan klasik dari EOQ dapat dilihat pada gambar 2.1., dimana Q adalah ukuran order. a Richard J. Tersine, 1994 , 4 th, hal 93. Gambar 2.2. Model Persediaan Klasik Dimana : Q = Ukuran lot Q2 = Rata - rata persediaan B = Titik order kembali ac = ce = Interval antar order ab = cd = ef = lead time Model persedian yang paling sederhana ini memakai asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Hanya satu item produk yang diperhitungkan. 2. Kebutuhan permintaan setiap periode diketahui. 3. Produk yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia. 4. Lead Time bersifat konstan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 5. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan. 6. Tidak ada pesanan ulang back order karena kehabisan persediaan strorage. 7. Tidak ada quantity discount. Dengan tidak mengijinkan stock out, total biaya persediaan digambarkan pada Gambar 2.2. dan formulasinya adalah: n Penyimpana B Pemesahan B Pembelian B Annual Biaya Total + + = 2 HQ Q CR RP Q TC + + = Dimana: R = Permintaaan tahunan dalam unit P = Biaya pembelian dari sebuah item C = Biaya pemesanan tiap kali pesan H - PF = Biaya penyimpanan per unit per tahun Q = Ukuran lot atau besarnya order dalam unit F = Fraksi biaya penyimpanan Untuk mendapatkan ukuran lot dengan biaya minimum EOQ, diturunkan total biaya annual terhadap ukuran lot Q dan semakin mendekati hasil nol. Q CR 2 H dQ dTC 2 = − = Sehingga didapat formulasi EOQ Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. PF 2CR H 2CR Q = = Setelah EOQ diketahui, dapat ditentukan ekspektasi jumlah order m : 2C HR Q R m = = Rata-rata tenggang waktu antar order T, formulasinya : HR 2C m Q m 1 T = = = Titik pemesanan kembali reorder point didapatkan dengan menentukan demand yang akan terjadi selama priode Lead Time. Jika Lead Time L dinyatakan dalam bulan, formulasi titik order : 12 RL B = Jika Lead Time dinyatakan dalam minggu, formulasinya : 52 RL B = Total biaya minimum didapatkan dengan mensubsitusikan nilai Qo pada Q dalam pemesanan total biaya mannual : HQ PR Q TC + = Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. TCQ Richard J. Tersine, 1994, 4 th, Prentice hal 94. Gambar 2.3. Kurva Total Cost Minimum 2.1.5.2 Economic Order Quantity EOQ Multi Item Model ini merupakan model EOQ untuk pembelian bersama Joint Purchase beberapa jenis item, dimana asumsi-asumsi yang dapat dipakai adalah : a. Tingkat permintaan untuk setiap jenis item bersifat konstan dan diketahui dengan pasti, lead time juga diketahui dengan pasti. Oleh karena itu, tidak ada stock out maupun biaya stock out. b. Lead timenya sama untuk semua item, dimana semua item yang dipesan akan datang pada satu titik waktu yang sama untuk setiap siklus. c. Holding cost , harga per-unit unit cost dan ordering untuk setiap item diketahui. Penentuan rumus EOQ untuk kasus joint purchase diperoleh dengan menderivasi biaya total persediaan yang, terdiri dari total ordering cost dan total holding cost selama periode tertentu, dimana : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ∑ ∑ + = Rpi Q D ki K Cost Ordering Total Dimana : K = Biaya pemesanan yang tidak tergantung jumlah item ki = Biaya pemesanan tambahan karena adanya penambahan item-i kedalam pesanan d 1 = Biaya selama periode tertentu untuk item-i D = Biaya yang diperlukan selama periode tertentu untuk semua itu ∑ Rpi Q = EOQ untuk ukuran lot terpadu dalam nilai rupiah QRp = EOQ optimal untuk ukuran lot terpadu dalam nilai rupiah Total holding cost dapat diformulasikan : ∑ = Rpi Q 2 h Cost Holding Total Sehingga : ∑ ∑ ∑ + + = Rpi RPi Q 2 h Q D ki K TC Nilai EOQ optimal dapat dirumuskan : h ki K Rpi Q ∑ + = EOQ untuk masing-masing item dalam unit dirumuskan: i i C Rp Q Q = Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Frekuensi pemesanan yang terjadi setiap periode dirumuskan: D Rp Q f 1 T = = Sumber : Nasution, A. H., 2004, Hal 235-236

2.1.6 Sistem Distribusi Pull

Dokumen yang terkait

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Dengan Menggunakan Distribution Requirement Planning (DRP) di PT. Tirta Sibayakindo

18 161 124

Perencanaan Penjadwalan Distribusi Produk dengan Metode Distribution Requirement Planning (DRP) di Perusahaan Multi Jaya.

3 20 20

PERENCANAAN AKTIVITAS DISTRIBUSI PRODUK UDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di PT. ANGGARA CIPTA CITRA - SIDOARJO).

0 0 110

PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK PAVING DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di UD. DUA SAUDARA - Surabaya.

6 13 101

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di PT. Tjakrindo Mas – Gresik).

1 3 135

PERENCANAAN PENJADWALAN DISTRIBUSI PRODUK DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) DI PT KHARISMA ESA ARDI-SURABAYA.

1 15 261

PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK KACA DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) DI PT ASAHIMAS FLAT GLASS Tbk.

7 50 132

PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK PAVING DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di UD. “DUA SAUDARA” – Surabaya)

0 1 19

PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK FURNITURE DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di PT. Mitra Mandiri Perkasa – Sidoarjo)

1 3 17

PERENCANAAN AKTIVITAS DISTRIBUSI PRODUK UDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di PT. ANGGARA CIPTA CITRA - SIDOARJO)

0 0 14