SEM mempunyai resolusi tinggi dan dikenal untuk mengamati objek benda berukuran nanometer. Resolusi tinggi tersebut didapatkan untuk scan dalam
arah horizontal, sedangkan scan secara vertikal atau tinggi rendahnya struktur memiliki resolusi rendah Utami, 2007. Contoh foto hasil SEM dtunjukkan pada
gambar 7.a dan 7.b.
Gambar 7.a Foto SEM Selulosa bakteri
Gambar 7.b Foto SEM kitosan Freire, Silvestre, Gandini, dan Neto, 2011.
M. Analisis Kristanilitas Dengan Difraksi Sinar X XRD
Difraksi sinar X merupakan metode analisis yang didasarkan pada hamburan cahaya pada kisi kristal yang dikenai sinar X. Teknik ini
memungkinkan determinasi derajat kristalinitas sampel beserta data kristalografik lainnya Braun, et al., 2005.
Derajat kristanilitas dari suatu polimer akan mempengaruhi aktivitas polimer tersebut, selain itu derajat kristanilitas berhubungan dengan struktur rantai
polimer. Semakin linier rantai polimer maka derajat kristanilitasnya akan semakin
besar, sehingga bersifat semakin kristalin, sebaliknya apabila strukturnya bercabang maka akan cenderung bersifat amorf XRD sangat penting untuk
analisis polimer karena XRD dapat memperlihatkan indeks dari struktur kristal, dan derajat kristalinitas Rosida, 2007.
Menurut Anggraeni 2003, derajat kristalinitas dapat ditentukan dengan cara menghitung perbandingan luas difraksi kristalin terhadap luas total difraksi
amorf dan kristalin seperti ditunjukkan oleh Persamaan 4. Derajat kristanilitas =
x 100 ..................................4 Contoh hasil difraksi sinar-X dari selulosa dan kitosan dapat dilihat dari
Gambar 8.
Gambar 8. Difraktogram XRD dari selulosa bakteri dan kitosan Stefanescu, et. al., 2012.
N. Landasan Teori
Biomaterial selulosa bakteri dapat dibuat dari bahan dasar limbah ketela pohon melalui proses fermentasi yang dilakukan oleh bakteri Actobacter xylinum.
Selulosa bakteri ini memiliki sifat bioaktif dimana dapat digunakan sebagai perawatan sementara untuk luka bakar. Namun selulosa bakteri ini mudah
menyerap air dari lingkungan sekitar, sehingga kemungkinan bakteri lain tumbuh
pada biomaterial ini sangat besar. Oleh karena itu dilakukan suatu modifikasi pada selulosa bakteri dengan menambahkan bahan lain tertentu, salah satunya adalah
kitosan. Kitosan bersifat sebagai bakteriostatik serta mempercepat regenerasi sel pada kulit yang rusak. Dengan penambahan kitosan ini diharapkan dapat
meningkatan sifat bioaktif dari selulosa bakteri. Karakterisasi membran yang terbentuk dapat diketahui dengan dilakukan analisis karakteristik membran yang
meliputi analisis gugus fungsi, serta analisis permukaan membran. Untuk mengetahui nilai aktivitas antimikroba dari membran selulosa, selulosa-gliserol-
kitosan, kitosan maka dilakukan pengujian dengan metode difusi cakram disk, sehingga dapat memberikan nilai aktivitas antimikroba selulosa bakteri terhadap
Staphylococcus aureus yang dapat teramati dari daya hambat.
O. Hipotesis