Hasil analisis data Penyajian dan analisis data. .1 Penyajian data

4.2.2 Hasil analisis data

Berikut ini adalah kolom yang m enjelaskan kalim at dalam leksia yang m enunjukan adanya perilaku Seks bebas, selengkapnya sebagai berikut : Leksia Kalimat yang Menunjukkan Adanya perilaku seks bebas Leksia 1 Aku lupa siapa yang pertama kali mengulum bibirku Leksia 2 Aku lupa lelaki mana yang pertama kali melihat telanjang dadaku, juga dua payudara ku. Entah siapa pula orang pertama yang berhasil menggigit halus dua gunung sintal dadaku ini Leksia 3 Aku lupa karena terlalu cukup banyak lelaki yang menyinggahi dermaga tubuhku, menikmati ranum buah dadaku Leksia 4 Seandainya Amar ada di dekatku, dan selalu di dekatku, mungkin ia lelaki pertama yang menggerayangi keluasan tubuhku Leksia 5 Entah siapa persisnya. Aku lupa. Karena terlalu banyak. Telah terlalu banyak lelaki. Leksia 6 Ya, aku mulai mengenal sebuah persetubuhan antar manusia, bercinta, bersetubuh, berzina Leksia 7 Di beberapa kota yang ku kunjungi, aku menjalin hubungan dengan para lelaki yang aku kenal. Yang aku anggap menarik Leksia 8 Aku bersetubuh dengan para lelakiku, banyak lelaki, terlalu banyak Leksia 9 Aku selalu merindukan sebuah sentuhan percintaan dengan para lelaki ku Leksia 10 Terlalu banyak lelaki yang menjelajahi lekuk tubuhku. Leksia 11 Di sela-sela keliaran lelaki ini menjelajahi tubuhku yang telanjang. Ia tampak senang mendengar eranganku. Leksia 12 Tak pernah kubayangkan sebelumnya. Dari semua percintaanku. Ranjang ini, malam ini, seolah menjelma piring lebar yang menampung tubuhku Leksia 13 Malam berbeda, lelaki berbeda Leksia 14 Lelaki baru, kuinginkan pengalaman baru Leksia 15 Setiap lelaki yang hadir adalah cenderamata bagi perjalananku, petualanganku, mereka adalah kenangan Leksia 16 Bukan malam kemarin, bukan lelaki kemarin Leksia 17 Semisal lukisan yang terlahir dari sela-sela jemari ini, penuh warna. Perjalananku tak hanya dengan satu dua lelaki… Leksia 18 Dengan lelaki kesekian. Entah keberapa, aku tak ingat, kupikir rak perlu diingat Leksia 19 Ah, sebegitu pentingkah keperawanan seorang perempuan? Begitu pentingkah selaput dara? Apa bedanya perawan dan tidak perawan? Leksia 20 Buktinya para lelaki yang telah tidur dan bergumul denganku, tidak ada yang protes tentang diriku yang sudah tidak perawan Leksia 21 Kamu tak pernah tahu apakah untuk menikah, para lelaki itu memang tidak mempersoalkan sebuah keperawanan dari calon istrinya. Kalian hanya bersenang-senang, Swastika. Bukan menikah Leksia 22 Aku hanya ingin mencintai dan bercinta dengan laki-laki Leksia 23 Aku suka bercinta. Dengan laki.laki Leksia 24 Seperti yang kurasakan ketika bercinta dengan para lelaki-lelaki ku. Apa yang akan ‘memasuki’ ku ? Leksia 25 Bahwa aku bercinta demi membuang kelesbianan ku. Meski lama kelamaan aku juga menjadi seperti ketagihan. Untuk bercinta dan bercinta lagi. Lagi dan lagi Leksia 26 Sila, aku telah begitu terlena dengan dunia ciptaan ku sendiri. Dunia kebebasan. Dimana aku bias bercinta, mabuk, merokok, memuji dan memaki Leksia 27 Aku suka lelaki yang kuat. Yang bisa mengalahkan ku di tempat tidur. Tapi, aku bukan pelacur. Apalagi perempuan sundal. Leksia 28 Aku masih suka bercinta. Tapi, aku hanya melakukannya dengan lelaki yang pernah bercinta denganku sebelum ini Leksia 29 Kalau aku jadi begini, suka ‘bermain’ dengan beberapa lelaki, itu karena aku tak mau jadi lesbian Leksia 30 Kalau boleh jujur, aku malah mencintai salah dua dari lelaki yang pernah tidur denganku. Tapi mungkin itu karena hasrat. Dan, aku terlanjur menyukai permainan mereka di atas tempat tidur Leksia 31 Lagi pula, aku tak pernah bermaksud menjadikan salah satu dari lelaki yang pernah tidur denganku itu, menjalin hubungan serius denganku. Berikut adalah kolom yang menjelaskan penggolongan leksia dalam kode pembacaan menurut Roland Barthes, beserta kalimat mana dalam leksia tersebut yang menunjukan salah satu kode pembacaan sebagai berikut: Kode Pembacaan Leksia Kalimat yang menunjukkan kode pembacaan pada leksia Kode proaretik Leksia 4 Seandainya Amar ada di dekatku, dan selalu di dekatku, mungkin ia lelaki pertama yang menggerayangi keluasan tubuhku Leksia 5 Entah siapa persisnya. Aku lupa. Karena terlalu banyak. Telah terlalu banyak lelaki. Leksia 6 Ya, aku mulai mengenal sebuah persetubuhan antar manusia, bercinta, bersetubuh, berzina Leksia 8 Aku bersetubuh dengan para lelakiku, banyak lelaki, terlalu banyak Leksia 12 Aku selalu merindukan sebuah sentuhan percintaan dengan para lelaki ku Leksia 11 Di sela-sela keliaran lelaki ini menjelajahi tubuhku yang telanjang. Ia tampak senang mendengar eranganku. hal 86 Leksia 20 Dengan lelaki kesekian. Entah keberapa, aku tak ingat, kupikir rak perlu diingat Leksia 21 Aku hanya ingin mencintai dan bercinta dengan laki-laki Leksia 22 Aku suka bercinta. Dengan laki.laki Leksia 23 Bahwa aku bercinta demi membuang kelesbianan ku. Meski lama kelamaan aku juga menjadi seperti ketagihan. Untuk bercinta dan bercinta lagi. Lagi dan lagi. Leksia 25 Sila, aku telah begitu terlena dengan dunia ciptaan ku sendiri. Dunia kebebasan. Dimana aku bias bercinta, mabuk, merokok, memuji dan memaki. Leksia 31 Lagi pula, aku tak pernah bermaksud menjadikan salah satu dari lelaki yang pernah tidur denganku itu, menjalin hubungan serius denganku. Kode Semik Leksia 1 Aku lupa siapa yang pertama kali mengulum bibirku Leksia 2 Aku lupa lelaki mana yang pertama kali melihat telanjang dadaku, juga dua payudara ku. Entah siapa pula orang pertama yang berhasil menggigit halus dua gunung sintal dadaku ini Leksia 3 Aku lupa karena terlalu cukup banyak lelaki yang menyinggahi dermaga tubuhku, menikmati ranum buah dadaku Leksia 13 Terlalu banyak lelaki yang menjelajahi lekuk tubuhku Leksia 9 Tak pernah kubayangkan sebelumnya. Dari semua percintaanku. Ranjang ini, malam ini, seolah menjelma piring lebar yang menampung tubuhku. Leksia 15 Setiap lelaki yang hadir adalah cenderamata bagi perjalananku, petualanganku, mereka adalah kenangan Leksia 24 Seperti yang kurasakan ketika bercinta dengan para lelaki-lelaki ku. Apa yang akan ‘memasuki’ ku ? Leksia 31 Kalau aku jadi begini, suka ‘bermain’ dengan beberapa lelaki, itu karena aku tak mau jadi lesbian hal 158 Leksia 26 Aku suka lelaki yang kuat. Yang bisa mengalahkan ku di tempat tidur. Tapi, aku bukan pelacur. Apalagi perempuan sundal. Kode Hermeneutik Leksia 5 Di beberapa kota yang ku kunjungi, aku menjalin hubungan dengan para lelaki yang aku kenal. Yang aku anggap menarik Leksia 12 Malam berbeda, lelaki berbeda Leksia 13 Lelaki baru ,Kuinginkan pengalaman baru Leksia 11 Bukan malam kemarin, bukan lelaki kemarin Leksia 28 Aku masih suka bercinta. Tapi, aku hanya melakukannya dengan lelaki yang pernah bercinta denganku sebelum ini Leksia 16 Ah, sebegitu pentingkah keperawanan seorang perempuan? Begitu pentingkah selaput dara? Apa bedanya perawan dan tidak perawan? Leksia 17 Buktinya para lelaki yang telah tidur dan bergumul denganku, tidak ada yang protes tentang diriku yang sudah tidak perawan Leksia 18 Kamu tak pernah tahu apakah untuk menikah, para lelaki itu memang tidak mempersoalkan sebuah keperawanan dari calon istrinya. Kalian hanya bersenang-senang, Swastika. Bukan menikah. Leksia 30 Kalau boleh jujur, aku malah mencintai salah dua dari lelaki yang pernah tidur denganku. Tapi mungkin itu karena hasrat. Dan, aku terlanjur menyukai permainan mereka di atas tempat tidur Kode Simbolik Leksia 14 Semisal lukisan yang terlahir dari sela- sela jemari ini, penuh warna. Perjalananku tak hanya dengan satu dua lelaki Berikut ini adalah analisa data terhadap leksia – leksia yang telah dipaparkan diatas, yaitu:

1. Kode Proaretik

Leksia 4 halaman 62 Seandainya Amar ada di dekatku, dan selalu di dekatku, mungkin ia lelaki pertama yang menggerayangi keluasan tubuhku Penanda : Teks pada kalimat “Seandainya Amar ada di dekatku, dan selalu di dekatku, mungkin ia lelaki pertama Petanda: Pada kata menggerayangi keluasan tubuh mempunyai arti Menyentuh, meraba tubuhnya yang menggerayangi keluasan tubuhku” Tanda Denotatif: Bentuk penggambaran keinginan yang muncul dalam dirinya yang ingin berada di dekat kekasihnya. Penanda Konotatif : mungkin ia lelaki pertama yang menggerayangi keluasan tubuhku” Petanda Konotatif : Makna lelaki pertama adalah lelaki yang pertama kali akan berhubungan intim dengannya. Tanda Konotatif: Makna lelaki pertama adalah lelaki yang pertama kali akan berhubungan intim dengannya. Dari leksia yang terdapat pada peta diatas, digolongkan kedalam kode pembacaan proaretik atau kode tindakan action lakuan yang dianggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang Sobur, 2004 : 66 Dari leksia diatas dapat diketahui bahwa perilaku seks bebas ditunjukan dalam kalimat “Seandainya Amar ada di dekatku, dan selalu di dekatku, mungkin ia lelaki pertama yang menggerayangi keluasan tubuhku” Leksia ini menunjukan bahwa Swastika menginginkan kekasihnya ada di dekatnya, bersamanya dan mungkin akan menjadi lelaki yang pertama kali berhubungan badan dengannya jika benar-benar Kekasihnya ada di dekatnya. Leksia 5 halaman 63 Entah siapa persisnya. Aku lupa. Karena terlalu banyak. Telah terlalu banyak lelaki. Penanda: Teks pada kalimat “Entah siapa persisnya. Aku lupa. Karena terlalu banyak. Telah terlalu banyak lelaki. Petanda: Pada kalimat bersetubuh dengan banyak lelaki memiliki arti melakukan hubungan intim dengan bayak lelaki Tanda Denotatif: Gambaran bahwa Swastika bercinta dengan banyak lelaki, berhubungan badan dengan banyak lelaki Penanda Konotatif: Menyadari bahwa kehidupannya diwarnai dengan berhubungan dengan banyak lelaki. Petanda Konotatif: Banyak lelaki memiliki arti sudah melakukan hubungan seksual dengan lebih dari 2 orang Tanda Konotatif: Menyadari bahwa dirinya terjebak di perilaku seks bebas, dimana dirinya tidak ada penyesalan meskipun telah berhubungan badan dengan banyak lelaki Dari leksia yang terdapat pada peta diatas, digolongkan kedalam kode pembacaan proaretik atau kode tindakan action lakuan yang dianggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang Dari leksia diatas, dapat diketahui perilaku seks bebas yang ditunjukan dalam kalimat “Aku bersetubuh dengan para lelakiku, banyak lelaki, terlalu banyak” kata- kata tersebut merupakan sebuah tindakan dimana sudah melakukan hubungan badan dengan banyak lelaki, sehingga untuk mengingat berapa banyaknya saja akan kesulitan Leksia ini dapat diartikan bahwa tokoh utama sudah terjebak di perilaku seks bebas. Dimana sudah berhubungan badan dengan benyak lelaki, terlalu banyak malah sehingga dia sendiri lupa lelaki mana yang pertama kali melakukan hubungan badan dengannya Leksia 6 halaman 68 “Ya, aku mulai mengenal sebuah persetubuhan antar manusia, bercinta, bersetubuh, berzina” Penanda : Teks pada kalimat “Ya, aku mulai Petanda: mengenal sebuah persetubuhan antar manusia, bercinta, bersetubuh, berzina Pada kata-kata mengenal persetubuhan antar manusia adalah ketika melakukan hubungan badan dengan laki-laki tanpa ikatan pernikahan Tanda Denotatif: Mulai mengenal apa itu yang dianggap kehidupan seks bebas, apa itu berzina dengan laki-laki yang btidak terikat sebuah pernikahan dengannya Penanda Konotatif : Ya, aku mulai mengenal sebuah persetubuhan antar manusia, Petanda Konotatif : Makna kata persetubuhan antar manusia adalah ketika melakukan hubungan badan dengan laki-laki dan perempuan Tanda Konotatif: Makna kata persetubuhan antar manusia, perzinahan adalah ketika terjadi perbuatan bersenggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat hubungan pernikahan Dari leksia yang terdapat pada peta diatas, digolongkan kedalam kode pembacaan proaretik atau kode tindakan action lakuan yang dianggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang Sobur, 2004 : 66 Dari leksia diatas dapat diketahui bahwa perilaku seks bebas ditunjukan dalam kalimat “Ya, aku mulai mengenal sebuah persetubuhan antar manusia, bercinta, bersetubuh, berzina”. Kata tersebut adalah tindakan-tindakan yang membuahkan dampak-dampak, dan masing-masing dampak memiliki nama generik tersendiri, yaitu mulai mengenal persetubuhan antar manusia yang diamksud adalah perbuatan bersenggama dengan pasangan nya yang tidak terikat dalam sebuah pernikahan. Leksia ini menunjukan bahwa Swastika menyadari bahwa perilakunya di sebut perzinahan. Dimana dia terjerumus di kehidupan pemuja kebebasan termasuk kehidupan seks bebas yang dilarang oleh agama manapun sehingga dia sendiri menyebutnya sebagai sebuah perzinahan. Leksia 8 halaman 71 “Aku bersetubuh dengan para lelakiku, banyak lelaki, terlalu banyak” Penanda: Teks pada kalimat “Aku bersetubuh dengan para lelakiku, banyak lelaki, terlalu banyak Petanda: Pada kalimat bersetubuh dengan banyak lelaki memiliki arti melakukan hubungan intim dengan bayak lelaki Tanda Denotatif: Gambaran bahwa Swastika bercinta dengan banyak lelaki, berhubungan badan dengan banyak lelaki Penanda Konotatif: Menyadari bahwa kehidupannya diwarnai dengan berhubungan dengan banyak lelaki. Petanda Konotatif: Banyak lelaki memiliki arti sudah melakukan hubungan seksual dengan lebih dari 2 orang Tanda Konotatif: Menyadari bahwa dirinya terjebak di perilaku seks bebas, dimana dirinya tidak ada penyesalan meskipun telah berhubungan badan dengan banyak lelaki Dari leksia yang terdapat pada peta diatas, digolongkan kedalam kode pembacaan proaretik atau kode tindakan action lakuan yang dianggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang Dari leksia diatas, dapat diketahui perilaku seks bebas yang ditunjukan dalam kalimat “Aku bersetubuh dengan para lelakiku, banyak lelaki, terlalu banyak” kata- kata tersebut merupakan sebuah tindakan dimana sudah melakukan hubungan badan dengan banyak lelaki, sehingga untuk mengingat berapa banyaknya saja akan kesulitan Leksia ini dapat diartikan bahwa tokoh utama sudah terjebak di perilaku seks bebas. Dimana sudah berhubungan badan dengan benyak lelaki, terlalu banyak malah sehingga dia sendiri lupa lelaki mana yang pertama kali melakukan hubungan badan dengannya Leksia 9 halaman 74 “Aku selalu merindukan sebuah percintaan, dengan para lelakiku” Penanda : Teks pada kalimat “Aku selalu merindukan sebuah percintaan, dengan para lelakiku” Petanda: Pada kalimat “…merindukan sebuah percintaan memiliki arti bahwa hubungan yang dijalani tidak berdasar pada cinta dan persaan, hanya berdasarkan hasrat seksual semata Tanda Denotatif Leksia ini mempunyai arti Merindukan munculnya perasaan cinta setiap berhubungan dengan lelaki-lelakinya Penanda Konotatif: Hubungan selama ini hanya berdasar suka sama suka, jika berhubungan dengan lelaki- lelakinya. Tidak ada perasaan cinta Petanda Konotatif: Merindukan adanya perasaan cinta dalam berhubungan dengan lelaki- lelakinya Tanda Konotatif: Dalam leksia ini mempunyai arti Merindukan adanya perasaan cinta dalam berhubungan dengan lelaki-lelakinya. Bukan sekedar suka sama suka kemudian berganti pasangan di keesokan harinya. Dari leksia yang terdapat pada peta diatas, digolongkan kedalam kode pembacaan proaretik atau kode narasi yang merupakan kode tindakan action lakuan yang dianggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang. Kode proaretik ditunjukan pada kalimat “Aku selalu merindukan sebuah percintaan, dengan para lelakiku” Leksia ini dapat di artikan bahwa sebenarnya tokoh utama menginginkan tumbuhnya perasaan cinta dalam berhubungan dengan lelaki-lelaki ada di hidupnya. Bukan hanya berdasar nafsu semata, tetapi melibatkan hati dan perasaan. Leksia 16 halaman 99 “Dengan lelaki kesekian. Entah keberapa, aku tak ingat, kupikir, tak perlu diingat” Penanda: Teks pada kalimat “Dengan lelaki kesekian. Entah keberapa, aku tak ingat, kupikir, tak perlu diingat” Petanda: “Dengan lelaki kesekian…” mempunyai arti, sudah tidak terhitung jumlah lelaki yang sudah berhubungan seksual denganya Tanda Denotatif : Terlihat adanya perilaku seks bebas dalam leksia ini bahwa Tidak mengingat lelaki keberapa yang berhubungan dengannya, dan juga tidak mau mengingatnya. Penanda Konotatif : Tindakan untuk mendapat kepuasan dalam berhubungan dengan melakukan hubungan Petanda Konotatif: Perilaku seks bebas adalah tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual Tanda Konotatif: Dari leksia ini dapat diartikan bahwa Karena terlalu banyaknya lelaki yang hadir di kehidupan, maka dia lupa lelaki kebarapa yang sedang berhubungan dengannya, dan menandakan dia lupa juga sudah berapa kali berhubungan dengan lelaki di kehidupannya. Leksia diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan proaretik atau kode narasi yang merupakan kode tindakan action lakuan yang dianggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang Dari leksia diatas, dapat diketahui bahwa perilaku seks bebas di tunjukan dalam kalimat “Dengan lelaki kesekian, entah keberapa, aku tak ingat, kupikir tak perlu diingat” Leksia ini dapat diketahui bahwa terdapat suatu pernyataan dalam hidup Swastika yang bahwa saat ini sudah lelaki kesekian yang berhubungan badan dengannya. Dan Swastika sendiri lupa lelaki keberapa yang ada dengannya saat ini, lagi pula menurutnya tak perlu juga diingat siapa atau lelaki keberapa yang ada dengannya saat ini. Leksia 22 halaman 146 “Aku hanya ingin mencintai dan bercinta dengan laki-laki” Penanda: Teks pada kalimat “Aku hanya ingin mencintai dan bercinta dengan laki-laki” Petanda: Pada kalimat “ ….hanya ingin bercinta dengan laki-laki” mempunyai arti betapa perasaan ingin berhubungan seksual dengan laki-laki sangat tinggi menguasai perasaannya Tanda denotatif: Pada leksia ini ada Pernyataan yang menjelaskan bahwa bagaimana dirinya hanya ingin bercinta dan mencintai lelaki sudah sangat menggebu dan memenuhi otak dan perasaannya. Penanda konotatif: Pernyataan bahwa hanya ingin mencintai dan bercinta hanya sengan lelaki Petanda Konotatif: Bentuk tindakan pengekspresian diri yang hanya ingin mencintai dan bercinta dengan laki-laki Tanda Konotatif: Bahwa dirinya hanya ingin bercinta dan mencintai lelaki, karena menyadari orientasi seksualnya yang ternyata mulai menyukai sesama jenis Leksia diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan proaretik atau kode narasi yang merupakan kode tindakan action lakuan yang dianggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang Leksia diatas terdapat sebuah tindakan dari tokoh dalam novel ini yang ditunjukkan oleh tokoh utama yaitu hanya ingin mencintai dan bercinta dengan lelaki. Dari leksia diatas dapat diketahui perilaku seks bebas ditunjukkan dalam kalimat “……bercinta dengan laki-laki” yang berarti tokoh utama novel hanya ingin bercinta atau melakukan hubungan seksual hanya dengan lelaki saja. Leksia 23 halaman 147 “Aku suka bercinta. Dengan laki-laki” Penanda : Teks pada kalimat “Aku suka bercinta. Dengan laki-laki” Petanda: Kata “suka bercinta,,” mempunyai arti menikmati pada saat melakukan hubungan seksual dengan laki-laki Tanda Denotatif: Mempunyai makna bahwa dirinya suka jika bercinta dengan lelaki Penanda Konotatif: Aku suka bercinta. Dengan laki- laki” Petanda Konotatif: Kata “suka bercinta,,” mempunyai arti menikmati pada saat melakukan hubungan seksual dengan laki-laki Tanda Konotatif: Leksia ini dapat diartikan Bentuk peryataan bahwa dirinya suka bercinta dan menikmati ketika berhubungan seksual dengan laki-laki Leksia diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan proaretik atau kode narasi yang merupakan kode tindakan action lakuan yang dianggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang. Dari leksia diatas dapat diketahui perilaku seks bebas ditunjukkan dalam kalimat “Aku suka bercinta. Dengan laki-laki” yang berarti Tokoh utama novel membuat peryataan bahwa dirinya menyukai dan menikmati ketika bercinta ketika berhubungan seksual dengan laki-laki. Leksia 25 halaman 148 “Bahwa aku bercinta demi membuang kelesbianan ku. Meski lama kelamaan aku juga menjadi seperti ketagihan. Untuk bercinta dan bercinta lagi. Lagi dan lagi.” Penanda : Teks pada kalimat “Bahwa aku bercinta demi membuang kelesbianan ku. Meski lama Petanda: “…Bercinta demi membuang kelesbianan ku” mempunyai arti bahwa sebenarnya inti dari bercinta dengan banyak laki-laki hanya agar tidak diketahui bahwa dirinya kelamaan aku juga menjadi seperti ketagihan. Untuk bercinta dan bercinta lagi. Lagi dan lagi.” sebenarnya adalah seorang lesbi wanita penyuka sesama jenis Tanda Denotatif: Leksia ini menjelaskan bahwa alasan kenapa dirinya masuk ke dunia seks bebas Penanda Konotatif: Meski lama kelamaan aku juga menjadi seperti ketagihan. Untuk bercinta dan bercinta lagi. Lagi dan lagi.” Petanda Konotatif: Ketagihan mempunyai arti ingin terus-menerus, merasa sangat ingin karena sudah menjadi kebiasaan Tanda Konotatif: Bahwa sebenarnya hanya ingin menghindari perasaan suka yang tidak wajar, sampai akhirnya terjebak den terus menerus inging bercinta dengan lelaki, karena sudah menjadi sebuah bentuk kebiasaan. Leksia diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan proaretik atau kode narasi yang merupakan kode tindakan action lakuan yang dianggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang. Dari leksia diatas dapat diketahui perilaku seks bebas ditunjukkan dalam kalimat “Bahwa aku bercinta demi membuang kelesbianan ku. Meski lama kelamaan aku juga menjadi seperti ketagihan. Untuk bercinta dan bercinta lagi. Lagi dan lagi.” Dari kalimat “…bercinta demi membuang kelesbianan ku.” Di ketahui bahwa alasan dasar dari tokoh utama novel berhubungan seksual dengan banyak laki-laki karena ingin mengingkari perasaan lesbi wanita yang menyukai sesame jenis yang muncul di dirinya. Yang awalnya hanya ingin menghindari perasaan suka yang tidak wajar, sampai akhirnya terjebak den terus menerus inging bercinta dengan lelaki, karena sudah menjadi sebuah bentuk kebiasaan. Leksia 26 halaman 149 “Sila, aku telah begitu terlena dengan dunia ciptaan ku sendiri. Dunia kebebasan. Dimana aku bisa bercinta, mabuk, merokok, memuji dan memaki.” Penanda : Teks pada kalimat “Sila, aku telah begitu terlena dengan dunia ciptaan ku sendiri. Dunia kebebasan. Dimana aku bisa bercinta, mabuk, Petanda: Kata “terlena” mempunyai arti terlalu menikmati sehingga semakin terjerumus ke dalam dunia kebebasan yang d jalani oleh tokoh utama novel merokok, memuji dan memaki.” Tanda Denotatif: Bentuk pengakuan terhadap sahabatnya, betapa dirinya telah jauh terjebak dunia kebebasan Penanda Konotatif: Sila, aku telah begitu terlena dengan dunia ciptaan ku sendiri. Dunia kebebasan. Dimana aku bisa bercinta, mabuk, merokok, memuji dan memaki.” Petanda Konotatif: Sudah jauh masuk dan menikmati dunia kebebasannya yang pada awalnya sangat diingikannya. Tanda Konotatif: Leksia ini mempunyai makna Bentuk penyesalan yang diungkapkan terhadap sahabatnya, betapa jauh dirinya terjebak d dunia yang awalnya hanya sebagai pelarian saja. Leksia diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan proaretik atau kode narasi yang merupakan kode tindakan action. lakuan yang dianggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang. Dari leksia diatas dapat diketahui perilaku seks bebas ditunjukkan dalam kalimat “Sila, aku telah begitu terlena dengan dunia ciptaan ku sendiri. Dunia kebebasan. Dimana aku bisa bercinta, mabuk, merokok, memuji dan memaki.” Kata “Dimana aku bisa bercinta, mabuk, merokok, memuji dan memaki.” Mempunyai arti, kebebasan yang dijalani oleh tokoh utama novel adalah bebas untuk berhubungan seksual dengan lelaki manapun, bebas untuk mabuk, merokok, memuji bahkan memaki orang maupun kehidupannya sendiri. Tokoh utama novel merasa tindakannya menciptakan dunia sendiri, dunia kebebasannya justru membuatnya terjebak. Sehingga sulit baginya untuk bisa keluar dari perilaku bebasnya, termasuk perilaku yang suka bercinta dengan banyak lelaki. Leksia 31 halaman 162 “Lagi pula, aku tak pernah bermaksud menjadikan salah satu dari lelaki yang pernah tidur denganku itu, menjalin hubungan serius denganku..” Penanda : Teks pada kalimat “Lagi pula, aku tak pernah bermaksud menjadikan salah satu dari lelaki yang pernah tidur denganku itu, menjalin hubungan serius denganku..” Petanda: “…..tak pernah bermaksud menjadikan salah satu dari lelaki yang pernah tidur denganku itu, menjalin hubungan serius denganku..” mempunyai arti bahwa tidak ada niat untuk menjalani keseriusan dengan salah satu lelaki yang pernah berhubungan seksual dengannya Tanda Denotatif: Leksia ini menjelaskan bahwa Tidak terlintas perasaan ingin berhubungan serius dengan salah satu dari lelaki yang pernah berhubungan dengannya. Penanda Konotatif: Ketika berhubungan, tidak pernah terlintas ada keseriusan hanya berdasar suka sama suka Petanda Konotatif: Perilaku seks bebas adalah tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual Tanda konotatif : Bahwa Tidak pernah muncul perasaan serius dalam setiap berhubungan dengan lelaki-lelakinya. Hanya ada perasaan suka sama suka Dari leksia yang terdapat diatas, dapat digolongkan kedalam kode pembacaan proaretik atau narasi yang merupakan kode tindakan action. lakuan yang dianggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca orang Dari leksia diatas, dapat diketahui bahwa perilaku seks bebas ditunjukan dalam kalimat “Lagi pula, aku tak pernah bermaksud menjadikan salah satu dari lelaki yang pernah tidur denganku itu, menjalin hubungan serius denganku..” leksia diatas menunjukan bahwa dalam berhubungan, tokoh utama dalam novel tidak menyertakan perasaan akan sebuah keseriusan di dalamnya. Hanya berdasar suka sama suka saja, bahkan tidak ada niat dalam diri Swastika untuk bias berhubungan secara serius dengan salah satu lelaki yang pernah berhubungan dengannya.

2. Kode semik Leksia 1, halaman 53

“..Aku lupa siapa yang pertama kali mengulum bibirku” Penanda: Teks pada kalimat “Aku lupa siapa yang pertama kali mengulum bibirku” Petanda: Kata mengulum adalah Mengulum disini arti yang pertama menciumnya tetapi dalam kamus bahasa Indonesia, arti dari kata mengulum adalah keadaan simana seperti menahan gula-gula di dalam mulut. Tanda Denotatif : Pada leksia ini kilasan makna bahwa lupa siapa yang pertama kali berhasil menciumnya, menahan ciuman pada bibirnya dengan ciuman-ciuman panjang Penanda Konotatif: “Aku lupa siapa yang pertama kali mengulum bibirku Petanda Konotatif: Kata mengulum adalah Mengulum disini arti yang pertama menciumnya tetapi dalam kamus bahasa Indonesia, arti dari kata mengulum adalah menahan gula- gula di dalam mulut. Tanca Konotatif : Pada leksia ini kilasan makna bahwa lupa siapa yang pertama kali berhasil menciumnya, menahan ciuman pada bibirnya dengan ciuman-ciuman panjang Dari leksia yang terdapat pada peta diatas, dapat digolongkan kedalam kode pembacaan semik Makna konotatif karena kilasan makna dalam narasi ini. Terdapat pada kalimat “..Aku lupa siapa yang pertama kali mengulum bibirku” Hal ini dikarenakan tokoh utama dalam Novel mengatakan sudah lupa siapa yang pertama kali mengulum bibirnya. Mengulum disini arti yang pertama menciumnya tetapi dalam kamus bahasa Indonesia, arti dari kata mengulum adalah menahan gula-gula di dalam mulut. Dari leksia diatas, dapat diketahui bahwa perilaku seks bebas ditunjukan dalam kalimat“..Aku lupa siapa yang pertama kali mengulum bibirku..” leksia ini menunjukan bahwa Swastika lupa dengan siapa dia pertama kali berciuman, berciuman disini adalah berciuman bibir antara seorang lelaki dan wanita. Leksia 2 halaman 53 “Aku lupa lelaki mana yang pertama kali melihat telanjang dadaku, juga dua payudara ku. Entah siapa pula orang pertama yang berhasil menggigit halus dua gunung sintal dadaku ini “ Penanda: Teks pada kalimat “ Aku lupa lelaki mana yang pertama kali melihat telanjang dadaku, juga dua payudara ku. Entah siapa pula orang pertama yang berhasil menggigit halus dua gunung sintal dadaku ini” Petanda: “..lelaki mana yang pertama kali melihat..” adalah bentuk penegasan karena banyaknya lelaki yang melihatnya bertelanjang dada. Tanda denotatif: Pada leksia ini muncul pemaknaan bahwa sudah banyak lelaki yang berhubungan seksual dengannya sehingga lupa siapa lelaki yang melihatnya bertelanjang dada Penanda Konotatif: Karena berhubungan dengan banyak lelaki, maka lupa siapa yang Petanda Konotatif: lelaki mana yang pertama kali pertama kali melihatnya tanpa pakaian melihat..” adalah bentuk penegasan karena banyaknya lelaki yang melihatnya bertelanjang dada. Tanda Konotatif: Pada leksia ini muncul pemaknaan bahwa sudah banyak lelaki yang berhubungan seksual dengannya sehingga lupa siapa lelaki yang melihatnya bertelanjang dada Dari leksia diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan Semik makna Konotatif karena kilasan makna dalam narasi ini.karena sejumlah konotasi yang melekat pada suatu kata tertentu dalam leksia diatas. seperti kata “dua gunung sintal di dadaku”. Dalam pengertian awam yang berarti payudara atau buah dada dari seorang wanita. Kata –kata gunung jika dikonotasikan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah bukit yang sangat besar dan tinggi biasanya memiliki tinggi lebih 600 meter Dari leksia diatas dapat diketahui perilaku seks bebas yang ditunjukan pada kalimat “Aku lupa lelaki mana yang pertama kali melihat telanjang dadaku, juga dua payudara ku. Entah siapa pula orang pertama yang berhasil menggigit halus dua gunung sintal dadaku ini”. Leksia ini menjelaskan tentang tokoh novel mengenal banyak lelaki di kehidupan seks nya. Sehingga Swastika lupa, siapa lelaki yang menyentuh bagian tubuhnya dengan mesra tersebut. Hal ini karena sudah terlalu banyak lelaki yang berhubungan badan dengan Swastika. Sehingga lupa siapa yang pertama kali melakukannya. Leksia 3 halaman 53 “Aku lupa karena terlalu cukup banyak lelaki yang menyinggahi dermaga tubuhku, menikmati ranum buah dadaku” Penanda : Teks Pada kalimat “Aku lupa karena terlalu cukup banyak lelaki yang menyinggahi dermaga tubuhku, menikmati ranum buah dadaku Petanda: Terlalu cukup banyak lelaki adalah mempunyai arti lelaki yang pernah berhubungan seksual dengannya berjumlah lebih dari tiga orang Tanda Denotatif : Leksia ini mempunyai makna Banyak lelaki yang sudah berhubungan badan dengannya, dan telah banyak pula lelaki yang menciumnya. Penanda Konotatif: Penggambaran bahwa tubuhnya hanya sebuah tempat singgah sementara untuk beberapa pria. Petanda Konotatif : Terlalu cukup banyak lelaki adalah mempunyai arti lelaki yang pernah berhubungan seksual dengannya berjumlah lebih dari tiga orang Tanda Konotatif : Pada leksia ini muncul pemaknaan bagaimana tokoh utama menggambarkan banyaknya lelaki yang menikmati tubuhnya Dari leksia yang terdapat diatas di golongkan kedalam kode pembacaan semik, makna Konotatif karena kilasan makna dalam narasi ini.karena sejumlah konotasi yang melekat pada suatu kata tertentu dalam leksia diatas. Karena sejumlah kilasan yang melekat pada narasi diatas, seperti kata “dermaga” dan “ranum”. Dermaga sebenarnya adalah sebuah kawasan bertembok rendah yang berada di pi pantai menjorok kea rah laut yang berada di kawasan pelabuhan tempat kapal bongkar muat barang. Sedangkan kata ranum adalah konotasi tentang keadaan buah-buahan yang sudah mesak secara sempurna. Tetapi dalam kalimat leksia diatas, dermaga di konotasikan berupa tubuh dari Swastika, dan kata ranum di konotasikan dengan payudara dari si tokoh Swastika ini sendiri. Dari leksia diatas dapat diketahui bahwa perilaku seks bebas ditunjukan dengan kalimat “Aku lupa karena terlalu cukup banyak lelaki yang menyinggahi dermaga tubuhku, menikmati ranum buah dadaku” Leksia ini menunjukkan ba bagaimana tokoh utama menggambarkan banyaknya lelaki yang menikmati tubuhnya. Leksia 10 halaman 83 “ Terlalu banyak lelaki yang menjelajahi lekuk tubuhku” Penanda : Teks pada kalimat “Terlalu banyak lelaki yang menjelajahi lekuk tubuhku Petanda : banyak lelaki adalah mempunyai arti lelaki yang pernah berhubungan seksual dengannya berjumlah lebih dari tiga orang Tanda Denotatif: Leksia ini menunjukan banyaknya lelaki yang sudah berhubungan seksual dengan tokoh utama novel Penanda Konotatif : Menjelajahi lekuk tubuhku Petanda Konotatif : Menjelajahi yang dimaksud adalah berhubungan seksual Tanda Konotatif : Leksia ini menjelaskan tentang banyaknya lelaki yang sudah berhubungan seksual dengan tokoh utama novel Dari leksia diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan Semik makna Konotatif karena sejumlah konotasi yang melekat pada suatu kata tertentu dalam leksia diatas. Seperti kata “Terlalu banyak lelaki yang menjelajahi lekuk tubuhku” Menjelajahi biasanya identik dengan sebuah perjalanan berpetualang ke tempat baru yang belum dikenal atau belum pernah dilalui sebelumnya. Tapi dalam kalimat ini, menjelajah di konotasikan dengan menjelajah tubuh tokoh utama novel. Dari leksia diatas dapat ditunjukan bahwa perilaku seks bebas pada kalimat “Terlalu banyak lelaki yang menjelajahi lekuk tubuhku” Dari leksia tersebut dapat di gambarkan bahwa, kata jelajah biasanya identik dengan sebuah perjalanan atau bepergian kemana-mana untuk menyelidiki sesuatu. Tapi dalam kalimat ini jelajah di identikan dengan bagaimana lelaki menikmati keindahan tubuh tokoh utama dalam novel. Leksia 11 halaman 86 Di sela-sela keliaran lelaki ini menjelajahi tubuhku yang telanjang. Ia tampak senang mendengar eranganku. hal 86 Penanda : Teks pada kalimat “Terlalu banyak lelaki yang menjelajahi lekuk tubuhku Petanda : banyak lelaki adalah mempunyai arti lelaki yang pernah berhubungan seksual dengannya berjumlah lebih dari tiga orang Tanda Denotatif: Leksia ini menunjukan banyaknya lelaki yang sudah berhubungan seksual dengan tokoh utama novel Penanda Konotatif : Menjelajahi lekuk tubuhku Petanda Konotatif : Menjelajahi yang dimaksud adalah berhubungan seksual Tanda Konotatif : Leksia ini menjelaskan tentang banyaknya lelaki yang sudah berhubungan seksual dengan tokoh utama novel Dari leksia diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan Semik makna Konotatif karena sejumlah konotasi yang melekat pada suatu kata tertentu dalam leksia diatas. Seperti kata “Terlalu banyak lelaki yang menjelajahi lekuk tubuhku” Menjelajahi biasanya identik dengan sebuah perjalanan berpetualang ke tempat baru yang belum dikenal atau belum pernah dilalui sebelumnya. Tapi dalam kalimat ini, menjelajah di konotasikan dengan menjelajah tubuh tokoh utama novel. Dari leksia diatas dapat ditunjukan bahwa perilaku seks bebas pada kalimat “Terlalu banyak lelaki yang menjelajahi lekuk tubuhku” Dari leksia tersebut dapat di gambarkan bahwa, kata jelajah biasanya identik dengan sebuah perjalanan atau bepergian kemana-mana untuk menyelidiki sesuatu. Tapi dalam kalimat ini jelajah di identikan dengan bagaimana lelaki menikmati keindahan tubuh tokoh utama dalam novel. Leksia 15 halaman 90 “Tak pernah kubayangkan sebelumnya, Dari semua percintaan ku. Ranjang ini, malam ini, seolah menjelma piring lebar yang menampung tubuhku” Penanda: Teks Pada kalimat “Tak pernah kubayangkan sebelumnya, Dari semua percintaan ku. Ranjang ini, malam ini, seolah menjelma piring lebar yang menampung tubuhku” Petanda: Percintaan disini adalah berhubungan seksual dengan lelaki. Tanda Denotatif: Leksia ini menunjukkan bahwa percintaannya kali ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya, dan berbeda dengan percintaan sebelumnya Penanda Konotatif: Ranjang ini, malam ini, seolah menjelma piring lebar yang menampung tubuhku Petanda Konotatif: Tubuhnya diibaratkan sebuah hidangan di atas sebuah piring Tanda Konotatif: Leksia ini menunjukkan bahwa percintaannya kali ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya, dan berbeda dengan percintaan sebelumnya Tubuhnya diibaratkan sebuah hidangan, yang di letakkan di atas piring saji, yang kemudian di santap penuh nafsu oleh lelaki yang malam itu berhubungan dengannya, Dari leksia yang terdapat pada peta diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan semik makna Konotatif karena sejumlah konotasi yang melekat pada suatu kata tertentu dalam leksia diatas. Seperti pada kata “ piring lebar” Kata piring adalah sebuah peralatan makan yang digunakan untuk menyajikan makanan yang kemudian akan di santap. Sedangkan pada kalimat pada leksia di atas, piring di sama artikan dengan sebuah ranjang, tempat Swastika berhubungan dengan lelakinya. Dari leksia diatas dapat ditunjukan bahwa perilaku seks bebas pada kalimat “Tak pernah kubayangkan sebelumnya, Dari semua percintaan ku. Ranjang ini, malam ini, seolah menjelma piring lebar yang menampung tubuhku” Dari leksia diatas menunjukkan bahwa tokoh utama mengibaratkan tubuhnya hanya sebagai hidangan yang tidak bernyawa diatas piring yang kemudian disantap sampai puas oleh lelakinya. Leksia 18 halaman 91 “Setiap lelaki yang hadir adalah cenderamata bagi perjalanan ku, petualangan ku. Mereka adalah kenangan” Penanda: Teks pada kalimat “Setiap lelaki yang hadir adalah cenderamata bagi perjalanan ku, petualangan ku. Mereka adalah kenangan” Petanda: Cenderamata adalah sebuah petanda pengingat ketika melakukan sebuah perjalanan, atau sebuah bentuk buah tangan dari sebuah tempat. Tanda Denotatif: Leksia ini mempunyai arti bahwa lelaki-lelaki yang berhubungan dengannya hanya sebagai cendera mata, maka Swastika merasa bebas untuk berganti pasangan di keesokan harinya. Penanda Konotatif: Mereka adalah kenangan Petanda Konotatif: Penggambaran bahwa dalam berhubungan, hanya berdasar suka tanpa adanya perasaam cinta Tanda Konotatif: Leksia ini mempunyai arti bahwa lelaki-lelaki yang berhubungan dengannya hanya sebagai cendera mata, maka Swastika merasa bebas untuk berganti pasangan di keesokan harinya. Dari leksia yang terdapat pada peta diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan semik makna Konotatif karena sejumlah konotasi yang melekat pada suatu kata tertentu. Dalam leksia diatas. Seperti pada kata “ cenderamata”. Cenderamata identik dengan sebuah barang yang digunakan sebagai pengingar bahwa seseorang tersebut pernah ke suatu tempat. Dari leksia diatas dapat diketahui bahwa perilaku seks bebas pada kaliamat “Setiap lelaki yang hadir adalah cenderamata bagi perjalanan ku, petualangan ku. Mereka adalah kenangan” Dari leksia ini menunjukan Dalam hal ini, Tokoh utama tidak pernah menggunakan perasaan dalam berhubungan dengan lelaki-lelakinya, dia hanya menganggap mereka sebagai pengingat, sebagai hadiah di setiap kota yang di kunjunginya. Tidak ada perasaam cinta ataupun menyesal ketika hubungan itu dimulai atau pada saat harus di akhiri. Leksia 24 halaman 148 “Seperti yang kurasakan ketika bercinta dengan para lelaki-lelaki ku. Apa yang akan ‘memasuki’ ku ?” Penanda: Teks apada kalimat “Seperti yang kurasakan ketika bercinta dengan Petanda: Bercinta adalah melakukan hubungan badan bersenggama para lelaki-lelaki ku. Apa yang akan ‘memasuki’ ku ?” antara laki-laki dan perempuan Tanda denotatif: Diartikan bahwa Menceritakan perasaan yang dirasa pada saat bercinta dengan para lelakinya Penanda Konotatif: Bentuk pengekspresian perasaan pada saat bercinta dengan para lelakinya Petanda Konotatif: Bercinta adalah melakukan hubungan badan bersenggama antara laki-laki dan perempuan Tanda Konotatif: Pada saat bercinta dengan para lelakinya, muncul perasaan yang tidak bias tergambarkan dalam dirinya, ada sesuatu yang seakan merasuki dirinya dan merubahnya. Dari leksia yang terdapat pada peta diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan semik makna Konotatif karena sejumlah konotasi yang melekat pada suatu kata tertentu dalam leksia diatas. Pada kata “.. ‘apa yang akan memasuki’ ku ?” adalah ketika berhubungan seksual dengan para lelakinya, tokoh utama novel seakan dirasuki oleh pribadi lain yang membuatnya seakan berubah menjadi pribadi yang jauh berbeda dengan dirinya yang sebenarnya. Dari leksia diatas dapat diketahui perilaku seks bebas ditunjukkan dalam kalimat “Seperti yang kurasakan ketika bercinta dengan para lelaki-lelaki ku. Apa yang akan ‘memasuki’ ku ?” Tokoh utama novel seakan ‘dirasuki’ kemudian berubah menjadi pribadi yang jauh berbeda ketika bercinta dengan lelaki-lelakinya Leksia 27 halaman 150 “Aku suka lelaki yang kuat. Yang bisa mengalahkan ku di tempat tidur. Tapi, aku bukan pelacur. Apalagi perempuan sundal” Penanda: Teks pada kalimat “Aku suka lelaki yang kuat. Yang bisa mengalahkan ku di tempat tidur. Tapi, aku bukan pelacur. Apalagi perempuan sundal” Petanda: Pelacur atau sundal adalah perempuan pekerja seks komersial Tanda Denotatif: Leksia ini mempunyai makna Suka bercinta dengan banyak lelaki, suka di ditaklukan oleh lelaki ketika berhubungan seksual, tetapi tak mau di sebut perempuan pelacur Penanda Konotatif: aku bukan pelacur. Apalagi perempuan sundal Petanda Konotatif: Pelacur atau sundal adalah perempuan pekerja seks komersial Tanda Konotatif: Bahwadirinya tidak mau disebut seorang pelacur, bukan perempuan sundal, dia hanya seorang perempuan yang mencari jati diri kemudian terjebak d dunia pemuja kebebasan Dari leksia yang terdapat pada peta diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan semik makna Konotatif, Karena sejumlah kilasan yang melekat pada narasi diatas dalam leksia diatas. Seperti kata sundal atau pelacur adalah perempuan yang bekerja sebagai pemuas nafsu lelaki tetapi dengan menerapkan bayaran tariff setelah melakukan hubungan seksual. PSK Dari leksia diatas dapat diketahui perilaku seks bebas ditunjukkan dalam kalimat “Aku suka lelaki yang kuat. Yang bisa mengalahkan ku di tempat tidur. Tapi, aku bukan pelacur. Apalagi perempuan sundal” tokoh utama tidak mau disebut pelacur. Memang dia tidur dengan banyak lelaki, tetapi tidak untuk materi atau untuk mendapatkan uang. Tokoh utama memilih tidur dengan banyak lelaki hanya karena ingin menghindari perasaan sukanya terhadap sila, sahabatnya. Leksia 26 halaman 159 “Sementara aku harus cepat membunuh rasa suka ku pada perempuan. Secepatnya. Dan dengan cara paling mudah, apa itu? Memakai tanduk ku? Tidur dengan lelaki-lelaki ku? Ini kan sudah kulakukan sejak lama, kasarnya sudah menjadi keseharianku, kebiasaanku, tradisiku, jika aku boleh menyebutnya seperti itu” Penanda : Teks pada kalimat” Sementara aku harus cepat membunuh rasa suka ku pada perempuan. Secepatnya. Dan dengan cara paling mudah, apa itu? Memakai tanduk ku? Tidur dengan lelaki-lelaki ku? Ini kan sudah kulakukan sejak lama, kasarnya sudah menjadi keseharianku, kebiasaanku, tradisiku, jika aku boleh menyebutnya seperti itu” Petanda: Membunuh rasa suka mempunyai arti menghilangkan perasaan suka Tanda Denotatif: Pada leksia ini menunjukan adanya usaha untuk menghilangkan rasa suka terhadap perempuan dengan cara tidur dengan lelaki-lelakinya Penanda Konotatif: Dan dengan cara paling mudah, apa itu? Memakai tanduk ku? Tidur dengan lelaki-lelaki ku? Ini kan sudah kulakukan sejak lama, kasarnya sudah menjadi keseharianku, kebiasaanku, tradisiku, jika aku boleh Petanda konotatif: Tanduk adalah bentuk penggambaran sisi buruk sisi kelam dari perilaku seseorang menyebutnya seperti itu” Tanda Konotatif: Dari leksia ini menunjukan bahwa Satu-satunya cara bagi tokoh utama untuk menghindari munculnya rasa suka terhadap sejenis, maka pihan satu-satunya adalah berhubungan dengan banyak lelaki yang semata-mata agar perasaan itu menghilang dari benaknya . Dari leksia yang terdapat pada peta diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan semik makna Konotatif, Karena sejumlah kilasan yang melekat pada narasi diatas dalam leksia diatas. Pada kata “…Memakai tanduk ku “ Mempunyai arti ingin menghapus rasa suka terhadap sesama jenis, tokoh utama lebih memilih untuk masuk ke sisi gelap dalam hidupnya dan memilih untuk berhubungan seksual dengan banyak lelaki. Dari leksia diatas dapat diketahui bahwa perilaku seks bebas di tunjukan dalam kalimat “Sementara aku harus cepat membunuh rasa suka ku pada perempuan. Secepatnya. Dan dengan cara paling mudah, apa itu? Memakai tanduk ku? Tidur dengan lelaki-lelaki ku? Ini kan sudah kulakukan sejak lama, kasarnya sudah menjadi keseharianku, kebiasaanku, tradisiku, jika aku boleh menyebutnya seperti itu” leksia ini dapat diartikan tokoh dalam novel mempunyai kecenderungan suka terhadap sesama jenis, tetapi coba untuk di hindari. Sebagai akibatnya, malah lebih memilih masuk ke dalam sisi liar di hidupnya dan berhubungan dengan banyak lelaki hanya supaya rasa suka terhadap sesama jenis bisa hilang.

3. Kode Hermeneutik

Leksia 5 halaman 70 “Di beberapa kota yang ku kunjungi, aku menjalin hubungan dengan para lelaki yang aku kenal. Yang aku anggap menarik Penanda: Teks pada kalimat “Di beberapa kota yang ku kunjungi, aku menjalin hubungan dengan para lelaki yang aku kenal. Yang aku anggap menarik Petanda: Di beberapa kota mempunyai arti bahwa tokoh utama sering bepergian ke kota yang berbeda- beda Tanda Denotatif: Pada leksia ini menunjukan bahwa adanya perilaku suka berganti-ganti pasangan Penanda Konotatif: Di setiap kota yang dikunjungi, jika merasa lelaki itu menarik maka Swastika akan menjalani hubungan singkat dengan lelaki yang dianggapnya menarik Petanda Konotatif: Di beberapa kota mempunyai arti bahwa tokoh utama sering bepergian ke kota yang berbeda- beda Tanda Konotatif: Pada leksia ini menunjukan bahwa Di setiap kunjungan di beberapa kota, jika bertemu lelaki yang dianggap menarik hati maka Swastika tidak segan melakukan hubungan singkat dengan lelaki tersebut. Dari leksia yang terdapat pada peta diatas digolongkan dalam kode pembacaan hermeneutic Kode teka-teki. Yaitu sebuah narasi yang dapat mempertajam permasalahan, menciptakan ketegangan dan misteri sebelum memberikan pemecahan atau jawaban. Dari leksia ini terdapat kalimat yang menggambarkan sebuah misteri keinginan pada kata “Di beberapa kota yang ku kunjungi “ prnggalan kalimat ini menunjukan tidak jelas berapa banyak kota yang telah tokoh utama kunjungi. Dapat diartikan bahwa tidak jelas juga berapa banyak lelaki yang dianggapnya menarik, kemudian diajak berhubungan singkat. Hal ini dikarenakan pada saat kunjungannya, tokoh utama tidak selalu bertemu lelaki yang sama di kota yang sama. Leksia 13 halaman 90 “Malam berbeda, lelaki yang berbeda Penanda : Teks pada kalimat “Malam berbeda, Petanda : Kata “Lelaki yang berbeda” lelaki yang berbeda” mempunyai arti lelaki yang ada saat ini, sudah pasti bukan lelaki yang kemarin bersamanya Tanda Denotatif : Dari leksia ini dapat diartikan bahwa Di setiap malamnya, selalu berganti- ganti pasangan. Lelaki hari ini, pasti akan lain dengan lelaki sebelumnya, atau lelaki yang akan berhubungan dengannya besok Penanda Konotatif : “Malam berbeda, lelaki yang berbeda” Petanda Konotatif : Kata “Lelaki yang berbeda” mempunyai arti lelaki yang ada saat ini, sudah pasti bukan lelaki yang kemarin bersamanya Tanda Konotatif : Dari leksia ini dapat diartikan bahwa Di setiap malamnya, selalu berganti- ganti pasangan. Lelaki hari ini, pasti akan lain dengan lelaki sebelumnya, atau lelaki yang akan berhubungan dengannya besok Dari leksia yang terdapat pada peta diatas digolongkan dalam kode pembacaan hermeneutic Kode teka-teki. Yaitu sebuah narasi yang dapat mempertajam permasalahan, menciptakan ketegangan dan misteri sebelum memberikan pemecahan atau jawaban. Dari leksia diatas yang ditunjukan dalam kalimat” “Malam berbeda, lelaki yang berbeda” Leksia ini menunjukan bahwa, Di setiap malamnya, selalu berganti-ganti pasangan. Lelaki hari ini, pasti akan lain dengan lelaki sebelumnya, atau lelaki yang akan berhubungan dengannya besok . Karena berganti pasangan di setiap malamnya,dan sudah pasti berhubungan badan dengan leaki-lelaki itu. Leksia 14 halaman 91 “Lelaki baru, kuinginkan pengalaman baru” Penanda : Teks Pada Kalimat “Lelaki baru, kuinginkan pengalaman baru” Petanda: Lelaki baru mempunyai arti lelaki yang baru di kenal, lelaki yang baru pertama kali di ajak berhubungan. Tanda Denotatif : Penggambaran bagaimana sosok Swastika menganggap kehidupannya sebagai sebuah perjalanan. Penanda Konotatif: “Lelaki baru, kuinginkan pengalaman baru” Petanda Konotatif : Di setiap kesempatan berhubungan dengan lelaki baru, Swastika mengharapkan adanya pengalaman baru dalam berhubungan seks Tanda Konotatif: Leksia ini mempunyai makna Di setiap bertemu lelaki baru, tidak hanya berharap adanya sebuah persetubuhan tetapi sebuah pengalaman berhubungan badan yang baru. Dimana satu lelaki sudah pasti berbeda dengan lelaki yang lainnya sebelum ini. Dari leksia pada peta diatas, leksia tersebut dapat di golongkan kedalam kode pembacaan hermeneutic Kode teka-teki. Yaitu sebuah narasi yang dapat mempertajam permasalahan, menciptakan ketegangan dan misteri sebelum memberikan pemecahan atau jawaban. Dari leksia diatas dapat pada kalimat “Lelaki baru, kuinginkan pengalaman baru” dari leksia ini dapat artikan bahwa tokoh utama novel, menganggap bahwa petualangan bercinta dengan banyak lelaki tidak sekedar hanya bercinta, Swastika mengharapkan sebuah pengalaman baru di setiap kesempatannya dalam berhubungan dengan lelaki yang berbeda-beda. Leksia 16 halaman 92 “Bukan malam kemarin, bukan lelaki kemarin” Penanda : Teks pada kalimat “Bukan malam kemarin, bukan lelaki kemarin” Petanda: Bukan lelaki kemarin mempunyai arti lelaki yang ada saat ini, sudah pasti bukan lelaki yang kemarin bersamanya Tanda denotatif: Dari leksia ini dapat diartikan bahwa Di setiap malamnya, selalu berganti- ganti pasangan. Lelaki hari ini, pasti akan lain dengan lelaki sebelumnya, atau lelaki yang akan berhubungan dengannya besok Penanda konotatif: “Bukan malam kemarin, bukan lelaki kemarin” Petanda konotatif: Bukan lelaki kemarin mempunyai arti lelaki yang ada saat ini, sudah pasti bukan lelaki yang kemarin bersamanya Tanda konotatif: Dari leksia ini dapat diartikan bahwa Di setiap malamnya, selalu berganti- ganti pasangan. Lelaki hari ini, pasti akan lain dengan lelaki sebelumnya, atau lelaki yang akan berhubungan dengannya besok Dari leksia yang terdapat pada peta diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan hermeneutik teka-teki. Yaitu sebuah narasi yang dapat mempertajam permasalahan, menciptakan ketegangan dan misteri sebelum memberikan pemecahan atau jawaban. Dari leksia diatas dapat diketahui bahwa yang ditunjukan dalam kalimat ” Bukan malam kemarin, bukan lelaki kemarin” mempunyai arti di setiap malamnya, selalu berganti-ganti pasangan. Lelaki hari ini, pasti akan lain dengan lelaki sebelumnya, atau lelaki yang akan berhubungan dengannya besok. Dari leksia ini dapat digambarkan bahwa tokoh utama menyadari bahwa malam-malamnya di lewati dengan lelaki yang berbeda-beda. Leksia 19 halaman 126 “Ah, sebegitu pentingkah keperawanan seorang perempuan? Begitu pentingkah selaput dara? Apa bedanya perawan dan tidak perawan?” Penanda : Teks pada kalimat “Ah, sebegitu pentingkah keperawanan seorang perempuan? Begitu pentingkah selaput dara? Apa bedanya perawan dan tidak perawan? Petanda : Keperawanan mempunyai arti keadaan dimana seorang perempuan masih belum pernah d sentuh laki- laki secara seksual belum pernah berhubungan seksual dengan laki- laki Tanda Denotatif: Dalam leksia ini muncul seterotype tentang , apa masih penting bagi seorang pria mengenai keperawanan wanita, apa mempengaruhi seorang pria jika wanita sudah tidak perawan lagi… Penanda Konotatif: Begitu pentingkah selaput dara? Apa bedanya perawan dan tidak Petanda Konotatif: Keperawanan mempunyai arti keadaan dimana seorang perempuan masih belum pernah d sentuh laki- perawan? laki secara seksual belum pernah berhubungan seksual dengan laki- laki Tanda Konotatif: Dalam leksia ini muncul pemknaan tentang , apa masih penting bagi seorang pria mengenai keperawanan wanita, apa mempengaruhi seorang pria jika wanita sudah tidak perawan lagi… Dari leksia yang terdapat pada peta diatas digolongkan ke dalam kode pembacaan hermeneutik teka-teki. Yaitu sebuah narasi yang dapat mempertajam permasalahan, menciptakan ketegangan dan misteri sebelum memberikan pemecahan atau jawaban. Dari leksia diatas dapat diketahui bahwa perilaku seks bebas yang ditunjukan dalam kalimat “Ah, sebegitu pentingkah keperawanan seorang perempuan? Begitu pentingkah selaput dara? Apa bedanya perawan dan tidak perawan?” Leksia ini dapat diartikan bahwa, dalam hati tokoh utama muncul pertanyaan atas status keperawanan. Ada satu ketakutan yang mengakibatkan muncul pemikiran apakah seorang laki-laki masih mementingkan status perawan atau tidak. Hal ini tentu berlawanan dengan norma ketimuran dimana masyarakat luas masih cenderung memanndang arti keperawanan seorang wanita itu cukup penting di jaga hingga waktu menikahnya tiba. Leksia 20 halaman 126 “Buktinya para lelaki yang telah tidur dan bergumul denganku, tidak ada yang protes tentang diriku yang sudah tidak perawan” Penanda: Teks pada kalimat ‘Buktinya para lelaki yang telah tidur dan bergumul denganku,” Petanda: Bergumul mempunyai arti bercampur,bergelut, melibatkan diri dengan…, berhubungan secara langsung Tanda Denotatif : Dalam leksia ini muncul seterotype tentang , apa masih penting bagi seorang pria mengenai keperawanan wanita, apa mempengaruhi seorang pria jika wanita sudah tidak perawan lagi… Penanda Konotatif: tidak ada yang protes tentang diriku yang sudah tidak perawan” Petanda Konotatif: Kata perawan mempunyai arti keadaan dimana seorang perempuan masih belum pernah d sentuh laki- laki secara seksual belum pernah berhubungan seksual dengan laki- laki Tanda Konotatif: Dalam leksia ini muncul pemaknaan tentang , masih penting atau tidak bagi seorang pria mengenai keperawanan wanita, apa mempengaruhi seorang pria jika wanita sudah tidak perawan lagi… Leksia diatas digolongkan kedalam kode pembacaan hermeneutic kode teka-teki Yaitu sebuah narasi yang dapat mempertajam permasalahan, menciptakan ketegangan dan misteri sebelum memberikan pemecahan atau jawaban. Dari leksia diatas dapat diketahui perilaku seks bebas ditunjukkan dalam kalimat “Buktinya para lelaki yang telah tidur dan bergumul denganku, tidak ada yang protes tentang diriku yang sudah tidak perawan” mempunyai arti, ada satu ketakutan yang muncul dalam benak tokoh utama. Dan Secara tersirat dia menyadari bahwa adat ketimuran masih menganggap penting arti keperawanan. Tetatpi tokoh utama novel lebih memilih untuk mengabaikan dan membuat peryataan atas dasar pemikiran yang ada di dalam dirinya. Bahwa lelaki yang berhubungan badan dengannya tidak pernah mempermasalahkan status nya yang sudah tidak perawan. Leksia 21 halaman 126 “Kamu tak pernah tahu apakah untuk menikah, para lelaki itu memang tidak mempersoalkan sebuah keperawanan dari calon istrinya. Kalian hanya bersenang-senang, Swastika. Bukan menikah” Penanda: Petanda: Teks pada kalimat “Kamu tak pernah tahu apakah untuk menikah, para lelaki itu memang tidak mempersoalkan sebuah keperawanan dari calon istrinya. Kata “Bersenang-senang” dalam leksia ini mempunyai arti melakukan sebuah hubungan seksual tanpa adanya ikatan resmi dan hanya berdasar suka sama suka Tanda denotatif: Dari leksia ini dapat diartikan bahwa sebenarnya hubungan yang selama ini dijalani hanyalah hubungan yang tanpa ikatan jelas. Hanya sebuah hubungan seksual yang berdasarkan pada rasa suka sama suka tanpa adanya sebuah komitmen serius Penanda Konotatif: “Kalian hanya bersenang-senang, Swastika. Bukan menikah” Petanda Konotatif: Kata “Bersenang-senang” dalam leksia ini mempunyai arti melakukan sebuah hubungan seksual tanpa adanya ikatan resmi dan hanya berdasar suka sama suka Tanda Konotatif: Di adat ketimuran, arti sebuah keperawanan wanita masih d junjung setinggi-tingginya, Masyarakat bias menganggap remeh seorang wanita yang belum menikah, tetapi sudah tidak perawan Leksia diatas digolongkan kedalam kode pembacaan hermeneutic kode teka-teki. Yaitu sebuah narasi yang dapat mempertajam permasalahan, menciptakan ketegangan dan misteri sebelum memberikan pemecahan atau jawaban. Dari leksia yang ditunjukkan dalam kalimat “Kamu tak pernah tahu apakah untuk menikah, para lelaki itu memang tidak mempersoalkan sebuah keperawanan dari calon istrinya. Kalian hanya bersenang-senang, Swastika. Bukan menikah” Dapat diartikan bahwa sebenarnya hubungan yang selama ini dijalani hanyalah hubungan yang tanpa ikatan jelas. Hanya sebuah hubungan seksual yang berdasarkan pada rasa suka sama suka tanpa adanya sebuah komitmen serius. Yang sudah pasti bertentangan dengan adat ketimuran, arti sebuah keperawanan wanita masih d junjung setinggi- tingginya, Masyarakat bias menganggap remeh mengucilkan seorang wanita yang belum menikah, tetapi sudah tidak perawan Leksia 28 halaman 154 “Aku masih suka bercinta, tapi aku hanya melakukannya dengan lelaki yang pernah bercinta denganku sebelum ini” Penanda: Teks pada kalimat “Aku masih suka Petanda: Makna kata Bercinta adalah bercinta, berhubungan seksual bersenggama antara pria dan wanita Tanda Denotatif: Pada leksia ini menjelaskan bahwa masih suka berhubungan seksual Penanda Konotatif: tapi aku hanya melakukannya dengan lelaki yang pernah bercinta denganku sebelum ini” Petanda Konotatif: Bercinta denganku sebelum ini mempunyai makna lelaki yang sudah dikenal, dan sudah pernah berhubungan seksual dengannya Tanda konotatif: Bahwa masih sering berhubungan seks dengan banyak lelaki, tetapi tidak lagi dengan lelaki yang baru dikenal. Hanya melakukannya dengan lelaki yang pernah berhubungan seks dengannya sebelum ini. Dari leksia yang terdapat pada peta diatas digolongkan kedalam kode pembacaan hermeneutic kode teka-teki Yaitu sebuah narasi yang dapat mempertajam permasalahan, menciptakan ketegangan dan misteri sebelum memberikan pemecahan atau jawaban. Dari leksia diatas dapat diketahui perilaku seks bebas ditunjukan dalam kalimat “Aku masih suka bercinta, tapi aku hanya melakukannya dengan lelaki yang pernah bercinta denganku sebelum ini” Untuk berhubungan seks bebas, masih suka dilakukan oleh tokoh utama novel Tetapi tidak lagi berhubungan badan dengan lelaki-lelaki yang baru dikenalnya. Tokoh utama novel hanya berhubungan seks dengan lelaki yang memang sudah dikenalnya lama dan pernah berhubungan badan dengannya sebelum ini. Leksia 30 halaman 162 “Kalau boleh jujur, aku malah mencintai salah dua dari lelaki yang pernah tidur denganku. Tapi mungkin itu karena hasrat. Dan, aku terlanjur menyukai permainan mereka di atas tempat tidur” Penanda : Teks pada kalimat “Kalau boleh jujur, aku malah mencintai salah dua dari lelaki yang pernah tidur denganku. Tapi mungkin itu karena hasrat. Dan, aku terlanjur menyukai permainan mereka di atas tempat tidur” Petanda: Mencintai salah dua lelaki mempunyai makna mencintai dua orang diantara lelaki yang pernah berhubungan dengannya Tanda Denotatif: Pada leksia ini menjelaskan bahwa Ada perasaan cinta terhadap satu atau dua pria yang tidur dengannya, tetapi hanya berdasar hasrat seksual saja Penanda Konotatif: “Tapi mungkin itu karena hasrat. Dan, aku terlanjur menyukai permainan mereka di atas tempat tidur” Petanda Konotatif: Pada penggunaan kata permainan memiliki makna cara lelaki memperlakukannya pada saat berhubungan seksual Tanda konotatif : Dari leksia ini kilasan makna bahwa cintanya bisa saja tumbuh terhadap lelaki yang tidur dengannya, tetapi hanya jika ia menyukai permainan lelaki itu di atas tempat tidur Dari leksia yang terdapat pada peta diatas digolongkan kedalam kode pembacaan hermeneutic kode teka-teki Yaitu sebuah narasi yang dapat mempertajam permasalahan, menciptakan ketegangan dan misteri sebelum memberikan pemecahan atau jawaban. . Dari leksia diatas dapat diketahui arti yang ditunjukan dalam kalimat “Kalau boleh jujur, aku malah mencintai salah dua dari lelaki yang pernah tidur denganku. Tapi mungkin itu karena hasrat. Dan, aku terlanjur menyukai permainan mereka di atas tempat tidur” adalah Bahwa cintanya bisa saja muncul terhadap lelaki yang tidur dengannya, tetapi hanya jika ia menyukai permainan lelaki itu di atas tempat tidur.

4. Kode Simbolik

Leksia 17 halaman 92 “Semisal lukisan yang terlahir dari sela-sela jemari ini, penuh warna. Perjalananku tak hanya dengan satu dua lelaki…” Penanda: Teks pada kalimat “Semisal lukisan yang terlahir dari sela-sela jemari ini, penuh warna Petanda: Lukisan adalah salah satu hasil kesenian yang menggunakan bahan dasar cat yang di torehkan pada satu media kanvas yang menggambarkan menceritakan suatu kenangan. Tanda Denotatif: Leksia ini menunjukan bagaimana perilaku seks bebas digambarkan sebagai sebuah pengalaman hidup Penanda Konotatif: Perjalananku tak hanya dengan satu dua lelaki…” Petanda Konotatif: Kata “Perjalanan” yang dimaksud dalam leksia ini adalah perjalanan kehidupan seksual yang digambarkan penuh pengalaman dengan banyak lelaki Tanda Konotatif: Adanya makna lukisan yaitu Petualangan nya bersama lelaki, diibaratkan dengan bagaimana dia membuat sebuah karya lukis, dimana membubuhkan banyak warna, agar sebuah lukisan terlihat menarik dan lebih hidup dan memberinya pengalaman. Dari leksia yang terdapat diatas di golongkan kedalam kode pembacaan simbolik yaitu merupakan pengkodean secara structural, yaitu kode pengelompokan atau konfigurasi yang dapat dikenali, karena kemunculannya yang berulang secara teratur melalui berbagai cara dari sarana tekstual. budiman 2003 ; 56. Terdapat pada “ Semisal lukisan yang terlahir dari sela-sela jemari ini…” Dari leksia diatas dapat diartikan pada kalimat “Semisal lukisan yang terlahir dari sela-sela jemari ini, penuh warna. Perjalananku tak hanya dengan satu dua lelaki…” leksia ini menjelaskan bahwa Tokoh utama novel menyamakan atau menyimbolkan kehidupannya sebagai sebuah lukisan. Cara penyimbolan sebagai sebuah lukisan ini berkaitan erat dengan profesi swastika sebagai seseorang yang akhirnya terjun ke dunia seniman dengan menjadi seorang pelukis. Kehidupannya akhirnya diibaratkan sebuah kanvas kosong yang akan di beri warna agar terlihat lebih hidup dan mempunyai nilai. Para lelaki yang berhubungan dengannya diibaratkan dengan warna yang menghisai kanvas lukisnya. Dan tidak hanya satu atau dua warna yang muncul, melainkan banyak warna. Dan itu tang menggambarkan bahwa tidak hanya satu atau dua lelaki yang ada di kehidupannya. Menurut sistem mitos Roland barthes dari 28 leksia diatas yang muncul adanya gagasan atau pemikiran perilaku seks bebas tidak memberikan keuntungan apapun terhadap pelakunya. Dengan alasan atau niat apapun dalam melakukan hubungan seks bebas, sudah pasti lebih banyak nilai minus yang didapat. Tidak ada nilai positif dari sebuah hubungan seks bebas. Yang akan meuncul di akhir adalah adanya sebuah penyesalan dalam kehidupan.

4.3 Sistem Mitos

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja.

1 8 13

DIMENSI JENDER NOVEL SWASTIKA KARYA MAYA WULAN TINJAUAN: FEMINIS SASTRA.

0 0 16

DIMENSI JENDER DALAM NOVEL SWASTIKA KARYA MAYA WULAN: TINJAUAN SASTRA FEMINIS DIMENSI JENDER DALAM NOVEL SWASTIKA KARYA MAYA WULAN: TINJAUAN SASTRA FEMINIS.

0 1 11

PENDAHULUAN DIMENSI JENDER DALAM NOVEL SWASTIKA KARYA MAYA WULAN: TINJAUAN SASTRA FEMINIS.

0 2 24

REPRESENTASI DISKRIMINASI PEREMPUAN DALAM NOVEL “RONGGENG DUKUH PARUK” (Studi Semiologi Tentang Representasi Diskriminasi Perempuan Dalam Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Karya Ahmad Tohari).

2 7 121

REPRESENTASI TINDAKAN IMMORAL DALAM NOVEL “MY SISTER KEEPER” (Studi Semiologi Representasi Tindakan Immoral Dalam Novel “MY SISTER KEEPER” Karya Jodi Picoult).

0 17 97

REPRESENTASI PEKERJA SEKS KOMERSIAL YANG LESBIAN DALAM NOVEL “CHRYSAN” ( Studi Semiotik Kehidupan Pekerja Seks Komersial Yang Lesbian dalam Novel “Chrysan” Karya Hapie Joseph Aloysia ).

0 12 115

REPRESENTASI SEKS BEBAS DALAM LIRIK LAGU ”LAKUKAN DENGAN CINTA” (Studi Semiologi Tentang Representasi Seks Bebas Dalam Lirik Lagu ”Lakukan Dengan Cinta” yang dipopulerkan oleh Mahadewi dan The Law).

0 5 161

REPRESENTASI PEKERJA SEKS KOMERSIAL YANG LESBIAN DALAM NOVEL “CHRYSAN” ( Studi Semiotik Kehidupan Pekerja Seks Komersial Yang Lesbian dalam Novel “Chrysan” Karya Hapie Joseph Aloysia ) SKRIPSI

0 0 21

REPRESENTASI TINDAKAN IMMORAL DALAM NOVEL “MY SISTER KEEPER” (Studi Semiologi Representasi Tindakan Immoral Dalam Novel “MY SISTER KEEPER” Karya Jodi Picoult)

0 1 19