59
seseorang perlu membandingkan dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang realitas yang sama. Tentu saja, pembandingan sosial
social comparison
semacam itu hanya dapat dilakukan lewat komunikasi dengan orang lain.
4 Keempat,
kesehatan mental seseorang sebagian besar ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan dengan orang lain, lebih-lebih orang-orang yang
merupakan tokoh-tokoh signifikan
significant figures.
Bila hubungan dengan orang lain diliputi berbagai masalah, maka seseorang akan menderita, merasa
sedih, cemas dan frustasi.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Dalam Keluarga
Menurut pandangan Syaiful Bahri Djamarah dalam buku “Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga” 2014: 137-149 dikemukakan
beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga yakni: 1
Citra diri dan Citra Orang Lain. Faktor ini menjelaskan bahwa ketika orang berkomunikasi dengan orang
lain, dia mempunyai citra diri, dia merasa dirinya sebagai apa dan bagaimana. Tentunya setiap orang mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, statusnya,
kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan apa dan bagaimana ia berbicara, menjadi penyaring bagi apa yang dilihatnya, didengarnya,
bagaimana penilaiannya terhadap segala yang berlangsung di sekitarnya atau dengan kata lain citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang lain.
Di sini manusia belajar menciptakan citra diri melalui hubungan dengan orang lain, terutama manusia lain yang dianggapnya penting bagi dirinya. Melalui
60
kata-kata atau komunikasi tanpa kata dari orang lain, ia mengetahui apakah dirinya dicintai atau dibenci dihormati atau diremehkan, dihargai atau
direndahkan. 2
Suasana Psikologis Suasana psikologis diakui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit
berlangsung bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa iri hati, diliputi prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
3 Lingkungan Fisik
Komunikasi biasanya berlangsung di mana saja dan kapan saja, dengan gaya dan cara yang berbeda. Komunikasi yang terjadi dalam keluarga tentu
berbeda dengan yang terjadi di lingkungan sekolah, karena situasi di rumah biasanya bersifat
informal
, sedangkan di sekolah situasinya bersifat
formal
. Demikianpun juga komunikasi yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang
memiliki norma yang harus ditaati, maka komunikasinyapun berlangsung sesuati ketaatan norma.
Dalam setiap keluarga pasti memiliki tradisi yang harus ditaati. Tentunya keluarga yang menjunjung tinggi norma agama pasti memiliki tradisi atau
kebiasaan yang berbeda dengan keluarga yang mengabaikan atau meremehkan norma agama. Demikianpun keluarga yang miskin atau kaya, terdidik ataupun
tidak, dengan gaya hidup yang berbeda. Kehidupan keluarga dengan semua perbedaan ini tentu memiliki gaya dan cara komunikasi yang berbeda atau
berlainan. Untuk itu lingkungan fisik dalam hal ini lingkungan keluarga akan mempengaruhi seseorang dalam berkomunikasi.
61
4 Kepemimpinan
Dalam lingkungan keluarga seorang pemimpin mempunyai peran dan tanggungjawab yang sangat penting dan strategis. Seorang pemimpin tidak hanya
dapat mempengaruhi anggota keluarga yang dipimpinnya, tetapi mempengaruhi situasi dan kondisi sosial dalam keluarga.
Berbicara soal kepemimpinan, maka ada tiga pola kepemimpinan yang sering terjadi dalam keluarga; yang
pertama
adalah: kepemimpinan otoriter pola kepemimpinan yang cenderung menimbulkan permusuhan, ada ketergantungan
dan kurang kemandirian, cenderung berkuasa dan memberi perintah; yang
kedua
adalah: kepemimpinan
Laissez Faire
kepemimpinan yang cenderung memberikan kebebasan penuh bagi anggota keluarga untuk mengambil keputusan
yang individual dengan partisipasi orang tua yang minim; dan yang
ketiga
adalah: kepemimpinan yang demokratis kepemimpinan yang paling efisien, dan menghasilkan kualitas kerja yang lebih tinggi dan bersikap obyektif. Dalam
konteks pendidikan dalam keluarga, pola kepemimpinan orang tua dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendidikan anak. Karena ketiga
pola kepemimpinan orang tua ini akan melahirkan pola komunikasi yang berbeda maka keluarga yang terbentukpun berbeda. Ketika pola kepemimpinan ini
mempengaruhi pola komunikasi maka kehormatan hubungan antara orang tua dan anak dalam keluarga dipengaruhi oleh kepemimpinan dari orang tua dengan
segala kelebihan dan kekurangannnya.
62
5 Bahasa
Dalam komunikasi
verbal
orang tua atau anak pasti menggunakan bahasa untuk mengekspresikan sesuatu. Dalam setiap kesempatan bahasa yang digunakan
oleh orang tua untuk berbicara kepada anaknya dapat mewakili suatu objek yng dibicarakan secara tepat dan benar. Namun di lain pihak bahasa yang digunakan
bisa jadi tidak mewakili objek tersebut. Penafsiran seseorangpun bermacam- macam, karena disebabkan oleh penggunaan bahasa yang dipengaruhi oleh
konteks budaya. 6
Perbedaan Usia Dalam berkomunikasi kadang bisa dipengaruhi oleh faktor usia, itu berarti
setiap orang tidak berbicara sesuai kehendak hatinya tanpa memperhatikan lawan bicara. Tentunya berbicara kepada anak kecil berbeda dengan berbicara kepada
remaja atau orang tua, karena masing-masing pribadi memiliki cara berpikir yang berbeda, apalagi anak kecil biasanya memiliki penguasaan bahasa yang masih
sangat terbatas. Untuk itu dalam berkomunikasi orang tua tidak musti menggiring cara berpikir anak ke dalam cara berpikirnya karena anak belum mampu
melakukannya. Dalam berbicara hendaknya orang tua mengikuti cara berpikir anak dan menyelami jiwanya, karena jika tidak maka komunikasi akan
berlangsung tidak lancar. Orang tua hendaknya tidak terlalu egois memaksakan anak untuk menuruti cara berpikirnya.
Sebaiknya orang tua harus menjadi pendengar yang baik. Orang tua yang bijaksana adalah orang tua yang pandai menempatkan diri menjadi pendengar
yang baik bagi anaknya. Dengan demikian anak akan merasa dihargai.
63
Penghargaan kepada anak ketika berbicara adalah penting untuk membangun hubungan baik antara orang tua dan anak.
c. Pola Komunikasi dan Interaksi Dalam Keluarga.