Hasil Study Kasus Standart Pelayanan Panti Jompo

31

2.1.4 Hasil Study Kasus

Dari study kasus diatas dapat disimpulkan, kebanyakan panti jompo masih belum memenuhi standar minimal pelayanan SPM bagi lansia. Dimana kebutuhan bagi lansia masih belum terpenuhi, seperti fasilitas bagi lansia yang mendukung bagi lansia sehingga mereka menjadi nyaman dan betah berada dipanti jompo. Selain itu perlu didukung dengan suasana lingkungan yang nyaman dan berbeda. Pproyek ini mengacu pada kebutuhan lansia, sehingga pada proyek tugas akhir ini memiliki standart palayanan minimal SPM yang harus diperhatikan. Dimana nantinya akan menjadi acuan dan merupakan tuntutan pokok yang harus dipenuhi dalam obyek perancangan. Adapun persyaratan pokok proyek yang harus diperhatikan menurut buku Data Arsitek jilid 2, Dimensi Manusia dan Ruang serta dari internet, yaitu : Gambar 2.45 Halaman belakang Nursing Homes . Sumber : Internet Gambar 2.43 Kamar khusus bagi lansia yang sakit. Sumber : Internet Gambar 2.44 hubungan antar ruang atau kamar tidur lansia yang dihubungkan oleh koridor. Sumber : Internet 32 1 . Penggunaan ramp pada daerah yang terdapat perbedaan ketinggian mempermudah aksesibilitas bagi lansia yang menggunakan kursi roda. 2. Setiap ruang pada masing-masing kamar lansia yang terdiri dari banyak massa seperti cottage dilengkapi dengan ruang penerima atau lobby dan kamar perawat yang bertugas memantau lansia. 3. Lebar pintu kamar mandi bagi lansia pengguna kursi roda minimal 88cm dengan besar kamar mandi lebar minimal 1,65m dan panjang minimal 1,70m. 4. Disetiap sisi ruang terdapat handrailling sebagai pegangan bagi lansia saat berjalan, terutama pada lorong atau koridor penghubung antar bangunan satu dengan bangunan lainnya. Gambar 2.47 WC untuk pengguna kursi roda. Sumber: Neufert Architect Data Gambar 2.48 Desain kamar mandi khusus bagi lansia pengguna kursi roda. Sumber : Internet Gambar 2.46 Tinggi ramp bagi pengguna kuris roda. Sumber: New Metric Handbook 33 5. Untuk lansia yang menggunakan kursi roda diperlukan space kamar yang lebih besar, dimana ruang putar minimal dengan panjang 1,22m dan lebar 1,49-1,57m. dan penggunanan rampa bagi penggunana kursi roda kemiringannya maksimal 5- 7 dan tidak lebih panjang dari 6m. Sedangkan lorong atau koridor minimal lebar 1,30m dan maksimal 2,00m. 6. Pemakaian perabot dipasang tetap ataupun pemilihan jenis perabot yang berat dan kokoh sehingga dapat digunakan sebagai pegangan atau tumpuan tangan ketika bergerak disekitar ruangan saat lansia berdiri ataupun berjalan. 7. Space ruang yang cukup luas dengan penataan interior berdasarkan aktivitas yang biasa dilakukan lansia, untuk mempermudah ruang gerak lansia. 8. Bagi lansia penderita diabet menghindari kolom menonjol pada ruangan yang dapat menyebabkan lansia luka, karena pada lansia yang mengalami diabet Diabetes basah jika terluka akan berakibat fatal. 9. Pada ruang tidur, tempat tidur khusus bagi lansia adalah tempat tidur yang terdiri dari beberapa layer. Dimana kondisi tulang lansia sangat rawan dan mudah mengalami cedera tulang, terutama penderita osteoporosis. 10. Penggunaan material lantai yang tidak licin dan pemilihan material untuk handrailling hindari meterial dari kayu, dapat menyebabkan tangan lansia terluka. Selain itu material dari kayu tidak tahan lama. 11. Penempatan ruang-ruang fasilitas dan penunjang bagi lansia diletakkan ditempat yang mudah dijangkau. 12. Terdapat fasilitas klinik dengan pelayanan tenaga profesional Dokter dan perawat terlatih bagi lansia yang sakit. Serta ruang terapi bagi lansia. Gambar 2.49 Perancangan ruang bagi lansia yang menggunakan kursi roda. Sumber: Neufert Architect Data 34 13. Ruang isolasi bagi lansia yang tidak dapat menahan buang air besar dan melakukan aktifitas sendiri serta bagi lansia yang sedang sakit interiornya didesain khusus, dengan ujuan agar lansia tetap merasa nyaman pada ruangan tersebut. 14. Terdapat ruang olahraga bagi lansia, yang telah disesuaikan dengan kondisi lansia. 15.Perletakan bangunan diperhatikan, terutama arah sinar matahari. Untuk meminimalkan cahaya yang masuk ke ruang tidur lansia , namun pencahayaan ruang tetap merata. 16. Hindari permukaan dinding yang kasar. 17. Kamar mandi terdapat handrailling bagi peganggan lansia saat mandi dan dipilih kran putar air yang mudak digunakan bagi lansia, terutama lansia yang memiliki penyakit rematik. 18. Diberi perbedaan warna yang jelas antara kran air panas dan air dingin. 19. Penghawaan buatan dapat digunakan pada ruang ruang-ruang penunjang, dengan suhu normal ruangan antara 30-35 derajat celcius. 20. Tinggi langit-langit bagi kamar lansia mencapai 3.20m sampai 3.50m, karena selain menggunakan penghawaan alami juga menggunakan penghawaan buatan AC. 21. Pemilihan warna kamar bagi lansia dipiih warna-warna yang netral dan soft seperti warna pastel, putih, kuning, cream, dan hijau tua. Dimana warna-warna tersebut dapat memberikan ketenangan bagi lansia 22. Gambar 2.50 Gambar organisasi ruang panti jompo diCumbernauld, Scotlandia. Dimana setiap massa bangunan terdapat ruang atau kamar khusus bagi perawat atau pengurus lansia. Sumber: Neufert Architect Data 35 2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Lingkup Pelayanan