41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Obyek Penelitian
Profesi sebagai penulis novel harus memiliki pemikiran yang kuat dalam menulis karangannya. Karya novel dapat dihasilkan penulis berdasarkan
imajinasinya, kejadian disekitarnya, dan dapat berdasarkan tentang pengalaman pribadi. Hal ini pula yang dilakukan oleh Maya Wulan, karya
novel yang dibuat ini berdasarkan dengan cerita yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Karya novel ini secara umum menceritakan tentang kisah
pencarian jati diri dari tokoh utamanya. Hanya saja, karena dengan cara yang salah sehingga si tokoh utama menjadi tersesat di kehidupan seks bebas.
Novel ini menceritakan tentang kehidupan seorang tokoh wanita utama yang bernama Swastika. Swastika digambarkan lahir di keluarga agamis yang
berdomosili di Kota Sumenep,Madura. Swastika tipe pribadi yang pemberontak diantara kedua kakak-kakaknya. Swastika adalah anak
perempuan satu-satunya dari seorang tokoh yang di hormati di kampungnya. Ayahnya digambarkan sebagai figur yang keras terhadap anak-anaknya,
termasuk masalah pendidikan. Pemberontakan swastika dimulai saat dia diminta untuk masuk ke pesantren oleh ayahnya. Swastika menolak,
kemudian berusaha kebur dari rumah. Swastika beranggapan dirinyan sosok
pribadi yang bebas, merdeka, dan mandiri. Dan itu tidak akan bisa ditemukannya jika dia masuk ke pesantren.
Akhirnya Swastika memutuskan kabur dari rumah, agar diijinkan untuk memilih kuliah di Jogjakarta. Swastika lari ke rumah sahabatnya, Silla
Drupadi. Setelah seminggu melarikan diri, akhirnya Swastika mendapat ijin untuk bisa kuliah di Jogjakarta bersama Silla. Tapi justru ijin untuk kuliah di
Jogjakarta inilah salah satu penyebab swastika terjerumus ke kehidupan Seks bebas. Selama proses belajar di Jogjakarta, swastika akrab dengan silla.
Tetapi keakraban ini menimbulkan satu rasa yang aneh di dalam diri swastika. Bukan lagi rasa sayang sebagai sahabat yang muncul terhadap silla.
Tetapi muncul rasa cinta terhadap silla, layaknya seseorang yang mencintai lawan jenis. Swastika galau, Swastika bingung, swastika takut kehilangan
sahabatnya jika dia jujur terhadap silla. Dia takut jika dia benar-benar seorang lesbian.
Diantara kebingunngannya, Swastika dikenalkan ke dunia seniman. Ternyata Swastika bisa menemukan dirinya yang sebenarnya ketika belajar
menjadi seniman. Mulailah ditinggalkannya bangku kuliah. Masih dengan perasaan bingung, Swastika mulai kenal kebebasan di dunia senimannya. Di
lingkungan senimannya. Swastika mulai mengenal rokok, mulai mengenal alkohol, dan mulai kehidupan seks bebas. Kehidupan seks bebasnya ini
sebenarnya dilakukan agar dia bisa melupakan silla, melipakan rasa cinta nya terhadap silla. Maka Swastika berubah menjadi pelaku kehidupan seks bebas,
dengan melakukan hubungan dengan lelaki yang berbeda di tiap malamnya.
4.2 Penyajian dan analisis data. 4.2.1 Penyajian data