97 sedikit ornamen. Dimana keberadaan ornamen atau kolom-kolom yang
menonjol dapat menganggu aktivitas lansia, sesuai dengan tema dasar yaitu comfortable and behaviour yang bertujuan untuk kemudahan lansia dalam
beraktivitas di dalamnya.
Hubungan antar bangunan lebih tertutup dengan banyak bukaan untuk memaksimalkan penghawaan alami, yang bertujuan untuk kenyamanan
penghuni di dalamnya.
5.2.3 Suasana
Sesuai dengan tema perancangan maka suasana pada perancangan ruang dalam interior yang ingin diciptakan lebih kepada penerapan elemen-elemen
interiornya sendiri selain memperhatikan aplikasi terapan konsep juga harus disesuaikan dengan tampilan kenyamanan yang bisa memberikan kesan atau suasana
yang dekat dengan kehidupan pengguna sehari-hari. Hal itu disini melalui pemilihan material yang berasal dari alam seperti elemen kayu dan batu-batuan. Keduanya
memberikan kesan natural dan alami, mendukung suasana cottage yang ingin diciptakan pada perancangan.
5.3.3 Susunan atau Pola Ruang
Obyek Perancangan adalah tatanan massa yang terdiri dari banyak massa. Dalam penerapannya massa-massa bangunan tersebut di dominasi oleh bangunan-
bangunan yang susunan atau pola ruang dalamnya terdiri dari beberapa ruang. Hanya beberapa bagian bangunan yang merupakan bangunan tunggal dengan susunan atau
pola ruang tunggal seperti pada bangunan masjid, ruang serbaguna, dan masjid. Hal ini memberi pengaruh terhadap pola sirkulasi dalam bangunan. Untuk
massa bangunan tunggal yang sekaligus menjadi ruang tunggal pola adalah pola ruang sederhana yang aktivitasnya hanya ”masuk – beraktivitas – keluar” dan hanya
satu ruang pada bangunan tersebut.
98 Berbeda dengan massa bangunan yang di dalamnya terdiri dari beberapa ruang,
dimana pola atau sususnan ruangnya secara linier atau pola ruang yang terjadi secara berurutan dan menerus. Pola sirkulasinya massa-massa bangunan tersebut selalu
mempunyai ruang penerima atau ruang penampung untuk pengguna di bagian depan bangunan sekaligus sentral bangunan. Ruang Penerima tersebut bisa disebut juga
sebagai lobby bangunan yang menjadi ruang peralihan dari luar sebelum masuk lebih lanjut ke ruang-ruang kegiatan yang lebih spesifik. Ruang publik tersebut juga
berhubungan dengan fasilitas servis di dalam bangunan tersebut, sehingga fasilitas servis tidak berada di dalam ruang-ruang kegiatan spesifik melainkan berada di area
publik juga. Seperti pada sketsa sususnan ruang yang terjadi pada hunian lansia, terdapat ruang penerima pada bagian depan atau awal ruang.
Gambar 5.7. Pola ruang dalam K.M Lansia Sumber : Berkas Tugas Akhir, 2010
Fasilitas Utama Fasilitas penunjang
Fasilitas servis Keterangan :
R. Jaga Perawat
R. Tamu R. Tamu
KMR Lansia
KMR Lansia
KMR Lansia
KMR Lansia
Toilet Toilet
Teras
Teras
KMR Lansia
KMR Lansia
KMR Lansia
KMR Lansia
R. Jaga Perawat
R. Tamu
R. Tamu
99
BAB VI APLIKASI RANCANGAN