Teknik Pengumpulan Data Variabel Penelitian

a. Tahap pertama dengan melihat tanda korelasi apakah bertanda positif + atau negatif -, jika bertanda positif berarti hubungan kedua variabel yang diukur searah, sebaliknya jika bertanda negatif maka berlawanan. b. Apabila angka korelasi adalah 0, berarti tidak ada hubungan sama sekali, jika angka korelasi adalah 1, berarti ada hubungan yang sempurna antara kedua variabel. Pada umumnya, jika korelasi di atas 0,5 maka dapat dikatakan ada hubungan yang erat antara dua variabel. Sebaliknya jika di bawah 0,5 maka hubungan hubungan tersebut dikatakan tidak erat. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang digunakan dalam uji korelasi Spearman dengan sedikit penyesuian dan modifikasi sederhana dari contoh yang ditulis oleh Santoso 2012: 199: a. Menghitung koefisien korelasi Spearman dengan menggunakan program SPSS. b. Melakukan pengujian hipotesis 1 Merumuskan hipotesis hubungan perputaran kredit dengan likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas sebagai berikut: : Tidak ada hubungan antara perputaran kredit dengan likuiditas. � : Ada hubungan antara perputaran kredit dengan likuiditas. : Tidak ada hubungan antara perputaran kredit dengan solvabilitas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI � : Ada hubungan antara perputaran kredit dengan solvabilitas. : Tidak ada hubungan antara perputaran kredit dengan rentabilitas. � : Ada hubungan antara perputaran kredit dengan rentabilitas. 2 Menentukan taraf keyakinan, dalam penelitian ini menggunakan taraf keyakinan α = 5, atau 0,05. 3 Penarikan kesimpulan, selanjutnya peneliti melakukan penarikan kesimpulan dengan melihat angka probabilitas yang merupakan hasil pengujian hipotesis untuk uji korelasi dengan ketentuan sebagai berikut: Jika probabilitas Sig.2-tailed 0,05 maka H diterima. a Jika probabilitas Sig.2-tailed 0,05 maka H ditolak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35

BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Puskopdit Bali Artha Guna

Kelahiran Puskopdit Bali Artha Guna diawali dengan berdirinya SPD Silang Pinjam Daerah Denpasar pada tanggal 20 Desember 1995. Setelah berjalan hampir dua tahun akhirnya SPD berubah menjadi BK3D Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Bali Artha Guna. Untuk meningkatkan kekuatan secara nasional, BK3D Bali Artha Guna berusaha untuk menjadi anggota BK3I Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia atau yang biasa disebut Induk Koperasi Kredit INKOPDIT. Melalui Rapat Anggota Tahunan BK3I yang diselenggarakan di Cimacan, Jawa Barat, akhirnya BK3D Bali Artha Guna resmi menjadi anggota BK3I pada tanggal 24 April 1998. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya pengurus dan manajemen BK3D Bali Artha Guna mengubah nama BK3D Bali Artha Guna menjadi Puskopdit Pusat Koperasi Kredit Bali Artha Guna. Kemudian pada tanggal 29 Nopember 2001, pemerintah mengeluarkan status badan hukum untuk Puskopdit Bali Artha Guna yaitu No. 07BHDISKOPXI2001. Susunan pengurus dan pengawas di dalam Puskopdit Bali Artha Guna periode 2015-2017 beserta koperasi asal pengurus dan pengawas adalah sebagai berikut: 1. Pengurus Ketua : Ir. A. Wayan Puger, M. S. Kopdit Sumber Kasih Tangeb PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI