Defenisi sampo Komposisi sampo

Pityrosporum ovale adalah yeast lipofilik yang merupakan flora normal pada kulit dan pada kulit kepala manusia.Pityrosporum ovale berkembangbiak dengan cara bertunas. Pada penderita ketombe, antibodi Pityrosprum ovale dan jumlah Pityrosporum ovale pada kulit kepala meningkat Cadin, 1998; Fardiaz, 1992.

2.10 Sampo

2.10.1 Defenisi sampo

Sampo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud keramas rambut , sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, dan sedapat mungkin rambut menjadi lembut, mudah diatur dan berkilau Ditjen POM, 1985. 2.10.2 Syarat-syarat sampo Syarat-syarat sampo menurut Ditjen POM 1985 adalah: 1. Harus dapat membersihkan rambut dan kulit kepala seluruhnya. 2. Mudah dihilangkan dari rambut dan kulit kepala bila dibilas dengan air. 3. Tidak toxis dan tidak menimbulkan iritasi. 4. Membuat rambut lembut, mengkilap dan mudah diatur. 5. Tidak menghilangkan seluruh minyak alami yang terdapat dirambut. 6. Stabil secara kimia dan fisika. 7. Secara psikologis memberikan busa yang banyak, bau yang harum serta warna yang indah. Universitas Sumatera Utara

2.10.3 Komposisi sampo

1. Surfaktan bahan utama Surfaktan adalah bahan aktif dalam sampo, berupa detergen pembersih sintesis yang cocok untuk kondisi rambut yang bekerja dengan cara menurunkan tegangana permukaan cairan karena bersifat ambifilik sehingga dapat melarutkan kotoran yang melekat pada permukaan rambut Wasitaatmadja, 1997. Berdasarkan sifat gugus yang dikandungnya, surfaktan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu Siswandono, 1998: a. Surfaktan anionik Surfaktan anionik mengandung gugus hidrofil yang bermuatan negatif, dan dapat berupa gugus karboksil, sulfat, sulfonat atau fosfat. Contoh: natrium stearat dan natrium lauril sulfat. b. Surfaktan kationik Surfaktan kationik mengandung gugus hidrofil bermuatan positif, dan dapat berupa gugus ammonium kuarterner, biguanidin, sulfonium, fosfonium, dai iodonium. Contoh: turunan ammonium kuarterner seperti setilpirimidium klorida. c. Surfaktan non ionik Surfaktan ini tidak terionisasi dan mengandung gugus-gugus hidrofil dan lipofil yang lemah sehingga larut atau dapat terdispersi dalam air, biasanya adalah gugus polioksietilen eter dan polyester alkohol. Contoh: polisorbat 80 dan span 80. Universitas Sumatera Utara d. Surfaktan amfoterik Surfaktan amfoterik mengandung dua gugus hidrofil yang bermuatan positif kationik dan negatif anionik. Contoh: betain. 2. Bahan tambahan Bahan tambahan ini berguna untuk pemeliharaan kesehatan rambut dan memberikan bentuk yang baik pada sampo, terdiri dari Wasitaatmadja, 1997: a. Bahan pelembut conditioning agent untuk melemaskan rambut, bahan uang digunakan adalah gliserin, propilenglikol, sorbitol, dll b. Bahan pembusa foam builder c. Bahan pengental thickener dan pengeruh opacifier untuk menyenangkan konsumen dan keduanya tidak menggambarkan daya bersih atau konsentrasi bahan aktif dalam sampo. d. Pemisah logam sequestering agent untuk mengikat logam K, Mg yang terdapat dalam air pencuci rambut, misalnya tween 80. e. pH balance untuk menetralkan reaksi basa yang terjadi dalam penyampoan rambut, misalnya asam sitrat. f. Warna dan bau untuk memberi kesan nyaman pada pemakai. g. Bahan antiketombe sulfur, seng pirition dll.

2.10.4 Pemerian bahan sampo yang digunakan