Uji Koefisien Determinasi R Uji F Uji t

α = Konstanta β = Koefesien Regresi

3. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi R

2 Uji Koefesien Determinasi untuk mengetahui seberapa besar presentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Cara yang dilakukan dengan melihat nilai R 2 pada output tabel Model Summary.

b. Uji F

Uji F untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Cara yang dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F table dengan ketentuan sebagai berikut : Ho = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah terhadap belanja daerah secara simultan bersama-sama; Ho 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah terhadap belanja daerah secara simultan bersama-sama. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 atau taraf signifikansi 5 α = 0,05 dengan kriteria penilaian sebagai berikut: 1 Jika F hitung F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain- lain pendapatan yang sah secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap belanja daerah. 2 Jika F hitung F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain- lain pendapatan yang sah secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap belanja daerah.

c. Uji t

Uji t untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial individu tehadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan ketentuan sebagai berikut: Ho = 0, berarti bahwa tidak ada pengaruh dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah terhadap belanja daerah secara parsial; Ho 0 berarti bahwa ada pengaruh dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah terhadap belanja daerah secara parsial. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 atau taraf signifikansi 5 α = 0,05 dengan kriteria penilaian sebagai berikut: 1 t hitung t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah terhadap belanja daerah secara parsial. 2 t hitung t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah terhadap belanja daerah secara parsial. 38

BAB IV GAMBARAN UMUM PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN BENGKAYANG

A. Sejarah Kabupaten Bengkayang

Kabupaten Bengkayang pada masa penjajahan Belanda merupakan bagian dari wilayah Afdeling Van Singkawang. Pada saat itu, pembagian wilayah administrasi Afdeling yang daerah hukumnya meliputi : Onder Afdeling Singkawang, Bengkayang, Pemangkat dan Sambas Daerah Kesultanan Sambas, kemudian daerah KerajaanPanembahan Mempawah, serta daerah Kerajaan Pontianak yang sebagian daerahnya adalah Mandor. Setelah Perang Dunia ke-II berakhir, daerah tersebut dibagi menjadi daerah otonom Kabupaten Sambas yang ibu kotanya berada di Singkawang, Kabupaten Sambas dan membawahi 4 empat kawedanan, yaitu: Kawedanan Singkawang, Kawedanan Pemangkat, Kawedanan Sambas dan Kawedanan Bengkayang. Pada masa pemerintahan RI, menurut Undang-Undang Nomor 27 tahun 1959 tentang penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 tahun 1953 mengenai pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Barat, terbentuklah Kabupaten Sambas. Wilayah Kabupaten Sambas ini mencakup seluruh wilayah Kabupaten Bengkayang sekarang. Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1999 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Bengkayang, secara resmi mulai tanggal 20 April 1999,

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

3 91 94

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal Dengan Dana Alokasi Khusus Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 91 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil Terhadap Kemandirian Daerah Melalui PDRB Per Kapita (Studi Kasus Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara)

1 55 108

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Tingkat Kemandirian Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara

4 37 108

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, dan Produk Domestik Regional Bruto pada Belanja Daerah serta Deteksi Ilusi Fiskal.

0 0 12

Pengaruh pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap belanja daerah di Kota Balikpapan.

0 15 124