BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Mutu Fisik Sampo
Pemeriksaan mutu fisik sampo yang dilakukan terdiri dari pemeriksaan stabilitas, pH dan viskositas sampo. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada
Tabel 4.1 berikut ini dan pada Lampiran 8 – 10 halaman 56 – 58.
Tabel 4.1 Mutu Fisik Sampo
Keterangan: F : Formula
0 : Tanpa VCO 1 : VCO tanpa hidrolisis
2 : VCO hasil hidrolisis 25 NaOH 3 : VCO hasil hidrolisis 50 NaOH
4 : VCO hasil hidrolisis 75 NaOH 5 : VCO hasil hidrolisis 100 NaOH
- = Tidak terjadi perubahan
Dari Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa seluruh sediaan sampo yang dibuat tetap stabil dalam penyimpanan selama 12 minggu pengamatan. Sampo
Formula Stabilitas
pH Viskositas
centipoise Bentuk Warna
Bau Awal
Akhir Awal
Akhir F0
- -
- 7,5
7,3 1990
2400 F1
- -
- 7,1
7,2 2250
2800 F2
- -
- 6,5
6,7 2700
3250 F3
- -
- 6,3
6,5 3150
3650 F4
- -
- 6,2
6,2 3400
4000 F5
- -
- 6,4
6,2 3600
3750 Clear
- -
- 6,6
6,5 15000 19000
Universitas Sumatera Utara
yang diformulasi memiliki bau khas minyak kelapa yang lemah, kecuali untuk formula F0 karena tidak ditambahkan VCO. Sampo berbentuk cairan tidak
berwarna kecuali untuk formula F1 karena VCO yang ditambahkan tidak dihidrolisis sehingga masih dalam bentuk minyak yang tidak larut dalam air
tapi oleh adanya surfaktan membentuk emulsi berwarna putih. Menurut Ditjen POM 1985, detergen dengan rantai karbon 12-14 adalah noniritan,
memberikan cukup busa pada suhu kamar, dan tidak mudah rusak dalam penyimpanan.
Pemeriksaan pH dengan pH meter menunjukkan nilai yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh kandungan asam lemak dalam sampo tidak sama.
Namun nilai pH masih dapat diterima sesuai dengan syarat sediaan sampo. Menurut Standar Nasional Indonesia 1992, persyaratan pH sampo yang baik
yaitu 5,0-9,0. Hidrolisis VCO menghasilkan VCO dengan kandungan asam lemak bebas yang tinggi. Bilangan asam merupakan salah satu ukuran dari
jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu minyak atau lemak. Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH yang digunakan
untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Ketaren, 2005. Peningkatan jumlah NaOH yang ditambahkan dalam
penyabunan sebanding dengan bilangan asam hasil hidrolisis. Hasil pengukuran viskositas menunjukkan bahwa ada sedikit
peningkatan viskositas selama penyimpanan. Hal ini disebabkan karena pengental yang dipakai yakni hidroksi propil metil selulosa memiliki sifat alir
pseudoplastis. Struktur hidroksi propil metil selulosa mengentalkan dan
Universitas Sumatera Utara
memperkuat dinding sehingga memperlambat kecepatan mengalir Kartiningsih, 2008. Sampo yang di jual dipasaran memiliki viskositas yang
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sampo lainnya. Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan formula yang digunakan dan juga bahan
pengental yang berbeda. Namun meskipun demikian, sampo yang diperoleh dapat dituang dengan mudah. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa sampo
yang diperoleh baik dan memenuhi persyaratan.
4.2 Aktivitas Antijamur VCO dan VCO Terhidrolisis