Pengawasan terhadap Setoran Retribusi Parkir

Tabel 4.1 Realisasi Target Retribusi Parkir TAHUN TARGET REALISASI PERSENTASE ANGGARAN Rp Rp 2002 8.900.000.000 8.459.594.900 95,05 2003 15.402.787.000 13.516.733.700 87,76 2004 16.402.787.000 14.927.965.000 91,01 2005 16.902.787.000 15.721.654.200 93,01 2006 16.902.787.000 15.440.964.300 91,35 2007 13.034.500.000 13.275.831.950 101,85 2008 14.433.886.900 14.053.081.685 97,36 2009 13.885.623.900 12.827.949.500 92,38 2010 16.853.306.000 13.891.477.400 82,43 2011 34.094.921.300 12.372.619.800 36,29 2012 36.159.155.000 13.110.570.310 36,26 Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan, 2013.

4.2.4. Pengawasan terhadap Setoran Retribusi Parkir

Penyetoran pungutan retribusi parkir yang ditetapkan oleh DISHUB Kota Medan untuk dilaksanakan oleh pengawas parkir Kota Medan adalah setiap hari. Hal ini tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh semua pengawas parkir Kota Medan dengan berbagai alasan seperti kesibukan pengawas parkir itu sendiri, belum tercapainya target harianbulanan, dan lain-lain. Realita yang terjadi di lapangan yang penulis dapatkan dari sumber yang tidak dapat disebutkan identitasnya mengatakan, untuk target setoran Universitas Sumatera Utara retribusi parkir yang dirasa terlalu tinggi, biasanya pengawas parkir mengajukan kepada pihak DISHUB untuk menurunkan target retribusi parkirnya agar kepada pihak DISHUB tersebut tetap diberikan setoran “pungutan liarnya”. Contohnya, setoran yang ditetapkan untuk seorang pengawas parkir per harinya adalah Rp 700.000,- untuk disetorkan nantinya oleh pihak DISHUB ke Kas Daerah Kota Medan, biasanya pengawas parkir akan berdialog dengan pihak DISHUB untuk menurunkan target menjadi RP 500.000,- per hari dan nantinya si pengawas parkir akan memberikan Rp 100.000,- per hari pada pihak DISHUB. Dalam arti, terjadi kerjasama yang saling menguntungkan antara pihak DISHUB dan pengawas parkir karena seandainya pun target setoran parkir yang disetorkan ke Kas Daerah tidak tercapai oleh pihak DISHUB, tidak ada sanksi yang akan dikenakan kepada pihak DISHUB karena sifat retribusi adalah tidak memaksatidak wajib. Jadi bila setoran yang diberikan oleh pengawas parkir ke DISHUB per harinya adalah Rp 500.000,- dan setoran “pungli” nya Rp 100.000,- maka akan menambah pemasukan kepada pengawas parkir sebesar Rp 100.000 bila dibandingkan dia harus menyetorkan Rp 700.000,- secara keseluruhan ke pihak DISHUB untuk dimasukkan ke Kas Daerah Kota Medan. Pihak DISHUB yang tidak jujur juga umumnya akan menyetujui hal ini karena diannggap menguntungkan bagi dirinya bila mendapatkan setoran tetap per hari Rp 100.000,- hanya dari seorang pengelola parkir. Bayangkan saja bila separuh dari seluruh pengawas parkir di Kota Medan melakukan tindakan Universitas Sumatera Utara yang sama, sudah berapa dana parkir yang diselewengkan, yang seharusnya diterima menjadi Pendapatan Asli Daerah oleh Kas Daerah Kota Medan? Pengawasan untuk tindakan pungutan liar yang dilakukan oleh pihak DISHUB yang tidak jujur seperti contoh di atas, untuk saat ini sangat kurang dan kurang dapat untuk dibuktikan. Tak heran jika pada akhir tahun 2012 kemarin sangat marak sekali berita mengenai penindakanperadilan terhadap mantan Kadishub atas dugaan korupsi atas PAD dari Retribusi Parkir tahun 20102011 sebesar lebih kurang dua puluh empat miliar rupiah. Pengawasan lainnya terhadap target setoran retribusi parkir Kota Medan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan dilakukan oleh pegawai DISHUB yang terkadang turun langsung ke lapangan untuk mengawasi juru parkir secara langsung. Pengawasan yang seperti ini umumnya jarang sekali dilakukan oleh pihak DISHUB, dilakukan hanya bila setoran parkir dinilai sangat sedikit dibandingkan target harian yang telah ditetapkan; ataupun saat dilakukan peninjauan untuk penetapan titik lokasi parkir tersebut sebagai titik lokasi parkir pasif dari yang semula aktif. Pengawasan lapangan yang dilakukan oleh DISHUB Kota Medan ke lapangan yang umumnya tidaklah ketat, hanya sebatas melihat titik lokasi parkir tersebut, mengawasi juru parkir yang sedang melaksanakan tugas, tanpa melakukan tinjauanmonitor yang ketat pada fisik uang yang diterima oleh juru parkir tersebut. Pengawasan lapangan yang dilakukan oleh pihak DISHUB ini sungguh berbeda bila dibandingkan dengan pengawasan yang dilakukan Universitas Sumatera Utara oleh pegawai DISPENDA Kota Medan terhadap pajak parkir. Di mall misalnya, bila pegawai DISPENDA Kota Medan melakukan inspeksi lapangan yang disebut meeping, monitoring yang dilakukan oleh pihak DISPENDA adalah dengan cara seperti “nongkrong” langsung berada di kasir petugas parkir selama 14 hari kerja dengan pembagian hari dua hari di hari pengunjung sepi, dua hari di hari pengunjung normal, dan dua hari di akhir minggulibur saat pengunjung mall umumnya paling ramai selama dua minggu. Pegawai DISPENDA melakukan pencatatan terhadap akumulasi jumlah kas yang diterima oleh kasir petugas parkir di mall tersebut dan juga ikut mengawasi penerimaan kas per transaksinya. Pengawasan lainnya ada juga dilakukan dengan adanya kerjasama dengan pihak kepolisian untuk memberi tindakan tegas bagi juru parkir liar juru parkir yang tidak resmi yang tidak dapat menunjukkan bukti otentik tugasnya, walaupun sanksi yang diberikan hanya maksimal tiga bulan pidana kurungan dan denda maksimal Rp 5.000.000,- lima juta rupiah. Adapun pengawasan yang dilakukan oleh DISHUB Kota Medan terhadap petugas pengawas parkir terhadap setoran retribusi parkir berkenaan dengan target yang diberikan adalah dengan cara melihat progress dan potensi titik lokasi parkir, digolongkan kategorinya apakah aktif atau pasif. Retribusi parkir yang sifatnya tidak memaksatidak wajib seperti pajak parkir, maka tidak dapat dilakukan tindakan tegas bila target yang ditetapkan tidak tercapai. Bila penyetoran yang dilakukan oleh pengawas Universitas Sumatera Utara parkir di bawah target, maka biasanya pegawai DISHUB melakukan inspeksi lapangan untuk melihat langsung realita sebenarnya terhadap titik lokasi parkir yang diawasi oleh pengawas parkir tersebut. Bila setelah melakukan inspeksi lapangan dan ternyata memang target yang ditetapkan terlalu besar untuk titik lokasi parkir tersebut, maka dilakukan penyesuaian dengan cara penurunan target harian; bila setelah peninjauan lapangan dilakukan dan dinilai bahwa target yang ditetapkan masih sesuai maka diadakanlah penyuluhan atau pembinaan kepada pengawas parkir dengan terlebih dahulu memberikan surat panggilan. Setelah tiga kali surat panggilan yang diberikan dan tidak ditanggapi oleh pengawas parkir atau setelah jangka waktu enam bulan setelah dilakukan pembinaan terhadap pengawas parkir dan target parkir tetap tidak tercapai, maka DISHUB berhak untuk melakukan penggantian terhadap pengawas parkir tersebut. Lain halnya dengan pengendalian dan pengawasan yang dilakukan terhadap juru parkir. Pegawai DISHUB biasanya melakukan pengawasan dengan cara inspeksi ke lapangan memeriksa apakah ada titik lokasi parkir liar tidak terdaftar ataupun yang pungutannya dikutip secara liar oleh pihak tidak resmi tidak memiliki Kartu Tanda Pengenal Juru Parkir. Tindakan pengawasan dengan cara turun ke lapangan ini umumnya dilakukan dengan kerjasama pihak DISHUB dengan pihak kepolisian. Umumnya, juru parkir liar yang tidak dapat menunjukkan Kartu Tanda Pengenal Juru Parkir akan langsung diangkut oleh pihak kepolisian untuk selanjutnya diberikan penyuluhan atau pengarahan. Umumnya sanksi atau Universitas Sumatera Utara tindakan tegas bagi para juru parkir liar tidak langsung dilakukan bila hanya kedapatan sekali sebagai juru parkir liar, tindakan tegas tersebut hanya diberikan kepada juru parkir liar yang berkali-kali tertangkap dan diberikan penyuluhan tetapi tetap mengutip pungutan liar dengan dalih “pungutan retribusi parkir”. 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian atas Pengendalian Internal Pendapatan atas Pendapatan Retribusi Parkir di Dinas Perhubungan Kota Medan Pengendalian internal dalam suatu perusahaan dilakukan agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan penyelewenganpenyimpangan dapat dihindari dan diminimalisir. Dalam pengendalian aktivitas suatu perusuhaanbadan dalam hal menghasilkan sesuatu dapat dibandingkan dengan apa yang telah dihasilkan. Sistem pengendalian internal pendapatan dirancang untuk mencapai tujuan pokok yaitu menjaga kekayaan perusahaan dalam hal ini menjaga seluruh kas yang seharusnya diterima atas pungutan dari retribusi parkir di Kota Medan diterima dan masuk ke dalam Kas Daerah Kota Medan. Dalam pembahasan pada pengendalian internal atas pendapatan retribusi parkir di Dinas Perhubungan Kota Medan, penulis akan membahasnya dengan analisisnya terhadap struktur pengendalian internal pendapatan yang dikemukakan Mulyadi 2002 : 268 yang sebelumnya telah dijelaskan di bab II hal. 25.

4.3.1. Organisasi