D-glukosa. Selulosa merupakan konstituen utama pada kertas dan tali. Turunan dari selulosa antara lain : selulosa nitrat, selulosa asetat, dan etil selulosa yang
secara luas digunakan pada industri plastik Gupta, 2010. Dari hasil pemeriksaan selulosa menggunakan sinar X mununjukkan
bahwa selulosa terdiri atas rantai linear dari unit selobiosa, yang oksigen cincinnya berselang-
seling dengan posisi “ke depan” dan “ke belakang”. Molekul linear ini yang mengandung rata-rata 5000 unit glukosa, beragregasi
menghasilkan fibril yang terikat bersama oleh ikatan hydrogen di antara hidroksil- hidroksil pada rantai yang bersebelahan. Selulosa memiliki ikatan hidrogen yang
kuat, hal ini menyebabkan tidak dapat larut dalam air, meskipun memiliki banyak gugus hidroksil dan bersifat polar Hart, Craine, Hart, 2003.
C. Selulosa Bakteri
Selulosa yang diperoleh dari proses fermentasi adalah sejenis polisakarida mikrobial yang tersusun oleh serat selulosa yang dihasilkan oleh
strain xylinum, subspesies dari Acetobacter aceti, bakteri non-patogen, yang dinamakan sebagai selulosa bakterial atau selulosa yang diperoleh dari fermentasi.
Aplikasi dari selulosa bakteri sangat luas, di antaranya dalam bidang membran, elektronik, tekstil, dan terutama di bidang biomedis. Hal ini dilatarbelakangi
karena keunggulannya dalam hal porositas, absorbsi terhadap air, sifat mekanik, dan biokompatibilitas Chawla, Bajaj, Survase dan Singhal, 2009.
Keunggulan selulosa bakteri adalah dalam hal porositas, absorbsi terhadap air, sifat mekanik, dan biokompatibilitas. Sifat selulosa bakteri mirip
dengan kulit manusia, sehingga dapat digunakan sebagai kulit pengganti dalam luka
bakar Ciechańska, 2004. Adapun struktur selulosa bakteri ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur selulosa bakteri Festucci-Buselli, Otoni, and Joshi, 2007.
Selulosa bakteri merupakan polimer alam yang sifatnya menyerupai hidrogel yang diperoleh dari polimer sintetik ; selulosa bakteri menunjukkan
kandungan air yang tinggi 98-99, daya serap yang baik terhadap cairan, bersifat non-allergenik, dan dapat disterilisasi tanpa mempengaruhi karakteristik
dari bahan tersebut Ciechańska, 2004. Selulosa bakteri tersusun oleh serat selulosa yang lebih baik yang
dihasilkan oleh bakteri. Setiap serat tunggal dari selulosa bakteri mempunyai diameter 50 nm, dan selulosa bakteri terdapat dalam bentuk kumpulan serat-serat
tunggal yang berdiameter sekitar 0,1-0,2 nm. Panjang seratnya tidak dapat ditentukan karena kumpulan serat-serat tunggal selulosa saling melilit satu sama
lain membentuk struktur jaringan. Sebagai pembandingnya diameter dari selulosa bentuk kristalin adalah 10
– 30 nm Philips and Williams, 2000. Selulosa bakteri mempunyai beberapa keunggulan antara lain: kemurnian
tinggi, derajat kristalinitas tinggi, mempunyai kerapatan antara 300-900 kgm
3
, kekuatan tarik tinggi, elastis, dan terbiodegradasi Krystynowicz, 2001.
Aplikasi selulosa bakteri dalam bidang biomedis pada luka yang ingin disembuhkan dengan efektif, luka harus dijaga agar tetap dalam kondisi basah.
Penutup luka yang baik, tidak mengiritasi kulit, permeable terhadap uap dan melindungi jaringan tubuh bagian dalam terhadap cedera mekanis dan infeksi.
Penutup luka dari kulit babi atau kulit jenazah manusia telah digunakan, tetapi bahan tersebut mahal dan hanya digunakan untuk waktu yang singkat
Ciechańska, 2004. Selulosa bakteri dapat digunakan sebagai pengganti kulit untuk merawat
luka bakar yang serius karena karakteristiknya yang mirip seperti kulit manusia. Ciechanska, 2004. Selulosa bakteri juga mempunyai kerangka jaringan yang
sangat baik dan hidrofilisitas yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pembuluh darah buatan yang sesuai untuk pembedahan mikro Hoenich, 2006.
D. Acetobacter xylinum