Jam henti down time yang terjadi pada system manual

35 dikendalikan dalam unit produksi dengan system pengendalian otomatis.

b. Jam henti down time yang terjadi pada system manual

Jam henti down time yang terjadi pada system manual ini mesin dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan proses produksi dengan tujuan yang pelaksananya banyak dipengaruhi oleh para karyawan. Menurut Schoeder 2000:201 yang termasuk dalam kegiatan down time mesin yaitu delay penundaan dan waiting menunggu. Yang dimaksud delay penundaanmenunjukkan waktu yang bagi antara bagian satu dengan yang lain menunggu barang dalam proses produksi termasuk operator atau mesinnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jam henti down henti adalah waktu berhentinya mesin atau peralatan produksi yang bersifat sementara dikarenakan adanya kegiatan atau hal yang mengharuskan mesin berhenti.

2.1.6.3.3 Tujuan Utama Pemeliharaan Mesin

Menurut pendapat Assauri 2004 : 79, adapun tujuan utama dari pemeliharaan mesin maintenance yaitu sebagai berikut: 1. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan rencana produksi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 36 2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan produk itu sendiri dan kegiatan produksi tidak terganggu. 3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal tang di investasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut. 4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan rendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien seluruhnya. 5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama mungkin dan total biaya yang terendah.

2.1.6.3.4 Jenis-Jenis Pemeliharaan Mesin

Menurut Assauri 2004 : 79 jenis-jenis pemeliharaan mesin antara lain: 1. Preventif Maintenance Preventif maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan- kerusakan yang tidak terduga dan menentukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 37 waktu digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventif maintenance atau pemeliharaan rutin akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan siap pakai untuk operasi atau proses produksi yang lebih tepat. Pemeliharaan yang dilakukan dengan cara preventif memiliki keuntungan-keuntungan yang dapat menguntungkan bagi perusahaan. Adapun keuntungan yang didapat dari preventif pemeliharaan, antara lain: 1. Keamanan yang lebih mantap bagi para tenaga kerja. 2. Penghentian produksi yang lebih sedikit. 3. Reparasi besar-besaran yang berulang lebih sedikit. 4. Biaya yang lebih untuk reparasi sederhana sebelum terjadi kerusakan. 5. Lebih sedikit peralatan cadangan yang diperlukan. 6. Pengendalian suku cadang lebih baik. 7. Identifikasi barang-barang dengan biaya pemeliharaan yang tinggi. Preventif pemeliharaan ini sangat penting karena penggunaannya yang sangat efektif dalam menghadapi fasilitas- fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan “Critical Unit”. Sebuah fasilitas atau peralatan mesin produksi akan termasuk dalam golongan Critical Unit apabila: 1. Kerusakan fasilitas atau peralatan mesin produksi tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan kerja. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 38 2. Kerusakan fasilitas atau peralatan mesin produksi ini akan mempengaruhi kualitas dari produksi yang dihasilkan. 3. Kerusakan peralatan atau mesin produksi akan menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi. 4. Model yang ditanamkan dalam fasilitas atau peralatan mesin produksi tersebut atau harga dari fasilitas atau peralatan ini adalah cukup besar atau mahal. Pada prinsipnya, dalam masalah pemeliharaan peralatan mesin produksi ini tindakan berjaga-jaga preventif adalah lebih baik dari pada berbuat setelah benar-benar terjadi kerusakan, oleh karena itu pemeliharaan peralatan mesin produksi diprogram dengan baik. Program pemeliharaan peralatan mesin produksi itu antara lain: 1. Penyusunan perencanaan yang meliputi penentuan tugas-tugas yang akan dilakukan, prioritas dan tenaganya. 2. Mengatur jadwal waktu dan beban pekerjaan sesuai dengan skala prioritasnya. 3. Mengatur kartu perintah kerja dan kartu-kartu pemeliharaan setiap peralatan untuk mengawasi pekerjaan pemeliharaan dan suku cadang yang pernah diganti, bahkan untuk memonitor dibagian apa peralatan itu sering mengalami kerusakan. 4. Mengatur penggunaan suku cadang dengan memakai kartu untuk mempermudah administrasi gudang misalnya master bill material dan bill of material. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 39 5. Mengatur program latihan dengan metode-metode yang mungkin dilaksanakan, dengan metode meningkatkan ketrampilan kerja. 6. Mengatur distribusi waktu kapan peralatan akan diperbaiki overhead dengan memperhitungkan beberapa kemungkinan kerugian yang akan diderita karena sebagian atau keseluruhan kegiatan terhenti selama perbaikan berlangsung. Dalam prakteknya, preventif maintenance yang dilakukan oleh perusahaan dapat dibedakan menjadi dua: 1. Routine Maintenance Adalah Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, contohnya membersihkan peralatan, pelumasan pengecekan bahan bakar. 2. Periodik Maintenance Adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang digunakan secara periodik Contohnya pembongkaran mesin. 2. Corrective Maintenance Corrective Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan pada fasilitas, sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan corrective maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi. Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang terjadi akibat tidak dilakukannya preventive maintenance ataupun telah dilakukan preventive maintenance tetapi sampai pada suatu waktu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 40 tertentu fasilitas atau peralatan mesin produksi tersebut rusak. Secara sepintas memang corrective maintenance murah biayanya bila dibandingkan dengan biaya yang dari preventive maintenance, sejauh kerusakan belum terjadi pada fasilitas peralatan sewaktu proses produksi berlangsung, hal ini akan membawa dampak negative bagi perusahaan. Selain biaya-biayanya jauh mahal, peralatan akan mengalami kerusakan yang lebih bahkan kemungkinan bagi perusahaan untuk membeli mesin-mesin baru. Sehingga hal ini akan mengakibatkan: a. Buruh menganggur. b. Produksi terhenti. c. Biaya spare part tinggi. d. Kekecewaan pada konsumen Apabila masalah ini sampai terjadi, maka perusahaan pasti mengalami kerugian yang jelas tidak di kehendaki perusahaan. Jadi dalam hal ini kegiatan corrective maintenance sifatnya hanya menunggu sampai terjadi kerusakan dahulu, baru kemudian memperbaikinya. Maksud dari tindakan ini adalah agar fasilitas atau peralatan mesin produksi tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi, sehingga operasi atau proses produksi dapat berjalan lancar kembali. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 41

2.1.6.3.5 Syarat-syarat Agar Pemeliharaan Mesin dapat Efisien

Pelaksanaan maintenance dari mesin dan peralatan di suatu perusahaan tergantung dari kebijaksanaan policy perusahaan itu sendiri, yang kadang-kadang berbeda dengan kebijaksanaan lainnya. Dimana pelaksanaannya tergantung kepada pimpinan tertinggi Top Management perusahaan. Walaupun kebijaksanaan policy telah ditentukan, tetapi didalam pelaksanaan kebijaksanaan tersebut manager bagian pemeliharaan harus memperhatikan enam prasyarat agar pekerjaan bagian pemeliharaan dapat efisien. Keenam prasyarat tersebut Assauri 2004 : 79 antara lain: a. Data Mengenai Mesin dan Peralatan yang Dimiliki Perusahaan Data yang dimaksud adalah seluruh data mengenai mesin atau peralatan seperti nomor, jenis type, umur dan tahun pembuatan keadaan atau kondisinya, pembebanan dalam operasi operating load produksi yang dilaksanakan per jam atau kapasitas, bagaimana operator menjalankan atau menghandel mesin-mesin tersebut, beberapa maintenance crew, kapasitas dam keahliannya, ketentuan yang ada, jumlah mesin dan sebagiannya. Dari data ini akan ditentukan banyaknya kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan dan yang mungkin dilakukan. b. Planning dan Scheduling Perencanaan kegiatan pemeliharaan disusun untuk jangka panjang dan jangka pendek. Seperti preventif maintenance, inspeksi, reparasi kerusakan dan sebagainya. Planning dan scheduling juga menentukan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 42 apa yang dikerjakan dan kapan dikerjakan serta urut-urutan pengerjaan atau prioritasnya dan dimana dikerjakannya. Perlu pula direncanakan banyaknya tenaga pemeliharaan yang harus ada, agar lebih efektif dan efisien. c. Surat Perintah work order Yang tertulis dalam surat perintah ini memberitahukan atau menyatakan tentang: 1. Apa yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan dan yang bertanggung jawab. 2. Dimana dikerjakan. Apakah di luar atau di dalam perusahaan. 3. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan. d. Persediaan Alat-Alat Spare Part stores control Untuk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan ini dibutuhkan adanya spare part alat-alat dan material yang nantinya harus disediakan dan diawasi. Dengan stores control ini, manager bagian pemeliharaan harus selalu berusaha supaya spare part dan material atau onderdil-onderdil tetap ada pada saat dibutuhkan. Dan investasi dari persediaan stores ini adalah minimum dalam arti cukup, tidak kurang dan tidak berlebihan. e. Catatan records Catatan tentang kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dan apa yang perlu untuk kegiatan maintenance. Sehingga terdapat catatan mengenai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 43 gambaran produksi seperti jam produksi yang berjalan, waktu berhenti dan jumlah produksi. f. Lapangan Pengawasan dan Analisis Laporan reports tentang progress kemajuan yang telah kita adakan pembetulan dan pengawasan. Kalau pemeliharaannya baik, maka ini sebenarnya berkat report dan control yang ada.

2.2 Kerangka Berfikir