Acetobacter xylinum berbentuk elips atau tongkat yang melengkung.
Kultur yang masih muda merupakan bakteri gram negatif, sedangkan kultur yang sudah agak tua merupakan bakteri dengan gram yang bervariasi. Acetobacter
merupakan bakteri aerob, yang memerlukan respirasi dalam metabolisme. Acetobacter
dapat mengoksidasi etanol menjadi asam asetat, juga dapat mengoksidasi asetat dan laktat menjadi CO
2
dan H
2
O Warisno, 2004. Selulosa bakteri mirip dengan kulit manusia, sehingga selulosa bakteri dapat digunakan
sebagai kulit pengganti dalam luka bakar CiechaĆska, 2004.
E. Stphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakah salah satu bakteri Gram positif yang
ditemukan saat kulit mengalami lukainfeksi Lay Sugyo, 1992. Ciri bakteri Gram positif adalah : memiliki struktur yang tebal 15-80 nm; dinding sel
berlapis tunggal; memiliki kandungan lipid yang rendah 1-4; dinding sel terdiri dari peptidoglikan yang lebih dari 50 bobot kering, ada asam teikoat
Pelczar Chan, 1986 Peptidoglikan adalah suatu polimer yang terdiri dari tiga macam bahan
pembangun, yaitu asam N-asetil-glukosamin AGA, Asam N-Asetil-Muramat AAM dan suatu peptida yang terdiri dari empat sampai lima asam amino, yaitu
L-alanin, D-alanin, asam D-glutamat dan lisin atau diamino tinelat. Peptidoglikan ini memberikan bentuk dan kakunya dinding sel Lay Sugyo, 1992. Dinding
sel bakteri Gram positif dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Struktur dinding sel bakteri Gram positif Lay Sugyo, 1992.
Susunan kimiawi dari peptidoglikan khas untuk masing-masing bakteri AGA dan AAM merupakan komponen tetap, akan tetapi keragaman ada pada
asam amino yang ada dan sifat ikatannya. Pelczar Chan 1986 menjelaskan bahwa perbedaan dinding sel inilah yang menyebabkan bakteri dibagi menjadi
dua kelompok berdasarkan respon yang berbeda terhadap pewarnaan Gram, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif.
Bakteri Gram-positif memiliki kandungan peptidoglikan yang tinggi dibandingkan dengan bakteri Gram-negatif. Bakteri gram-positif memiliki asam
teikoat, polimer yang bersifat asam yang mengandung ribitol fosfat atau gliserol fosfat. Asam teikoat ini bermuatan negatif, sehingga menyebabkan muatan negatif
pada permukaan sel bakteri Gram-positif Lay Sugyo, 1992.
Gambar 3. Struktur dinding sel S. aureus Araki and Ito, 1989.
F. Kitosan
Kitosan adalah biopolimer yang telah diketahui dapat mempercepat penyembuhan luka Kojima, Okamoto, Miyatake, Kitamura, Minami, 1998.
Berdasarkan sifat fisika dan kimia yang dimilikinya, kitosan banyak digunakan dalam bidang farmasi, produk kosmetik, penyaringan air, perawatan kulit, dan
perlindungan tanaman. Selain itu, kitosan dapat juga digunakan sebagai pasta gigi, pencuci mulut, dan permen karet kunyah. Hal ini karena kitosan dapat
menyegarkan nafas, mencegah terjadinya plak pada mulut, dan mencegah kerusakan gigi. Dalam bidang teknologi jaringan, kitosan dan turunannya
diaplikasikan sebagai penutup luka, sistem pengiriman obat, dan pengisi implant Kumar, Joydeep, and Tripathi, 2004.
Gambar 4 menunjukkan struktur kitosan yang merupakan senyawa hasil deasetilasi kitin, terdiri dari unit N-asetil glukosamin dan N glukosamin. Kitosan
sebagai bahan yang dapat diperbarui secara alami mempunyai sifat yang unik seperti biokompatibel, biodegradabel, non-toksik, dan kemampuan untuk
pembentukan lembaran yang bagus.
Gambar 4. Struktur kitosan Pardosi, 2008.
Kitosan mempunyai dua gugus reaktif, yaitu amino dan hidroksil yang secara kimia dapat melakukan interaksi pada temperatur ruangan. Adanya gugus
amino memungkinkan untuk dilakukan beberapa modifikasi kimia Xiaoxiao, Wang, dan Bai, 2009.
Kitosan merupakan padatan putih yang tidak larut dalam air, pelarut organik, alkali, dan asam mineral, dalam berbagai kondisi. Kitosan larut dalam
asam formiat, asam asetat, dan asam organik lainnya dalam keadaan dipanaskan sambil diaduk
Manskaya, dan Drodzora, 1968. Kelarutan kitosan dalam pelarut asam anorganik adalah terbatas. Kitosan dapat larut dalam HCl 1 tetapi tidak
larut dalam asam sulfat dan asam fosfat. Stabilitas larutan kitosan pada pH diatas tujuh adalah rendah akibat dari pengendapan ataupun pembentukan gel yang
terjadi pada range pH alkali. Larutan kitosan membentuk kompleks poli-ion dengan hidrokoloid anionik dan menghasilkan gel Nadarajah, 2005.
G. Gliserol