84
4.3. Analisa Bentuk dan Tampilan
4.3.1. Analisa Bentuk
Dalam perancangan Pusat Pelayanan Lanjut usia ini, bentuk dari bangunan yang dirancang berdasarkan sifat, tingkah laku, dan kenyamanan lansia dalam melakukan
aktivitas. Lansia cenderung takut akan kesepian atau sendiri dan lebih suka berkumpul atau bersosialisasi dengan lansia lainnya. Maka diharapkan bentuk dari
bangunan yang akan dirancang mampu memenuhi kebutuhan dari fungsi bangunan yang dapat memberikan kenyamanan pada lansia, yaitu menghadirkan suasana yang
homy dan penataan tapak dengan sistem saperti cottage. Dimana dengan Berdasarkan alasan tersebut tersebut maka bentukan yang terjadi pada site
mengikuti bentuk dari bentuk lahan yang geometri bujur. Dimana bentukan ini bersifat dinamis, statis, dan jujur, namun tetap dapat memberikan kesan estetik
dengan pola penataan tatanan masa terpusat, dimana ruang bersama sebagai pusat dari seluruh orientasi dan pusat kegiatan para lansia. Bentuk tersebut akan digabung
dengan beberapa teknik perancangan dan transformasi, sehingga menjadi bentukan dasar yang mulai terlihat wujudnya secara utuh. Berikut sketsa bentuk yang terjadi,
Gambar 4.9 Analisa zoning site sumber : dokumen pribadi, 2010
85 dimulai dari konsep dasar ruang yang sederhana, hingga penambahan elemen
bentukan menjadi sebuah massa yang mulai terwujud bentuknya. Dibawah ini proses transformasi bentuk bangunan dari tiap massa :
Gambar 4.12 Sketsa tranformasi bentuk R.Pengelola. Sumber : Dokumen pribadi, 2010
Gambar 4.11 Sketsa tranformasi bentuk R.bersama. Sumber : Dokumen pribadi, 2010
+
+ +
Penambahan
Penambahan Pergeseran
Pengurangan
Gambar 4.10 Sketsa tranformasi bentuk Hunian Lansia. Sumber : Dokumen pribadi, 2010
Penekanan sebagai entrance
Open space, sebagai penerima entrance.
+ +
1 .
2 .
3 .
86 Aplikasi pada tatanan massa :
4.3.2. Analisa Tampilan
Dari proses tranformasi bentuk diatas, maka tahap perancangan selanjutnya dalam pencapaian bentuk adalah menganalisa tampilan bangunan yang akan
diaplikasikan pada perancangan ini. Dalam membuat tampilan perancanganbangunan, beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam menentukan
langgam apa yang dipilih atau dipakai, yaitu sebagai berikut : 1.
Facad pada bagunan yang terdapat disebelah utara dari batas site, yaitu permukiman penduduk. Dimana kebanyakan dari rumah penduduk
berlanggamkan jawa, yaitu masih menggunakan atap pelana. 2.
Facade sekolah SMP 1 Balung pada bagian barat batas dari site juga memiliki tampilan yang sama, yaitu menggunakan atap pelana.
3. Pada bangunan di sekitar site, terdapat kantor kecamatan dan kantor polosi.
Tampilannya juga berlanggamkan jawa, terlihat dari atapnya, yaitu atap joglo. Sedangkan pada kantor polisi menggunakan atap pelana.
IN OUT
Gambar 4.13 Sketsa tatanan massa. Sumber : Dokumen pribadi, 2010
OUT
87 4.
Rumah sakit balung, tampilan dari bangunan ini berbeda dari bangunan yang lainnya, facad bangunannya lebih kemodern. Namun tetap
menggunakan atap pelana.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka, Pusat Pelayanan Lansia ini tampilannya nantinya juga berlanggamkan jawa. Pada atap kantor pengelola
menggunakan atap khas jawa sebagai simbol dan aplikasi pada bagunan dari langgam jawa. Dengan mengekspose kolom-kolom sehingga bangunan lebih terlihat megah.
Dimana fungsi dari bangunan ini adalah kantor pengelola, sedangkan pada hunian lansia tampilannya bercirikan seperti sebuah cottage, namun tetap menggunakan atap
khas jawa. Dimana tidak hanya tampilannya yang seperti sebuah cottage, tetapi juga pada penataan ruang yang mementingkan kenyamanan bagi pengguna.
Atap Pelana Berlanggamkan
Jawa. Gambar 4.14 Kantor Polisi dan kecamatan.
Sumber : Dokumen pribadi, 2009
Gambar 4.15 Gambar rumah sakit Balung. Sumber : Dokumen pribadi, 2009
Gambar 4.16 Sketsa tampilan Hunian lansia. Sumber : Dokumen pribadi, 2010
Tampilan bercirikan cottage
88
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Dalam sebuah proses perancangan, diperlukan adanya sebuah analisa dan pembuatan konsep yang didasari dari hasil analisa yang didalamnya terdapat
penyelesaian – penyelesaian terhadap permasalahan yang ada. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan konsep rancangan yang diinginkan pada
penyelesaian proyek tugas akhir, yaitu pusat Pelayanan Lanjut Usia di Jember untuk diaplikasikan pada rancangan tersebut.
Konsep dasar rancangan dari perancangan Pusat Pelayanan Lanjut Usia Di Jember didapat dari sebuah tema rancang yang ingin dihadirkan, yaitu yang
berdasarkan dari sikap dan tingkah laku serta kebiasaan lansia Behaviour. Dari studi kasus yang telah dipelajari banyak panti-panti jompo yang masih belum memenuhi
standart pelayanan minimal. Dengan mempelajari studi kasus tersebut maka konsep dasar dari rancangan ingin menciptakan sebuah panti jompo dengan tampilan,
pelayanan dan fasilitas yang memperhatikan sikap, tingkah laku, dan kebiasaan lansia Behaviour dalam perancangan akan memberikan kenyamanan Comfortable bagi
lansia yang tinggal dan kenyamanan lansia. Suatu tempat dikatan telah nyaman jika memenuhi kriteria kenyamanan yang meliputi :
1. Aksesibilitas
Kemudahan pencapaian lansia dalam melakukan aktivitas, yang meliputi kenyamanan sirkulasi dalam pencapian lansia pada fasilitas penunjang
yang tersedia, jalur dan pemilihan finishing pedestrian yang nyaman bagi lansia. Dimana fungsi dari pedestrian ini untuk mengarahkan lansia
menuju massa-massa bangunan pada rancangan. 2.
Safety Berhubungan dengan keamanan lansia baik dalam beraktifitas maupun
pengawasan. Untuk pengawasan demi keselamatan lansia, tiap massa