21
2.1.5 Analisis Framing
Gagasan ide mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1955.Sudibyo dalam Sobur;2001:161 Frame pada awalnya dimaknai
sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan dan wacana, dan yang menyediakan kategori –
kategori standar untuk mengapresiasi realitas, konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman 1974 yang mengendalikan frame sebagai kepingan –
kepingan prilaku stripe of behaviour yang membimbing individu dalam membaca realitas.Sobur;2001:162 Realitas itu sendiri tercipta dalam konsepsi
wartawan, sehingga berbagai hal yang terjadi seperti faktor dan orang, didistribusikan menjadi peristiwa yang kemudian disajikan kepada khalayak.
G. J. Aditjobro mendefinisikan framing sebagai metose penyajian realitas dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan
dibelokkan secara halus, dengan memberikan sorotan terhadap aspek – aspek tertentu saja, dengan menggunakan istilah yang punya konotasi tertentu, dan
dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi.Sudibyo dalam Sobur;2001:165 Pada analisis framing yang kita lihat adalah bagaimana cara media
memaknai, memahami dan membingkai sebuah kasus atau peristiwa yang ada dalam berita. Maka jelas adanya framing secara sederhana dapat digambarkan
sebagai suatu analisis untuk mengetahui bagaimana realitas peristiwa, aktor, kelompok atau apa sajalah dibingkai oleh media.Eriyanto;2004:3
Dalam ranah studi komunikasi analisisi framing mewakili tradisi yang mengedepankan pendekatan multidisipliner untuk menganalisa fenomena atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
aktifitas komunikasi yang ada. Perspektif komunikasi dipakai untuk membedakan cara – cara atau ideologi media saat mengkonstruksikan fakta. Karena itu konsep
framing selalu berkaitan erat dengan proses seleksi isu dan bagaimana menonjolkan aspek dari isu atau realitas tersebut dalam berita. Disini framing
dipandang sebagai penempatan informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu tersebut mendapatkan alokasi yang besar daripada isu – isu yang lain.
Sehingga jelas berdasarkan Gitlin dalam Eriyanto, dengan framing jurnalis memproses berbagai informasi yang tersedia dengan jalan mengemasnya
sedemikian rupa dalam kategori kognitif tertentu disampaikan pada khalayak.Eriyanto;2004:69
Analisis framing dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media. Dengan demikian realisasi sosial dipahami, dimaknai dan
dikonstruksi dengan bentukan dan makna tertentu. Elemen tersebut menandakan bagaimana peristiwa ditampilkan. Inilah sesungguhnya sebuah realitas, bagaimana
media membangun, menyuguhkan, mempertahankan suatu peristiwa kepada pembacanya.Eriyanto;2004:vi
2.1.5 Proses Framing