BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keuangan negara yang baik akan menggambarkan keadaan suatu pemerintahan yang baik pula. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan mampu
mengoptimalkan seluruh penerimaan negara. Usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam pembiayaan pembangunan ialah
dengan menggali sumber-sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak dan retribusi daerah yang pada saat ini memegang peranan penting sebagai
sumber penerimaan utama negara, baik untuk penerimaan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Berdasarkan pelaku pemungutnya, pajak dapat dibedakan atas
dua bagian, yaitu pajak pusat dan pajak daerah. Dengan adanya UU No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi
Daerah, maka pemerintah daerah diberi wewenang dan tanggung jawab mengatur rumah tangga daerahnya sendiri melalui sistem otonomi daerah. Daerah otonom
harus memiliki kewenangan dan kemampuan menggali sumber-sumber keuangan sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya, sehingga Pendapatan Asli Daerah PAD, khususnya pajak dan retribusi daerah harus menjadi bagian
sumber keuangan terbesar, yang didukung oleh kebijakan pertimbangan keuangan pusat dan daerah.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan UU No. 34 Tahun 2000 sebagai perubahan atas UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah No. 65
Tahun 2001 tentang Pajak Daerah, terdapat jenis-jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupatenkota. Pajak yang dipungut oleh
kabupatenkota salah satunya adalah pajak parkir. Peranan kemampuan dan keahlian aparat pemerintah dalam mengelola
sumber-sumber pemasukan daerah secara optimal juga sangat dibutuhkan. Pendapatan retribusi parkir merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh
terhadap kas daerah dalam pencapaian tujuan daerah tersebut sehingga harus dilakukan upaya untuk mendapatkan penghasilan yang maksimal dari retribusi
parkir ini. Dengan demikian, masalah pendapatan ini merupakan masalah yang penting. Dalam hal ini, salah satu lembaga pemerintah yang berperan aktif dalam
mengelola Pendapatan Asli daerah umumnya adalah Dinas Pendapatan Daerah. Dalam pengelolaan pendapatan daerah dari Retribusi Parkir di Kota Medan
khususnya, dikelola dan diperankan secara aktif oleh Dinas Perhubungan Kota Medan.
Pegawai Dinas Pendapatan Daerah maupun Dinas Perhubungan yang cukup cakap dalam pekerjaan juga mempengaruhi keberhasilan suatu sistem
pengendalian internal pendapatan seperti yang dikemukakan oleh Baridwan 2001 : 16 ialah “tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu
sistem pengendalian internal dalam perusahaan”. Sehingga memiliki pegawai yang ahli di bidangnya sangat menunjang keberhasilan masuknya semua uang
pungutan retribusi parkir masuk ke kas daerah.
Universitas Sumatera Utara
Pihak Dinas Perhubungan Kota Medan sebagai pihak yang mengelola dan berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendapatan dari retribusi parkir dapat
menilai berhasil atau tidaknya kegiatan pemungutan retribusi parkir dan pengawasan yang telah dilaksanakan, dan selanjutnya diharapkan dapat
melakukan perbaikan dan rencana operasi di waktu berikutnya. Selain itu, Dinas Perhubungan nantinya juga dapat mengetahui berapa persentase sebenarnya dari
pendapatan yang telah diterima dan yang belum diterima dari retribusi parkir. Salah satu upaya agar hal tersebut dapat tercapai adalah dengan menjaga
serta meningkatkan disiplin kerja pegawai, sehingga apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik sehingga penyimpangan-penyimpangan atau
kemungkinan adanya penyimpangan-penyimpangan lainnya dapat segera diketahui dan diperbaiki.
Dalam hal pemungutan retribusi parkir, kita melihat banyaknya kejanggalan dalam pelaksanaan tugas tersebut seperti adanya petugas parkir yang
tidak resmi tanpa adanya tanda pengenal yang jelas dan sah, pungutan parkir tidak resmi, waktu-waktu pemungutan retribusi parkir yang jelas, dan bila ditinjau dari
sisi ilmu akuntansi kita mengetahui bahwa sekarang ini pemungutan parkir yang ada di jalanan yang bukan di pusat perbelanjaan modern ataupun tempat
sejenisnya, tidak memberikan bukti transaksi berupa karcis parkir kepada pengguna jasa.
Selain itu, salah satu fungsi pengendalian intern adalah untuk meningkatkan pendapatan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini sangat penting
mengingat bahwa pelaksana untuk memungut retribusi langsung pada pengguna
Universitas Sumatera Utara
jasa adalah pihak lain yang bukan merupakan petugas Dinas Perhubungan langsung, jadi pengawasan ini benar-benar harus dilaksanakan dengan baik,
karena bila tidak dilaksanakan dengan baik maka nilai kerugian yang akan didapat Dinas Perhubungan cukup besar.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu
penelitian dengan judul “Analisis Sistem Pengendalian Internal atas Pendapatan Retribusi Parkir di Kota Medan”.
1.2. Perumusan Masalah