ultrasonikator selama 15 menit. Pisahkan fase metanol dan fase heksan. Ambil fase metanol kemudian uapkan menggunakan hot plate. Hasil isolasi dilarutkan
metanol, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL dan encerkan dengan metanol hingga tanda dan diperoleh konsentrasi 200,15 µgmL Larutan A. Pipet
1000 µL dari larutan A, dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL, selanjutnya diencerkan dengan metanol hingga tanda dan diperoleh konsentrasi 20,01 µgmL.
Absorbansinya diukur pada panjang gelombang 301 nm menggunakan spektrofotometer UV. Replikasi dilakukan sebanyak 10 kali pada suspensi nomor
batch 229-18062 sehingga didapatkan 10 data absorbansi.
7. Analisis hasil
Hasil yang diperoleh berupa nilai absorbansi, kemudian nilai absorbansi yang didapat dimasukkan ke persamaan kurva baku dan diperoleh kadar terukur
pirantel pamoat. Kadar pirantel pamoat dikonversikan menjadi basa pirantel dengan cara:
Massa pirantel pamoat Massa Relatif pirantel pamoat 594,7
= Massa basa pirantel
Massa Relatif basa pirantel 206,3 Massa Basa Pirantel =
Massa Relatif pirantel pamoat 594,7 Massa pirantel pamoat X Massa Relatif basa pirantel 206,3
Kadar basa pirantel yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan syarat yang tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi IV. Sediaan suspensi
pirantel pamoat adalah suspensi yang mengandung pirantel pamoat dalam cairan pembawa yang sesuai. Mengandung basa pirantel C
11
H
14
N
2
S, tidak kurang dari 90 dan tidak lebih dari 110 dari jumlah yang tertera pada etiket Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995.
23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode spektrofotometri UV dapat digunakan untuk menetapkan kadar pirantel pamoat dalam sediaan suspensi merk X
®
yang diawali dengan melakukan optimasi dan validasi. Pada tahap optimasi metode ekstraksi cair-cair
menggunakan corong pisah dan ultasonikasi yang dilakukan oleh FanggidaE 2013 memiliki kemampuan yang sama optimumnya dalam mengekstraksi zat
aktif pirantel pamoat. Nilai recovery dari metode ekstraksi cair-cair menggunakan corong pisah dalam rentang 98,38-101,29, sedangkan metode ekstraksi cair-cair
menggunakan ultrasonikasi dalam rentang 99,29-100,96. Recovery yang dihasilkan dari kedua ekstraksi tersebut memenuhi syarat yang ditetapkan AOAC
untuk recovery yaitu 98-102 dari kadar analit 100. Pada penetapan kadar pirantel pamoat dalam suspensi merk X
®
, peneliti menggunakan metode ekstraksi cair-cair ultrasonikasi untuk preparasi sampel, karena metode ini lebih efisien
pelarut dan waktu, perlakuannya juga lebih mudah. Pada tahap validasi metode yang dilakukan oleh Kurniawan 2013 diperoleh hasil validitas yang baik untuk
selektivitas, linieritas, range, akurasi dan presisi.
A. Larutan Pirantel Pamoat
Pirantel pamoat baku yang digunakan merupakan senyawa yang berbentuk serbuk yang larut dalam dimetil sulfoksida dan memiliki tingkat
kemurnian 102,3 secara HPLC CoA pada lampiran 1. Pada pembuatan larutan pirantel pamoat digunakan dua pelarut untuk membantu pirantel pamoat terlarut.