Mesin Listrik 365
pabrik pembuat atau bila tidak ada bisa diketahui berdasarkan hasil percobaan.
Dua macam percobaan yang terpenting adalah percobaan beban nol tanpa
beban dan percobaan hubung singkat. Percobaan beban dilakukan untuk
mengetahui rugi inti dari transformator, sedangkan percobaan hubung singkat
dilakukan untuk mengetahui rugi tembaganya.
Pada saat sisi sekuder dari trans- formator tidak diberi beban Gambar
5.29, tegangan sisi primer hanya akan mengalirkan arus pada rangkaian primer
yang terdiri dari impedansi bocor primer
1 1
1
jX R
Z
dan impedansi penguat- an :
m c
m
jX R
Z
. Karena umumnya
1
Z
jauh lebih kecil dari
m
Z
, maka
1
Z
biasa diabaikan tanpa menimbulkan suatu kesalahan
yang berarti, rangkaian ekuivalennya
Gambar 5.30. Pada umumnya percobaan beban nol
dilakukan dengan alat ukur diletakkan di sisi tegangan rendah dengan besarnya
tegangan yang diberikan sama dengan tegangan nominalnya.
Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :
a Bekerja pada sisi tegangan tinggi
lebih berbahaya ; b Alat-lat ukur tegangan rendah lebih
mudah didapat. Dari hasil penunjukkan alat –alat ukur
didapat nilai sebagai berikut :
2 2
m c
I I
I …………….5.1 – 31
1
. .
M
Cos I
V P
……………5.1 – 32
. M
Cos I
I
c
dan
. Im
M
Sin I
2
P V
I V
R
c c
…………….5.1 – 34
m m
I V
X
…………………..… 5.1 – 35
Gambar 5.29 Rangkaian Percobaan Beban Nol
Gambar 5.30 Rangkaian Ekuivalen Hasil Percobaan Beban Nol
Pada saat melakukan percobaan hu- bung singkat, sisi tegangan rendah
transformator
di hubung
singkat Gambar 5.31, alat ukur diletakkan di
sisi tegangan tinggi dengan nilai arus dan tegangan yang telah direduksi
dikurangi, tegangan yang diberikan
r
5- 10 dari harga nominalnya. Nilai arus yang melalui kumparan yang
dihubung singkat sama dengan arus nominalnya, oleh karena besarnya
2
V
sama dengan nol, maka besarnya
2
E
adalah sama dengan rugi tegangan pa- da belitan sekundernya.
5.1.4.1 Percobaan Beban Nol
5.1.4.2 Percobaan Hubung Singkat
Di unduh dari : Bukupaket.com
366 Mesin Listrik
2 2
2
. Z
I E
HS
sedangkan dalam keadaan normal
2 2
2 2
. Z
I V
E
, karena itu didalam per-cobaan hubung singkat ini
HS
E
2
hanya 5 - 10 dari
2
E
. Daya yang diserap pada saat percobaan
hubung singkat ini dapat dianggap sama dengan besarnya kerugian tembaga
pada kedua sisi kumparan tersebut.
2 2
2 1
2 1
. .
R I
R I
P
HS
2 2
2 1
2 1
. .
R I
R I
1 2
1 2
1 2
1
. .
eq
R I
R R
I
?
2 1
1
I P
R
HS eq
…… 5.1 – 36
jika resistansi ekuivalen diperoleh dari percobaan hubung singkat tersebut
akan digunakan untuk memperhitung- kan efisiensi, maka resistansi ini harus
dikoreksi pada temperatur kerja yaitu 75
qC, sehingga :
t R
R
5 ,
234 75
5 ,
234 .
75
1 1
I V
Z
HS eq
…………………..5.1 – 37
2 1
2 1
1 eq
eq eq
R Z
X …..5.1 - 38
1
. I
V P
Cos
HS HS
HS
M ………..….5.1 – 39
Gambar 5.31 Rangkaian Percobaan Hubung Singkat
Gambar 5.32
Rangkaian Ekuivalen
Hasil Percobaan Hubung Singkat
Cara melilit kumparan transformator sangat menentukan tegangan induksi
yang dibangkitkan dan polaritas dari transformator tersebut Gambar 5.32.
Bila sisi primer diberi tegangan, akan menghasilkan arah tegangan induksi
seperti ditunjukkan arah panah. Termi- nal H1 mempunyai polaritas yang sama
dengan L1 yaitu positif +, sedang-kan H2 polaritasnya sama dengan L2 -.
Gambar 5.32 Penentuan Polaritas Transformator
Posisi polaritas seperti tersebut diatas disebut dengan
polaritas pengurangan ,
sebaliknya jika polaritas H1 + = L2 + dan H2 - = L1 -, akibat cara melilit
kumparan sekunder sebaliknya dari kondisi pertama, maka disebut
polaritas penjumlahan
.
5.1.4.3 Penentuan Polaritas Transformator Satu Fasa