Larutan Pirantel Pamoat Keseragaman Kandungan

23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode spektrofotometri UV dapat digunakan untuk menetapkan kadar pirantel pamoat dalam sediaan suspensi merk X ® yang diawali dengan melakukan optimasi dan validasi. Pada tahap optimasi metode ekstraksi cair-cair menggunakan corong pisah dan ultasonikasi yang dilakukan oleh FanggidaE 2013 memiliki kemampuan yang sama optimumnya dalam mengekstraksi zat aktif pirantel pamoat. Nilai recovery dari metode ekstraksi cair-cair menggunakan corong pisah dalam rentang 98,38-101,29, sedangkan metode ekstraksi cair-cair menggunakan ultrasonikasi dalam rentang 99,29-100,96. Recovery yang dihasilkan dari kedua ekstraksi tersebut memenuhi syarat yang ditetapkan AOAC untuk recovery yaitu 98-102 dari kadar analit 100. Pada penetapan kadar pirantel pamoat dalam suspensi merk X ® , peneliti menggunakan metode ekstraksi cair-cair ultrasonikasi untuk preparasi sampel, karena metode ini lebih efisien pelarut dan waktu, perlakuannya juga lebih mudah. Pada tahap validasi metode yang dilakukan oleh Kurniawan 2013 diperoleh hasil validitas yang baik untuk selektivitas, linieritas, range, akurasi dan presisi.

A. Larutan Pirantel Pamoat

Pirantel pamoat baku yang digunakan merupakan senyawa yang berbentuk serbuk yang larut dalam dimetil sulfoksida dan memiliki tingkat kemurnian 102,3 secara HPLC CoA pada lampiran 1. Pada pembuatan larutan pirantel pamoat digunakan dua pelarut untuk membantu pirantel pamoat terlarut. Pelarut pertama dimetil sulfoksida karena pirantel pamoat larut dalam dimetil sulfoksida dan pelarut kedua metanol karena pada panjang gelombang maksimum teoritis digunakan pelarut metanol Dibbern, 2002. Dimetil sulfoksida yang digunakan memiliki tingkat kemurnian 99,9 dan memiliki UV Cut off 268nm, sedangkan metanol dengan tingkat kemurnian 99,85 dan memiliki UV Cut off 205nm Snyder et al., 2010. Dimetil sulfoksida dan metanol dipilih karena memenuhi kriteria yang baik untuk analisis secara spektrofotometri ini, diantaranya tidak memberikan absorbansi pada daerah yang sama dengan analit, tidak berinteraksi dengan analit dan memiliki kemurnian yang cukup tinggi jika digunakan untuk keperluan analisis.

B. Keseragaman Kandungan

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penetapan pirantel pamoat dalam sediaan suspensi merk X ® ini merupakan probability sampling secara simple random sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga setiap unit populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Cara random merupakan usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif karena adanya bias pemilihan dapat diperkecil sekecil mungkin Nasution, 2003. Sampel yang digunakan berupa sediaan suspensi dari satu jenis merk dengan zat aktif pirantel pamoat. Dalam satu jenis merk tersebut diambil 10 suspensi dengan nomor kode produksi batch yang sama. Pemilihan nomor kode produksi yang sama bertujuan untuk mendapatkan kriteria homogenitas karena mengalami proses produksi yang sama. Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar pirantel pamoat yang setara dengan basa pirantel pada satu nomor kode produksi untuk mengetahui apakah metode yang telah tervalidasi dapat diaplikasikan pada sampel suspensi pirantel pamoat. Tahap awal identifikasi sebelum dilakukan penetapan kadar, dilakukan uji keseragaman kadungan, yang berfungsi untuk mengetahui kadar zat aktif tiap sediaan sesuai dengan dosis terapi dan untuk melihat keseragaman masing-masing sediaan sesuai yang dipersyaratkan Farmakope Indonesia edisi IV. Sampel yang digunakan untuk uji keseragaman kandungan berjumlah 10 suspensi Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, tujuannya agar pemilihan sampel representatif yaitu sampel yang dianalisis benar-benar mencerminkan populasi yang diwakilinya dan dilakukan 10 replikasi untuk menjamin reprodusibilitas dari kadar yang didapat. Persyaratan keseragaman dosis terpenuhi, jika jumlah zat aktif dari masing- masing sediaan tiap 10 satuan menghasilkan kadar antara 85,0 hingga 115,0 dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0 Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995. Berikut ini adalah tabel hasil pengujian keseragaman kandungan sediaan suspensi pirantel pamoat merk X ® : Tabel I. Data uji keseragaman kandungan aSamp el Absorbansi Kadar pirantel pamoat terukur µgmL Bobot terukur pirantel pamoat mg100mL release Kadar pirantel pamoat Bobot terukur basa pirantel mg5mL release Kadar basa pirantel 1 0,765 19,985 49,9625 99,85 359,96 99,90 2 0,770 20,110 50,275 100,47 362,21 100,52 3 0,751 19,635 49,0875 98,10 353,66 98,15 4 0,754 19,710 49,275 98,48 355,01 98,52 5 0,759 19,835 49,5875 99,10 357,26 99,15 6 0,781 20,385 50,9625 101,85 367,16 101,89 7 0,768 20,06 50,15 100,23 361,31 100,27 8 0,773 20,185 50,4625 100,85 363,56 100,90 9 0,760 19,860 49,65 99,23 357,71 99,27 10 0,759 19,835 49,5875 99,10 357,26 99,15 Rata-rata 19,96 SD 0,229431655 CV 1,15 Pada tabel I, dapat dilihat bahwa semua sampel memenuhi persyaratan keseragaman kandungan, karena tidak ditemukan sampel yang kadar dan nilai simpangan baku relatifnya atau koefisien variasi kurang atau melebihi persyaratan yang telah ditentukan Farmakope edisi IV. Kadar basa pirantel 10 sampel terdapat pada rentang 98,15-101,89 release , kadar tersebut memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia IV yaitu 85-110. Simpangan baku relatif atau koefisien variasi dari 10 sampel adalah 1,15, nilai simpangan baku relatif atau koefisien variasi memenuhi syarat yang ditetapkan Farmakope Indonesia IV untuk syarat kurang dari atau sama dengan 6,0.

C. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum