Uji Normalitas Uji Multikolinearitas

4. Realisasi Penerimaan Belanja Daerah Data realisasi penerimaan belanja daerah dalam jangka waktu 6 enam tahun, yaitu tahun 2009 sampai 2014. Tabel 8. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2009 – 2014 Tahun Realisasi 2009 447,701,872,343.63 2010 438,373,381,311.09 2011 526,181,757,412.29 2012 541,669,728,689.27 2013 620,299,718,904.21 2014 806,055,374,677.75 Sumber: BPKAD Kabupaten Bengkayang

B. Analisis Data

Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan transformasi data logaritma natural

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Uji normalitas dilakukan dengan metode kolmogorov smirnov. Pengujian dengan kolmogorov smirnov digunakan untuk melihat angka yang lebih detail apakah suaru persamaan regresi yang akan dipakai lolos normalitas. Uji Kolmogorov Smirnov dengan tingkat nilai signifikan pada 0,05. Jika nilai signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 0,05 maka terdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Berdasarkan tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov, data berdistribusi normal karena mempunyai nilai signifikan lebih besar daripada 0,05 yaitu 0,906.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat melalui variance inflation factor VIF. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIFnya. Jika nilai variance inflation factor VIF 10 dan tolerance One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 6 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .00775928 Most Extreme Differences Absolute .231 Positive .163 Negative -.231 Kolmogorov-Smirnov Z .566 Asymp. Sig. 2-tailed .906 a. Test distribution is Normal. Sumber: Data diolah 0.10 maka terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian terhadap multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 10. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1Constant 10.087 1.055 9.563 .011 L_PAD .083 .040 .233 2.086 .172 .046 21.544 L_DP .484 .046 .473 10.538 .009 .288 3.478 L_LLPYS .083 .029 .338 2.905 .101 .043 23.372 a. Dependent Variable: BD Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa variabel independen yaitu pendapatan asli daerah, dan lain-lain pendapataan yang sah memiliki angka Variance Inflation Factors VIF lebih besar dari 10,00 dengan angka tolerance yang menunjukkan nilai kurang dari 0,10, dapat dikatakan bahwa model regresi memiliki masalah multikoliniearitas. Untuk mengatasi masalah mulltikolinearitas tersebut, digunakan metode stepwise Stepwise Method. Metode stepwise merupakan salah satu metode untuk mengatasi adanya multikolinearitas. Metode Stepwise merupakan kombinasi antara metode forward dan backward. Metode stepwise memasukkan variabel bebas yang memiliki korelasi paling kuat dengan variabel terikat. Hasil pengolahan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 11. Hasil Uji dengan Metode Stepwise Metode Spetwise dimulai dengan memasukkan variabel satu per satu variabel bebas, dan terlihat pada tabel di atas. Dari tiga variabel bebas, ada dua variabel yang layak masuk dalam model regresi. Tabel 12. Hasil Uji Multikolinearitas dengan Metode Stepwise Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 10.625 1.488 7.139 .006 L_DP .489 .067 .477 7.314 .005 .288 3.471 L_LLPYS .139 .016 .562 8.613 .003 .288 3.471 a. Dependent Variable: L_BD Sumber: Data diolah Variables EnteredRemoved a Model Variables Entered Variables Removed Method 1 L_DP . Stepwise Criteria: Probability-of-F-to- enter = .050, Probability-of-F-to- remove = .100. 2 L_LLPYS . Stepwise Criteria: Probability-of-F-to- enter = .050, Probability-of-F-to- remove = .100. a. Dependent Variable: L_BD Sumber: Data diolah Tabel 12. Hasil Uji Multikolinearitas Metode Stepwise Lanjutan Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 8.523 1.692 5.038 .015 L_PAD .189 .028 .533 6.632 .007 .313 3.199 L_DP .522 .082 .510 6.350 .008 .313 3.199 a. Dependent Variable: L_BD Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 20.628 2.053 10.047 .002 L_PAD .101 .243 .286 .418 .704 .047 21.500 L_LLPYS .169 .169 .685 1.000 .391 .047 21.500 a. Dependent Variable: L_BD Dari tabel di atas menunjukkan hasil bahwa variabel pendapatan asli daerah tidak masuk kedalam model regresi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung yang lebih kecil dari t tabel dan nilai VIF berada di atas 10.

c. Uji Autokorelasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

3 91 94

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal Dengan Dana Alokasi Khusus Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 91 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil Terhadap Kemandirian Daerah Melalui PDRB Per Kapita (Studi Kasus Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara)

1 55 108

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Tingkat Kemandirian Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara

4 37 108

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, dan Produk Domestik Regional Bruto pada Belanja Daerah serta Deteksi Ilusi Fiskal.

0 0 12

Pengaruh pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap belanja daerah di Kota Balikpapan.

0 15 124