121
psikologis si anak yang tidak dapat menerima perceraian kedua orang tuanya, apalagi alasan perceraian itu disebabkan oleh tindakan orang tua laki-laki ayah yang tidak
pantas dalam pandangan anak tersebut, misalnya alasan perceraian karena perselingkuhan orang tua laki-laki ayah, orang tua laki-laki ayah menikah lagi
dengan perempuan lain atau alasan tindakan kekerasan yang pernah dilakukan orang tua laki-laki ayah terhadap orang tua perempuannya atau terhadap anak itu sendiri.
Keadaan ini terbukti dari hasil wawancara yang dilakukan dimana bekas isteri sering mengalami tindak kekerasan selama perkawinan berlangsung apabila mantan
suami mengalami stress akibat pekerjaan atau selisih paham.
154
Responden lainnya mengatakan mengalami tindak kekerasan dikarenakan kebiasan buruk suami yang suka minum minuman keras selesai pulang dari tempat
kerjanya.
155
Anak yang tidak mau menerima biaya nafkah dari orang tua laki-laki ayah nya disebabkan dalam masa perkawinan orang tuanya, anak tersebut selalu merasa
tertekan akibat
tindakan orang tua laki-laki
ayah nya
yang melakukan
perselingkuhan dengan perempuan lain sehingga terjadi pertengkaran orang tuanya yang juga diiringi tindakan kekerasan kepada orang tua perempuannya.
4. Faktor Orang Tua Perempuan Mampu Untuk Memberikan Biaya Nafkah Anak.
154
Hasil Wawancara Dengan Pihak Yang Bercerai Jaya Rani bekas isteri Jaya Perkasa, Jalan Pasundan Gang Durian No. 7 Medan, tanggal 9 Juli 2013.
155
Hasil Wawancara Dengan Pihak Yang Bercerai Selwi bekas istri Nagendren, Jalan Pasundan Gang Sadar No 10 Medan, tanggal 12 Juli 2013.
Universitas Sumatera Utara
122
Banyak faktor yang menyebabkan orang tua perempuan mampu untuk memberikan nafkah anak setelah terjadinya perceraian. Dewasa ini, bukan hal yang
baru dimana perempuan juga mempunyai penghasilan sendiri dengan bekerja, sehingga secara ekonomi ia tidak bergantung pada orang tua atau tergantung pada
suaminya jika telah menikah. Dengan demikian, bagi perempuan yang mempunyai penghasilan sendiri apabila terjadi perceraian, persoalan biaya nafkah anak tidak
bagitu menjadi persoalan apalagi sejak dalam masa perkawinan pihak istrilah yang secara finansial lebih menghasilkan dibandingkan suaminya.
Di samping itu, faktor lain yang menyebabkan orang tua perempuan mampu untuk memberikan biaya nafkah anak adalah misalnya orang tua perempuan berasal
dari keluarga yang berkecukupan secara ekonomi sehingga dengan bantuan orang tuanya, persoalan biaya nafkah tidak menjadi persoalan baginya.
Keadaan ini di atas didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan bahwa karena orang tua tidak terima dengan tindak kekerasan yang dialami anaknya maka
memilih untuk memisahkan dirinya dan membiayai anak perempuan dan cucunya untuk kelangsungan hidupnya tanpa mengizinkan campur tangan bekas menantu
maupun keluarganya.
156
Sumber lain mengatakan setelah proses pisah ranjang orang tua membukakan usaha keluarga agar anaknya dapat bertahan hidup dan membesarkan cucunya tanpa
156
Hasil Wawancara Dengan Pihak Yang Bercerai Selwi bekas istri Nagendren, Jalan Pasundan Gang Sadar No 10 Medan, tanggal 12 Juli 2013.
Universitas Sumatera Utara
123
adanya campur tangan bekas suaminya.
157
Keadaan lain menjelaskan dikarenakan mantan suami tidak peduli tentang masalah nafkah anak dan bekas isterinya, maka
orang tua yang pekerjaannya pandita membiayai dan melarang anak serta cucunya untuk menerima pembiayaan dari mantan suami.
158
Suatu hal yang perlu dikaji dalam bahagian ini adalah upaya penyelesaian pemeliharaan anak yang orang tuanya bercerai menurut ajaran agama Hindu. Hal ini
menjadi suatu topik yang menarik karena dalam agama Hindu yang tidak mengenal perceraian tetapi keadaan yang terjadi di tengah masyarakat Hindu itu sendiri
perceraian tersebut terjadi. Apabila pasangan yang melakukan perceraian memiliki kesepakatan dalam hal pelaksanaan pemeliharaan anak, maka perihal pemeliharaan
anak tidak menjadi kendala. Tetapi sebaliknya apabila perceraian tersebut menjadikan suatu dilema tersendiri dalam kaitannya dengan pemeliharaan anak maka tersebut
merupakan suatu permasalahan tersendiri. Suatu hal yang ditemukan bahwa dalam konsep Hukum Agama Hindu
maupun dalam konsep Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tidak ada sanksi bagi pihak suami atau isteri yang melakukan kelalaian terhadap pemeliharaan akibat
timbulnya perceraian. Meskipun pemeliharaan anak adalah merupakan suatu kewajiban tetapi kewajiban tersebut hanya dalam bentuk moral tanpa sanksi hukuman
sehingga seringkali orang tua yang bercerai melalaikan kewajibannya untuk
157
Hasil Wawancara Dengan Jaya Rani bekas isteri Jaya Perkasa, Jalan Pasundan Gang Durian No. 7 Medan, tanggal 9 Juli 2013.
158
Wawancara Dengan Pihak Yang Bercerai Gita bekas isteri Soma Anand, Jalan Sei Semayang Km. 13 Diski Medan, tanggal 10 Juli 2013.
Universitas Sumatera Utara
124
melakukan pemeliharaan anak. Agar perlindungan anak terselenggara dengan baik, maka perlu dianut sebuah
prinsip yang menyatakan bahwa kepentingan terbaik anak harus dipandang sebagai paramount of importance memperoleh prioritas tinggi dalam setiap keputusan yang
menyangkut anak. Prisip the best interest of the child digunakan dalam banyak hal anak adalah “korban”, termasuk korban dari ketidaktahuan ignorance karena usia
perkembangannya. Selain itu, tidak ada kekuatan yang dapat menghentikan tumbuh kembang anak. Apabila prinsip ini diabaikan, maka masyarakat akan menciptakan
manusia yang tidak terkendali dan lebih buruk dikemudian hari.
159
Secara sederhana kata perlindungan memiliki tiga unsur, yaitu adanya subyek yang melindungi, adanya obyek yang terlindungi, serta adanya instrumen hukum
sebagai upaya tercapainya perlindungan tersebut. Perlindungan secara etimologis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata lindung, yang dalam konteks
ini berarti menyelamatkan atau memberi pertolongan supaya terhindar dari bahaya.
160
Kepentingan terbaik
bagi anak
menjadi prinsip
manakala sejumlah
kepentingan lainnya melingkupi kepentingan anak. Sehingga dalam hal ini kepentingan terbaik bagi anak harus diutamakan dari kepentingan lainnya.
Kepentingan terbaik bagi anak bukan dipahami sebagai memberikan kebebasan anak menentukkan pandangan dan pendapatnya sendiri secara liberal. Peranan orang
159
Muhammad Joni dan Zulchaina Z. Tanamas, Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Konvensi Hak Anak, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hal. 106.
160
Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit, hal. 35.
Universitas Sumatera Utara
125
dewasa justru diperlukan untuk menghindari anak memilih keadaan yang tidak adil dan tidak eksploisatif, walaupun hal itu tidak dirasakan oleh si anak.
Pada kenyataannya masih ada sekelompok orang yang dengan teganya telah memperlakukan anak sewenang-wenang bahkan anak di eksploitasi secara ekonomi
maupun seksual diantaranya melalui trafiking perdagangan. Trafiking terhadap anak merupakan pelanggaran berat terhadap Hak Asasi Manusia. Gejala ini berkembang
dan berubah dalam bentuk kompleksitasnya namun tetap merupakan perbudakkan dan penghambaan. Banyak lagi perlakuan yang sangat diskriminatif terhadap anak.
Perlindungan anak adalah segala usaha yang dilakukan untuk menyelamatkan atau memberi pertolongan pada anak-anak korban perceraian supaya terhindar dari
bahaya, sehingga dapat melaksanakan hak dan kewajibannya demi perkembangan dan pertumbuhan sebagai seoarang anak demi perkembangan dan pertumbuhan
mereka secara wajar baik fisik, mental, dan sosial. Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, orang tua, wali, dan lembaga sosial
wajib menjamin perlindungan anak disemua aspek kehidupan. Dalam masalah keagamaan, setiap anak berhak mendapatkan perlindungan untuk beribadah menurut
agamanya, dimana sebelum anak dapat menentukkan agamanya sendiri, agama yang dipeluk anak mengikuti agama orang tuanya. Perlindungan anak dalam memeluk
agamanya meliputi pembinaan pembimbingan, dan pengamalan ajaran agama bagi anak.
Universitas Sumatera Utara
126
Pengertian perlindungan anak juga dapat dirumuskan sebagai :
161
a. Suatu perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyarakat. Keadilan ini merupakan keadilan sosial, yang merupakan dasar utama perlindungan anak.
b. Suatu usaha bersama melindungi anak untuk melaksanakan hak dan kewajibannya secara manusiawi dan positif
c. Suatu permasalahan manusia yang merupakan suatu kenyataan sosial. Menurut proporsi yang sebenarnya, secara dimensional perlindungan anak
beraspek mental, fisik, dan sosial. Hal ini berarti bahwa pemahaman, pendekatan dan penanganan anak dilakukan secara integratif, interdisipliner, intersektoral,
dan interdepartemental. d. Suatu hasil interaksi dari pihak-pihak tertentu, akibat dari adanya suatu interelasi
antara fenomena yang ada dan saling mempengaruhinya. Jadi perlu diteliti, dipahami, dan dihayati siapa jasa objek dan subjek hukum yang terlibat sebagai
komponen pada adanya eksistensi perlindungan anak tersebut. Karena perlindungan anak jalanan ini merupakan permasalahan hukum yang rumit dan
sulit, maka penanggulangannya harus dilakukan secara simultan dan bersama- sama.
e. Suatu tindakan individu yang dipengaruhi oleh unsur-unsur sosial tertentu atau masyarakat tertentu.
f. Suatu tindakan hukum yuridis yang dapat mempunyai akibat hukum yang harus
161
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum terhadap Anak, Bandung : PT. Refika Aditama, 2008, hal. 36.
Universitas Sumatera Utara
127
diselesaikan dengan berpedoman dan berdasarkan hukum. g. Merupakan suatu bidang pembangunan hukum nasional.
h. Merupakan suatu bidang pelayanan sukarela voluntarisme yang luas lingkupnya dengan gaya baru.
Berdasarkan uraian di atas maka ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam kaitannya dengan pemeliharaan anak akibat perceraian di kalangan masyarakat
Hindu, yaitu:
1. Meningkatkan Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua