Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya, wajib pajakretribusi dapat diwakili oleh pihak tertentu yang diperkenankan oleh undang-undang
dan peraturan daerah tentang pajakretribusi parkir. Wakil wajib pajakretribusi bertanggung jawab secara pribadi dan atau secara tanggung
renteng atas pembayaran pajakretribusi terutang. Selain itu, wajib pajakretribusi dapat menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus
untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakanretribusinya.
2.5. Pengendalian Internal Pendapatan
Struktur pengendalian internal yang efektif bertujuan agar terlaksananya efektivitas, efisiensi, dan pengawasan internal perusahaan atas aset serta sarana
pendukung lainnya yang dimiliki. Efisiensi dan efektif yaitu agar pelaksanaan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan untuk mencapai ketertiban di
segala bidang antara lain mencegah terjadinya kebocoran maupun pemborosan keuangan yang merugikan perusahaan.
Suatu perusahaan haruslah memiliki prinsip tertentu agar pelaksanaan pengawasan terhadap operasi perusahaan khususnya pada penerimaan kas dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pengendalian internal dilakukan dengan usaha pengawasan yang berkesinambungan dan kemudian menganalisa laporan
dan catatan karena alasan dibentuknya pengendalian internal adalah agar rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai secara maksimal dengan
memperkecil kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul dan menghambat pencapaian tujuan perusahaan. Anggaran pendapatan merupakan salah satu alat
pengendalian internal pendapatan karena anggaran dapat dijadikan sebagai
Universitas Sumatera Utara
pedoman kerja, koordinasi dan sebagai alat pengawasan agar pencapaian tujuan lebih cepat dan tepat.
Menurut Mulyadi 2002 : 268, dinyatakan bahwa struktur pengendalian internal pendapatan terdiri dari:
1. Organisasi
Perencanaan organisasi didasarkan pada unsur pengendalian berikut ini: a.
dalam organisasi harus dipisahkan tiga fungsi pokok: fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi.
b. tidak ada satupun transaksi yang dilaksanakan dari awal sampai
akhir hanya oleh satu orang atau satu bagian saja. Hal ini dimaksudkan agar tidak selalu terjadi pengecekan intern internal
check dalam pelaksanaan suatu transaksi, sehingga kekayaan suatu perusahaan terjamin keamanannya dan data akuntansi
terjamin ketelitian dan keandalannya.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
Dalam organisasi, setiap transaksi keuangan terjadi melalui sistem otorisasi tertentu. Tidak ada satupun transaksi yang tidak diotorisasi oleh
pihak yang berwenang untuk melakukan hal tersebut. Otorisasi terjadinya dilakukan dengan memberikan tanda tangan yang memiliki wewenang
untuk itu pada dokumen sumber atau dokumen pendukung. Setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam catatan akuntansi melalui prosedur
pencatatan tertentu, maka kekayaan perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian dan
keandalannya. Adapun prosedur pencatatan siklus pendapatan dalam perusahaan adalah:
a. pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas
dokumen sumber yang dilampiri dokumen pendukung yang lengkap.
b. pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh
karyawan yang diberikan wewenang untuk itu. Dengan cara ini maka tanggung jawab atas perubahan catatan akuntansi
dibebankan pada karyawan tertentu, sehigga tidak ada satupun perubahan data yang dicantumkan dalam catatan akuntansi yang
tidak dipertanggungjawabkan.
3. Praktik yang sehat
Universitas Sumatera Utara
2.6. Penelitian Terdahulu