27
Dengan terjadinya pertengkaran dan perselisihan yang terus menerus di antara kedua belah pihak suami isteri tersebut, maka keluarga bahagia yang semula dicita-
citakan akan terwujud di dalam perkawinan hanya akan menjadi cita-cita saja. Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam menambah dua point lagi sebagai alasan terjadinya
perceraian sebagaimana yang diatur oleh Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 yaitu:
7. Suami melanggar taklik talak
Taklik talak adalah suatu ucapan yang dilafazkan suami tatkala selesai melakukan akad nikah. Taklik talak tersebut diucapkan dihadapan wali pengantin
perempuan dan juga pegawai pencatat nikah. Taklik talak dibuat untuk memberikan perlindungan kepada wanita atas kesewenang-wenangan suami. Dan apabila taklik
talak tersebut dilanggar maka perceraian dapat terjadi.
8. Peralihan agama
atau murtad
yang menyebabkan
terjadinya ketidakrukunan dalam rumah tangga
Pengertian murtad tidak terdapat dalam Hukum Islam. Tetapi dari istilah- istilah yang timbul sehari-hari di kalangan masyarakat Islam maka pengertian murtad
itu adalah pindah agama. Murtad menurut menurut Kamisa adalah keluar dari Islam.
34
Dari uraian di atas maka dapat dilihat bahwa pada dasarnya pengertian tentang murtad tersebut hanya dikenal dalam Hukum Islam, yaitu seseorang yang selama ini
berada dalam lingkungan agama Islam baik itu bertingkah laku maupun di dalam
34
Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Penerbit PusKartika, 1997, hal. 43.
Universitas Sumatera Utara
28
masyarakat, lalu merubah statusnya tersebut dengan berpindah ke agama lain. Apabila salah satu pasangan dalam suatu perkawinan berpindah agama ke agama di
luar Islam maka pada secara langsung perkawinan tersebut putus.
B. Akibat Hukum Perceraian
Akibat hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh peristiwa hukum.
35
Sedangkan pengertian peristiwa hukum adalah peristiwa kemasyarakatan yang membawa akibat yang diatur oleh hukum.
36
Adapun akibat hukum dalam kaitannya dengan akibat perceraian ini diatur di dalam Pasal 41 UU Perkawinan yang telah
dijelaskan sebelumnya. Akibat putusnya perkawinan karena perceraian diatur dalam Pasal 156 Inpres
Nomor 1 tahun 1991. Ada tiga akibat putusnya perkawinan karena perceraian yaitu: 1. Terhadap anak-anaknya,
2. Terhadap harta bersama harta yang diperoleh selama dalam perkawinan. 3. Terhadap mut’ah pemberian bekas suami kepada bekas isterinya yang dijatuhi
talak berupa benda atau uang dan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat uraian berikut.
35
J.B. Daliyo, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992, hal. 104.
36
Ibid., hal. 101.
Universitas Sumatera Utara
29
1. Akibat terhadap anak