Transformator Ideal MESIN LISTRIK

358 Mesin Listrik Untuk membentuk sebuah transformator tipe Inti maupun Cangkang, inti dari transformator yang berbentuk huruf ter- sebut disusun secara berlapis-lapis la- minasi, jadi bukan berupa besi pejal.. Tujuan utama penyusunan inti secara berlapis Gambar 5.16 ini adalah un- uk mengurangi kerugian energi akibat ”Eddy Current” arus pusar, dengan cara laminasi seperti ini maka ukuran jerat induksi yang berakibat terjadinya rugi energi di dalam inti bisa dikurangi. Proses penyusunan inti Transformator biasanya dilakukan setelah proses pem- buatan lilitan kumparan transformator pada rangka koker selesai dilakukan. Sebuah transformator dikatakan ideal, apabila dalam perhitungan dianggap tidak ada kerugian-kerugian yang terjadi pada transformator tersebut, seperti rugi akibat resistansi, induktansi, arus magnetisasi, maupun akibat fluks bocor. Jika sebuah transformator tanpa beban Gambar 5.17, kumparan primernya dihubungkan dengan dengan sumber tegangan arus bolak-balik abb sinusoid 1 V , maka akan mengalir arus primer I yang juga mempunyai bentuk gelom- bang sinusoidal, bila diasumsikan kum- paran 1 N merupakan reaktif murni, maka I akan tertinggal 90 dari 1 V . Arus primer ini akan menimbulkan fluks sinusoidal yang sefasa, t maks Z I I sin ………… 5.1– 3 Gambar 5.14 Transformator Tipe Inti Gambar 5.15 Tranformator Tipe Cangkang Gambar 5.16 Laminasi Inti Transfor- mator

5.1.2 Transformator Ideal

Di unduh dari : Bukupaket.com Mesin Listrik 359 Gambar 5.17 Transformator Tanpa Beban Fluks yang sinusoidal akan mengkibat- kan terbangkitnya tegangan induksi 1 E dt d N e I 1 1 Volt t N dt t d N e maks maks Z ZI Z I cos sin 1 1 1 maks maks f N f N E I I S 1 1 1 44 , 4 2 2 5.1-4 maka pada sisi sekunder, fluks tersebut akan mengakibatkan timbulnya tega- ngan 2 E . dt d N e I 2 2 Volt t N e maks Z ZI cos 2 2 Volt maks f N E I 2 2 44 , 4 Volt............. 5.1 – 5 Arus primer yang mengalir pada trans- formator saat sekunder tanpa beban, bukan merupakan arus induktif murni, tetapi terdiri dari dua komponen arus yaitu arus magnetisasi m I dan arus rugi tembaga C I . Arus magnetisasi ini menghasilkan fluks ĭ. Gambar 5.18 Arus Tanpa Beban Bentuk gelombang arus magnetisasi Gambar 5.18 yang berbentuk sinusoi- dal akan berubah bentuk akibat penga- ruh sifat besi inti yang tidak linear, sehingga bentuk gelombang berubah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 5.19. Sebuah Transformator Ideal dalam keadaan berbeban, seperti dieperlihat- kan pada gambar 5.20. Bila t V Z Q sin . . 2 2 2 , dimana 2 V nilai tegangan efektif dari terminal sekunder kemudian sin . 2 2 2 M Z t Z V i , M adalah sudut impedansi dari beban. Dalam bentuk phasor : M ‘ 2 2 2 I Z V I Di unduh dari : Bukupaket.com 360 Mesin Listrik dimana 2 2 2 Z V I dan M ‘ Z Z t K V Z Q sin . 2 2 1 , efektifnya K V V 2 1 sedangkan untuk arus : sin . . 2 2 1 M Z t K I i = sin . 2 1 M Z t I dalam bentuk phasor : K I I . 2 1 Impedansi dilihat dari sisi sekunder : 2 2 2 2 2 1 1 K I V K I K V I V Z in 2 K Z Z in ...............................5.1 – 6 Pada sub bab terdahulu telah dijelas- kan bagaimana keadaan transformator secara ideal baik saat tanpa beban maupun berbeban. Dalam prakteknya apabila sisi kumparan sekunder transformator diberi beban Gambar 5.21 maka besar tegangan yang di induksikan E2 tidak akan sama dengan tegangan pada terminal V2, hal ini terjadi karena adanya kerugian pada kumparan transformator. Apabila transformator diberi beban L Z maka arus 2 I akan mengalir pada beban tersebut, arus yang mengalir ini akan mengakibatkan timbulnya gaya gerak magnet ggm 2 N 2 I yang mana arahnya cenderung melawan arah fluks bersama yang telah ada disebabkan arus magnetisasi m I . Gambar 5.19 Kurva B – H Gambar 5.20 Transformator Ideal Gambar 5.21 Transformator Berbeban

5.1.3 Transformator Ber- beban