mengikuti seminar dan membaca buku inilah auditor mendapatkan informasi terkini mengenai standar profesional untuk aktivitas
pengembangan dini. g.
Promosi Auditor yang ingin mengembangkan karirnya selama bekerja harus
memiliki kriteria sebagai berikut: memiliki pengetahuan teknis yang cukup, jenjang pendidikan minimal S1 akuntansi, mempunyai
pengalaman audit, memiliki kemampuan analitis dan judgement, dapat menjaga hubungan dengan klien, dan mempunyai kemahiran
memimpin. Mengevaluasi kinerja dan kemajuan auditornya dapat dilihat dari
pengalaman masa kerja dan evaluasi ini dilakukan secara periodik. h.
Penerimaan Dan Keberlanjutan Klien Setiap calon klien terlebih dahulu sebelum diterima menjadi klien,
evaluasi ini meliputi: review informasi keuangan calon klien, review informasi manajemen calon klien atau pihak ketiga, komunikasi
dengan auditor pendahulu, pertimbangan keadaan yang mungkin Kantor Akuntan Publik memerlukan perhatian khusus atau risiko yang
tidak wajar, dan evaluasi independensi dan komunitas dan kemampuan Kantor Akuntan Publik untuk menyediakan jasa bagi calon klien
seperti kebutuhan dan keahlian khusus. Prosedur penilaian dibuat untuk menilai integritas manajemen klien.
Penilaian ini digunakan untuk menyakinkan auditor bahwa manajemen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perusahaan dapat dipercaya dan penilaian tersebut digunakan untuk bahan pertimbangan menerima atau menolak perikatan.
i. Inspeksi
guna memperoleh hasil inpeksi yang optimal. Beberapa tahapan yang harus diikuti yaitu:
1 Persiapan
Persiapan memadai sebelum dimulainya suatu inspeksi akan menghasilkan hasil inspeksi yang memuaskan. Pada tahap ini
beberapa hal yang perlu dilakukan adalah: a
Memulai dengan sikap yang positif. Tidak membuat inspeksi seolah mencari-cari kesalahan.
b Mengetahui apa yang akan dicapai.
c Mempersiapkan daftar periksa checklist.
d Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
2 Inspeksi
Pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: a
Menggunakan rencana awal yang telah ditentukan. b
Menggunakan daftar periksa checklist. c
Menekankan segi positif. d
Mengambil tindakan perbaikan sementara sebelum perbaikan permanen dilakukan.
e Mengklasifikasi risiko.
3 Mengembalikan langkah perbaikan
Tahap ini merupakan tahap koreksi yaitu pengembangan langkah- langkah perbaikan atas apa yang terdeteksi saat inspeksi. Banyak
pilihan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak memenuhi standar, yang sangat bervariasi baik dalam biaya,
efektifitas maupun metode kontrolnya. Beberapa diantaranya mampu mengurangi peluang dan besarnya kerugian apabila
kecelakaan yang auditor duga benar-benar terjadi. 4
Tindak lanjut perbaikan Rekomendasi yang dibuat jika tidak diikuti tindak lanjut tidak akan
memberikan bobot terhadap inspeksi. Oleh karena itu, Kantor Akuntan Publik perlu memeriksa sistem formal yang berpola dan
memonitor pelaksanaan rekomendasi. Rekomendasi hendaknya memuat siapa petugas yang bertanggung jawab melakukan
tindakan koreksi dan tetapkan target penyelesaiannya. Rekomendasi-rekomendasi yang tidak disetujui atau karena suatu
hal tidak dapat dilaksanakan hendaknya dijelaskan secara teknis tertulis. Karena hal ini perlu didiskusikan dengan ketua tim yang
bersangkutan sebagai tindak lanjut rekomendasi yaitu: a
Mengeluarkan perintah kerja. b
Membuat anggaran dan memantau pengadaan bahan dan biaya perbaikan.
c Memastikan ketepatan waktu penyelesaian perbaikan.
d Memeriksa rencana dan jadwal kerja, ikuti jalannya proses
konstruksi atau modifikasi. e
Memeriksa dan memastikan bahwa pekerjaan perbaikan telah selesai dilakukan secara memadai sesuai waktu yang
ditentukan. Misalnya,
dengan memeriksa
peralatan, melakukan evaluasi pelatihan yang diperlukan, atau menelaah
prosedur yang ada. f
Menelaah kembali secara keseluruhan untuk menentukan efektifitas tindakan perbaikan, kendala atau kemungkinan
timbulnya efek samping. 5
Pelaporan inspeksi Laporan inspeksi merupakan bagian penting karena laporan ini
dapat membantu membuat keputusan yang lebih baik pada peralatan, material, dan orang-orang yang dibutuhkan dalam semua
unsur-unsur program. Seperti: pelatihan, salinan laporan yang dibagi-bagikan, dan informasi. Laporan ini dibuat secara tertulis
agar auditor dapat melihat lebih baik mengenai penggolongan risiko, informasi tentang kondisi-kondisi dan praktek yang dibawah
standar. Laporan tertulis mendorong auditor untuk ingat apa yang harus mereka lakukan. Laporan mendokumentasikan semua
tindakan sehingga tidak terulang lagi. Tindakan korektif yang tidak teratur sering menimbulkan konflik dan pemborosan.
2. Deskripsi Sistem Pengendalian Mutu di Kantor Akuntan Publik
Payamta yang berkaitan dengan Standar Pengendalian Mutu IAPI.
a. Mendeskripsikan Sikap Independensi
Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Payamta harus memiliki pendidikan minimal S1 dan memiliki pengalaman kerja
minimal 3 tahun. Selain itu, auditor yang bekerja juga dituntut untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai seorang
auditor, juga harus memiliki sikap independen dalam setiap mental disamping itu auditor yang bekerja dituntut untuk menggunakan
keahlian profesional dengan cermat dan seksama sebagai seorang auditor.
Kode etik akuntan publik ditetapkan sebagai prinsip dasar dan aturan etika profesi oleh setiap individu yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik dalam memberikan jasa profesionalnya. Kode etik ini terdiri dari dua bagian yaitu: bagian A dan bagian B. Bagian A menjelaskan
mengenai prinsip-prinsip dasar etika profesi yaitu: integritas, objektivitas, dan kompetensi. Selain itu, terdapat juga sikap
kecermatan dan kehati-hatian profesional, prinsip kerahasiaan, dan perilaku profesional. Bagian B menjelaskan mengenai konsep ancaman
dan pencegahan serta memberikan pedoman mengenai aturan etika berbagai situasi yang mencakup benturan kepentingan, penunjukan
praktisi atau KAP, pendapat kedua, imbalan jasa profesional dan bentuk remunerasi lainnya, pemasaran jasa profesional, penerimaan
hadiah atau bentuk keramah tamahan lainnya, penyimpanan aset milik klien, objektivitas dalam semua jasa profesional, dan independensi
dalam perikatan assurance. Kode etik inilah yang menjadi alasan auditor harus mematuhi ketentuan independensi yang diatur IAPI.
Auditor dalam mempertahankan sikap independensi dilakukan dengan cara auditor harus memperhatikan penampilan dengan berpakaian rapi
dan sopan saat bekerja, memperhatikan standar teknik profesi dan etika, dan berupaya terus untuk meningkatkan kemampuan
independensi meliputi: 1
Kecakapan due care, diharapkan anggota melaksanakan tanggung jawab profesional dengan ketekunan dan kecakapan. Hal ini
memperlihatkan suatu kewajiban dalam pengadaan dan pelayanan yang profesional untuk mendapatkan kemampuan anggota yang
memperhatikan kepentingan utama dari pelayanan atau jasa yang diadakan dan konsisten dengan tanggung jawab profesi bagi
masyarakat. 2
Kemampuan atau kompetisi didapatkan dari perpaduan pendidikan dan pengalaman. Dimulai dengan penguasaan pendidikan umum
bagi penunjukkan sebagai auditor independen. Pemeliharaan kemampuan mengharapkan suatu komitmen untuk mempelajari
dan meningkatkan kemampuan profesional yang merupakan tanggung jawab anggota. Dalam semua penugasan dan tanggung
jawab setiap anggota harus berusaha mencapai tingkat kemampuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang menjamin bahwa kualitas pelayanan anggota telah sesuai dengan tingkat professional yang dituntut oleh standar profesi.
Setiap anggota bertanggung jawab menilai kemampuan mereka, mengevaluasi
apakah pendidikan,
pengalaman, dan
pertimbangannya cukup untuk suatu bentuk tanggung jawab yang dimaksudkan.
3 Semua anggota harus tekun dalam melaksanakan tanggung jawab
terhadap klien. Ketekunan membuat suatu pelayanan yang tepat dan teliti secara keseluruhan dan memperhatikan standar profesi
yang dapat dipakai dan etika. 4
Kecakapan profesional meminta auditor merencanakan dan mengawasi dengan cukup aktivitas profesional untuk pertanggung
jawaban mereka. b.
Penugasan Personel Perencanaan audit merupakan suatu tahapan terperinci yang
menyangkut prosedur dan rencana auditor yang akan digunakan dalam pelaksanaan suatu audit. Dalam mengaudit laporan keuangan auditor
harus benar-benar merencanakan audit agar efektif dan efisien. Tahap perencanaan audit yang dilakukan Kantor Akuntan Publik
Payamta untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan dilakukan dengan cara: pendahuluan perencanaan, pemahaman bisnis klien,
pemahaman proses akuntansi, pemahaman struktur pengendalian internal, penetapan risiko pengendalian, melakukan analisis awal,
menentukan tingkat materialitas, membuat program audit, risk assessment atas akun, dan fraud discussion dengan manajemen.
Tahap selanjutnya adalah tahap menentukan tim audit yang terdiri dari: 1
Seorang partner yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan perikatan audit.
2 Satu atau lebih manajer yang bertugas mengkoordinasi dan
mengawasi pelaksanaan program audit. 3
Staf asisten yang bertugas melaksanakan berbagai prosedur audit yang diperlukan dalam pelaksanaan program audit.
Penetapan fee atas jasa audit yang dilakukan Kantor Akuntan Publik Payamta merupakan otorisasi dan wewenang Bapak Payamta dan
mengacu pada Surat Keputusan No. KEP.024IAPIVII2008 tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit yang diterbitkan oleh ketua umum
Institut Akuntan Publik Indonesia. c.
Konsultasi Auditor harus berkonsultasi dengan pihak berwenang mengenai
kondisi khusus dan luarbiasa karena auditor dapat mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko luarbiasa tersebut dan mempertimbangkan
untuk menolak perikatan audit, jika auditor mendapatkan informasi dari pihak berwenang tentang calon kliennya. Seperti, calon kliennya
mempunyai masalah kesulitan keuangan yang dapat mendorong manajemen melakukan salah saji material dalam pelaporan keuangaan
untuk menutupi masalah keuangan tersebut. Selain itu, auditor dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengevaluasi kemungkinan ketersediaan laporan keuangan calon klien yang akan diaudit seperti: ketersediaan catatan akuntansi penting
jurnal, buku besar, buku besar pembantu, ketersediaan dokumen pendukung transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi,
memadainya pengendalian internal yang diterapkan dalam perusahaan calon klien.
Auditor dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dengan para spesialis dilakukan dengan cara berdiskusi tentang masing-masing
pendapat yang dikemukakan sudah sesuai dengan kriteria tertentu yang ditemukan selama proses audit.
Auditor mendokumentasikan tentang hasil konsultasi mengenai masalah atau situasi khusus yang mengharuskan adanya konsultasi
dengan cara membuat arsip tentang evaluasi terhadap integritas manajemen. Evaluasi ini bertujuan agar auditor mendapatkan
keyakinan bahwa manajemen perusahaan klien dapat dipercaya. Sehingga, laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material.
Hal ini dilakukan dengan cara: 1
Komunikasi dengan auditor pendahulu dengan cara meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah
yang spesifik terkait dengan hasil audit. 2
Melakukan review terhadap pengalaman auditor di masa lalu dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan, misal: lancar atau
tidaknya proses audit dulu, apakah ada kendala dalam proses audit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Meminta keterangan kepada pihak ketiga. Bisa berupa penasihat
hukum, pejabat bank, dan pihak lain dalam masyarakat keuangan dan bisnis yang mempunyai hubungan bisnis dengan calon klien.
d. Supervisi
Kantor Akuntan Publik Payamta mempunyai prosedur yang dibuat mengenai supervisi. Prosedur ini mengatur tentang perencanaan
perikatan, standar mutu untuk kegiatan audit, review kertas kerja dan laporan perikatan. Prosedur yang dilakukan Kantor Akuntan Publik
Payamta dalam perencanaan perikatan dilakukan dengan cara: identifikasi calon klien, analisis kondisi bisnis klien untuk diterima
atau tidaknya perikatan. Dalam menpertahankan standar mutu Kantor Akuntan Publik Payamta berusaha menjaga kualitas auditnya, menjaga
integritas dan kepercayaan dari klien. Review kertas kerja dan laporan perikatan dilakukan melalui supervisi oleh senior.
Pertimbangan menerima atau tidaknya suatu perikatan dilihat dari hasil:
1 Evaluasi integritas manajemen ini bertujuan untuk memastikan
bahwa manajemen klien dapat dipercaya dan laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji.
2 Mengidentifikasi keadaan khusus seperti adanya persoalan hukum
yang dialami oleh klien. 3
Evaluasi ketersediaan catatan akuntansi klien. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI