Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan Siswi tentang Dismenore Primer di SMA Istiqlal Deli Tua Tahun 2013

(1)

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI TENTANG DISMENORE PRIMER DI SMA ISTIQLAL

DELI TUA TAHUN 2013

SEVTY LOLO MARHEYENI MANIK 125102060

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2013


(2)

(3)

(4)

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Siswi Tentang Dismenore Primer Di SMA Istiqlal Deli Tua Tahun2013

Abstrak

Sevty Lolo Marheyani Manik

Latar belakang : Dismenorrhoe adalah istilah untuk rasa sakit waktu haid yang dijumpai tanpa kelainanpada alat-alat genetalia yang nyata. Dismenore primer lebih sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15%

diantaranya mengalami nyeri yang hebat. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswi tentang dismenore primer di SMA Istiqlal Deli Tua tahun 2013.

Metodelogi : Penelitian yang digunakan adalah penelitian quasy eksperiment dengan rancangan one group pretest-postest. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 109 orang. Pengambilan sampel diambil dengan tehnik consecutive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dilakukan di SMA Istiqlal Deli Tua. Analisa data menggunakan uji paired sample t test.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian diperolah bahwa pengetahuan siswi tentang dismenore primer sebelum diberikan penyuluhan mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 55 orang (50,5%), sedangkan pengetahuan siswi tentang dismenore primer sesudah diberikan penyuluhan mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 55 orang (50,5%). Dari hasil penelitian juga diperoleh rata-rata pengetahuan siswi sebelum diberikan penyuluhan adalah 8,45 dengan nilai minimal 3 dan nilai maksimal 13, dengan standar deviasi 2,226. Rata-rata pengetahuan siswi sesudah diberikan penyuluhan 11,49 dengan nilai minimal 7 dan nilai maksimal 15, dengan standar deviasi 1,884 Hasil uji paired t test diperoleh nilai sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak. Berarti rata-rata kemampuan siswi sebelum diberikan penyuluhan lebih rendah dibandingkan setelah penyuluhan. Terdapat perubahan tingkat pengetahuan terhadap dismenore sebelum diberi penyuluhan dan setelah diberi penyuluhan. Penyuluhan mengenai dismenore memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan siswi SMA Istiqlal tentang dismenore primer.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan Siswi tentang Dismenore Primer di SMA Istiqlal Deli Tua Tahun 2013”.

Dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Serta sebagai dosen pembimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah menyediakan waktu dan memberikan arahan serta masukan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep, Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik.

3. Seluruh Dosen dan staff administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta ilmu kepada penulis.

4. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

5. Teman-teman Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah memberi penulis semangat dan motivasi.


(6)

Penulis menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang mmembangun dari pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga semua bantuan, kritik dan saran yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Medan, 1 Juli 2013


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyuluhan ... 6

B. Pengetahuan ... 11

C. Remaja ... 15

D. Fisiologi Haid. ... 17

E. Gangguan Haid dan Siklusnya ... 18

F. Dismenore ... 18

G. Dismenore Primer ... 20

H. Etiologi Dismenore Primer ... 21

I. Gejala Dismenore Primer ... 23

J. Penanganan Dismenore Primer ... 23

K. Tips untuk Mengurangi Dismenore Primer ... 25

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 26

B. Hipotesa ... 26

C. Defenisi Operasional ... 27

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian………. 28

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

C. Tempat Penelitian ... 30

D. Waktu Penelitian ... 30

E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 31

G.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 32

I. Rencana Analisa Data ... 33

BAB V METODOLOGI PENELITIAN A. Hasil Penelitian………. .. 28

1. Analisa Univariat ... 2. Analisa Bivariat ... B. Pembahasan ... 28


(8)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... A. Kesimpulan ... 30 B. Saran ... 30 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 28 Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Usia Menarche

Di SMA Istiqlal Deli Tua tahun 2013 ... 36 Tabel 5.2 Pengetahuan Siswi Sebelum Diberikan Penyuluhan Tentang

Dismenore Primer Di SMA Istiqlal Deli Tua Tahun 2013 ... 37 Tabel 5.3 pengetahuan siswi sesudah diberikan penyuluhan tentang dismenore

primer di SMA Istiqlal Deli Tua tahun 2013 ... 38 Tabel 5.4 pengetahuan siswi sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan


(10)

DAFTAR SKEMA

Nomor gambar Halaman

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ” Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan Siswi tentang Dismenore Primer di SMA Istiqlal Deli Tua Tahun 2013” ... 27 4.1 Desain Penelitian ” Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan Siswi tentang Dismenore Primer di SMA Istiqlal Deli Tua Tahun 2013” ... 29


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Surat Pernyataan Content Validity Lampiran 5 : Master Data Penelitian

Lampiran 6 : Hasil Output Data Penelitian

Lampiran 7 : Surat Mohon Izin Data Pendahuluan

Lampiran 8 : Surat Izin Data Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 9 : Balasan Surat Izin Penelitian

Lampiran 10 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 11 : Daftar Riwayat Hidup


(12)

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Siswi Tentang Dismenore Primer Di SMA Istiqlal Deli Tua Tahun2013

Abstrak

Sevty Lolo Marheyani Manik

Latar belakang : Dismenorrhoe adalah istilah untuk rasa sakit waktu haid yang dijumpai tanpa kelainanpada alat-alat genetalia yang nyata. Dismenore primer lebih sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15%

diantaranya mengalami nyeri yang hebat. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswi tentang dismenore primer di SMA Istiqlal Deli Tua tahun 2013.

Metodelogi : Penelitian yang digunakan adalah penelitian quasy eksperiment dengan rancangan one group pretest-postest. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 109 orang. Pengambilan sampel diambil dengan tehnik consecutive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini dilakukan di SMA Istiqlal Deli Tua. Analisa data menggunakan uji paired sample t test.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian diperolah bahwa pengetahuan siswi tentang dismenore primer sebelum diberikan penyuluhan mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 55 orang (50,5%), sedangkan pengetahuan siswi tentang dismenore primer sesudah diberikan penyuluhan mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 55 orang (50,5%). Dari hasil penelitian juga diperoleh rata-rata pengetahuan siswi sebelum diberikan penyuluhan adalah 8,45 dengan nilai minimal 3 dan nilai maksimal 13, dengan standar deviasi 2,226. Rata-rata pengetahuan siswi sesudah diberikan penyuluhan 11,49 dengan nilai minimal 7 dan nilai maksimal 15, dengan standar deviasi 1,884 Hasil uji paired t test diperoleh nilai sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak. Berarti rata-rata kemampuan siswi sebelum diberikan penyuluhan lebih rendah dibandingkan setelah penyuluhan. Terdapat perubahan tingkat pengetahuan terhadap dismenore sebelum diberi penyuluhan dan setelah diberi penyuluhan. Penyuluhan mengenai dismenore memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan siswi SMA Istiqlal tentang dismenore primer.


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Masa remaja, usia diantara masa anak-anak dan dewasa, yang secara biologis yaitu antara umur 10-19 tahun. Peristiwa penting yang terjadi pada gadis remaja ialah datang haid yang pertama kali, biasanya sekitar umur 10-16 tahun (Derek, 2005).

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Sedangkan menurut World health Organization (WHO) remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan menjadi relatif mandiri (Notoatmodjo, 2007).

Kejadian yang terpenting dalam pubertas adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya cirri-ciri kelamin sekunder, Menarche dan perubahan psikis. Ovarium mulai berfungsi dibawah pengaruh hormon gonadotropin dan hipofisis, dan hormon ini dikeluarkan atas pengaruh releasing factor dari hipotalamus. Dalam ovarium folikel mulai tumbuh, walaupun folikel-folikel tidak sampai matang, karena sebelumnya mengalami atresia, namun folikel-folikel tersebut sudah mampu mengeluarkan hormon estrogen. Pada saat yang kira-kira bersamaaan, korteks kelenjar suprarenal mulai membentuk androgen, dan hormon ini memegang peranan


(14)

Dalam perjalanan hidup, normalnya wanita mengalami periode menstruasi atau haid, mulai dari usia remaja hingga menopause. Haid atau menstruasi adalah proses keluarnya darah yang terjadi secara periodik atau siklik endometrium. Keluarnya darah dari vagina disebabkan luruhnya lapisan rahim yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel telur yang tidak dibuahi (Kasdu, 2005).

Walaupun frekuensi dismenore cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan dengan memuaskan. Dismenorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genitalia yang nyata. Dismenorea primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama pada permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupaun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari (Wiknjosastro, 2008).

Sekitar 50% dari kaum wanita pernah mengeluh karena sakit waktu haid pada masa remaja. Biasanya gangguan ini mencapai puncaknya pada umur 17-25 tahun. Rasa sakit yang menyerupai kejang ini terasa diperut bagian bawah. Biasanya dimulai 24 jam sebelum haid datang dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Sesudah itu semua rasa tidak enak tadi akan hilang (Derek, 2005).

Dismenore primer lebih sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama (Manan, 2011).

Dismenorrhoe adalah istilah untuk rasa sakit waktu haid. Sebanyak 16% wanita mengalami dismenore, tidak bisa diatasi dengan obat-obat anti sakit, dan memerlukan istirahat. Sekitar 40% dismenore terjadi pada tahun pertama mendapat


(15)

haid, 20% berikutnnya di tahun kedua, dan 20% lagi ditahun ketiga. Dengan kata lain, 80% dismenore terjadi pada 3 tahun pertama setelah seorang wanita mendapat haid. Untungnya, 60% wanita tidak mengeluhkan dismenore. Meskipun demikian, keluhan adanya rasa penuh di rongga panggul tetap ada meskipun tidak ampai dikeluhkan ( Faisal Yatim, 2001).

Di USA, diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun (Jurnal Occupation And Environmental Medicine, 2008). Telah diperkirakan bahwa lebih dari 140 juta jam kerja yang hilang setiap tahunnya di Amerika Serikat karena disminorea primer (Schwarz, 1989). Di Indonesia angka kejadian disminore 64,25% terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap Negara mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika angka prosentasenya sekitar 60% dan Swedia sekitar 72% (Novie, 2012).

Sementara di Indonesia angkanya diperkiarakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Angka kejadian (prevelansi) nyeri menstruasi berkisar 45-95% dikalangan wanita usia produktif. Angka kejadian disminore primer di Indonesia adalah sekitar 54,89% sedangkan sisanya adalah penderita dengan tipe dismenore sekunder (Proverawati dan Misaroh, 2009).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti dapat merumuskan “Apakah ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswi


(16)

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswi tentang dismenore primer di SMA Istiqlal Deli Tua tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui rata-rata usia menarche di SMA Istiqlal Deli Tua tahun 2013

b. Untuk mengetahui pengetahuan siswi sebelum diberikan penyuluhan tentang dismenore primer di SMA Istiqlal Deli Tua.

c. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswi sesudah diberikan penyuluhan tentang dismenore primer di SMA Istiqlal Deli Tua.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam menghadapi remaja dengan berbagai karakteristik dan tentang dismenore primer.

2. Bagi Sekolah

Sebagai pertimbangan kepada institusi sekolah mengenai pentingnya penyuluhan tentang dismenore primer bagi siswi dalam menambah pengetahuan tentang dismenore primer.

3. Bagi Siswi

Untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi terutama tentang dismenore primer.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penyuluhan

1. Defenisi

Penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses belajar untuk mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang positif dari individu atau kelompok terhadap kesehatan yang bersangkutan mempunyai cara hidup sehat sebagai bagian dari cara hidupnya sehari-hari atas kesadaran dan kemauannya sendiri (Syafrudin, 2009).

Penyuluhan kesehatan dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat, mengajarkan sikap dan perilaku hidup sehat, serta membentuk kebiasaan hidup sehat (Mubarak, 2011).

Menurut Nyswander (1747) dalam Syafrudin (2009), pendidikan kesehatan/ penyuluhan merupakan suatu proses perubahan perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma kesehatan.

2. Tujuan Penyuluhan

Tujuan penyuluhan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dengan melaksanakan cara hidup sehat dan dapat berperan serta aktif dalam upaya kesehatan (Syafrudin & Yudhia Fratidhina, 2009).

3. Sasaran Penyuluhan

Menurut Syafrudin (2009), sasaran dari kegiatan pokok penyuluhan kesehatan diserasikan dengan sasaran program kesehatan yang ditunjang.


(18)

a. Kelompok umum

Masyarakat umum baik di pedesaan maupun perkotaan. b. Kelompok khusus

1) Masyarakat didaerah terpencil dan masyarakat terasing.

2) Masyarakat didaerah pemukiman baru termasuk transmigrasi dan daerah perbatasan.

3) Masyarakat yang terkena masalah kesehatan, misalnya pada KLB (wabah) seperti diare, DHF,dll.

4) Masyarakat yang rentan terhadap masalah kesehatan tertentu, misalnya bumil, buteki, manula, bayi, balita, golongan remaja.

5) Masyarakat yang berada diberbagai institusi atau forum, baik pemerintahan maupun swasta, misalnya: RS, posyandu, sekolah.

6) Masyarakat yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan dan proses pelayanan kesehatan.

7) Kelompok-kelompok yang mempunyai potensi dalam kegiatan penyuluhan seperti, PKK, karang taruna, kader kesehatan, dll.

4. Metode dan Media Penyuluhan

Metode dalam penyuluhan adalah cara untuk melaksanakan penyuluhan tersebut kepada masyarakat (Syafrudin, 2009). Media adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melaui media cetak, elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku kearah positif terhadap kesehatan (Mubarak, 2011).


(19)

Menurut Syafrudin & Yudhia Fratidhina (2009), penggunaan metode penyuluhan dan media penyuluhan yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan penyuluhan kesehatan dimasyarakat. Oleh karena itu, penentuan metode penyuluhan yang tepat dan penggunaan media penyuluhan yang sesuai dengan materi serta sasaran penyuluhan mutlak diperlukan dalam setiap penyuluhan kesehatan termasuk upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak.

a. Metode penyuluhan

Metode penyuluhan kesehatan yang paling sering dilakukan oleh tenaga kesehatan dilapangan yang diserahi tugas penyuluhan adalah :

1) Ceramah

Ceramah adalah salah satu cara menerangkan atau menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok pendengar yang disertai diskusi dan Tanya jawab, serta dibantu oleh beberapa alat peraga yang diperlukan.

2) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode penyuluhan kesehatan dengan jalan Tanya jawab yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan. 3) Demonstrasi

Demonstrasi adalah suatu cara penyajian pengertian atau ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan atau menggunakan suatu prosedur. Penyajian ini disertai penggunaan alat peraga dan Tanya jawab. Biasanya demonstrasi diberikan pada kelompok individu yang tidak terlalu besar jumlahnya.


(20)

b. Media penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2005), penggolongan ditinjau dari berbagai aspek, antara lain :

1. Berdasarkan bentuk umum penggunaanya :

a) Bahan bacaan : modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, bulletin, dan sebagainya.

b) Bahan peragaan : poster tunggal, poster seri, flipchart, transparan, slide, film, dan seterusnya.

2. Berdasarkan cara produksinya

a) Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Adapun macam-macamnya adalah :

1. Poster 2. Leaflet 3. Brosur 4. Majalah 5. Surat kabar 6. Lembar balik 7. Sticker dan pamflet

b) Media elektronika adalah suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Adapun macam-macam media tersebut adalah :

1. TV 2. Radio 3. Film


(21)

4. Video film 5. Cassette 6. CD 7. VCD

3. Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya diluar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya : a) Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara

umum di perjalanan.

b) Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat diatas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat strategis agar dapat dilihat oleh semua orang. c) Pameran

d) Banner

e) TV layar lebar.

5. Lingkup Penyuluhan Kesehatan pada Masa Remaja

Remaja didefenisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. Namun, jika seseorang sudah menikah pada masa remaja, maka ia tergolong dewasa atau bukan remaja lagi. Sebaliknya, jika seseorang masih bergantung pada orang tua ( belum mandiri) di usia yang sudah bukan remaja lagi, maka ia dimasukkan kedalam kelompok remaja. Upaya promosi kesehatan pada remaja meliputi gizi atau nutrisi, sosialisasi, pendidikan kesehatan, pergaulan, seksualitas dan kemandirian.remaja tumbuh berkembang secara biologis yang juga diikuti dengan perkembangan psikologis dan social. Oleh karena itu, pembinaan remaja, terutama remaja wanita,


(22)

tidak hanya ditujukan pada masalah kesehatan sistem reproduksi semata (Mubarak, 2011).

Faktor perkembangan psikologi dan sosial juga perlu diperhatikan dalam membina kesehatan remaja. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan dalam memahami alam dan fikiran remaja. Penyampaian pesan kesehatan dan bimbingan remaja mencakup perkawinan yang sehat, keluarga yang sehat, sistem reproduksi dan masalahnya, sikap dan perilaku remaja yang positif, dan sebagainya. Pesan harus disampaikan sesuai bahasa remaja (Mubarak, 2011).

B. Pengetahuan 1. Defenisi

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu sesorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah dan bervariatif sesuai dengan proses pengalaman manusia yang dialami (Mubarak, 2011).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), secara garis besarnya pengetahuan dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yakni:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.


(23)

b.Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

c.Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

e.Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau I meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.


(24)

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

3. Faktor-faktor yang Mempengruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2011), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket dengan menanyakan tentang materi yang akan diukur dari subjek penelitian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain sebagai berikut:

a.Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa semaakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah pula mereka menerima informasi. Pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan maka akan rendah maka akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai yang baru diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.


(25)

c. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya cirri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.

d. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya, jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

f. Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap dan pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan, maka


(26)

sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan lingkungan.

g.Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

4. Kategori Pengetahuan

Menurut Machfoedz (2009), penentuan tingkat pengetahuan responden penelitian dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu :

a.Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100% b.Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56-75% c.Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai 40-55%

C. Remaja 1. Defenisi

Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa Latin “adolescere” yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sam 24 tahun, menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Menurut BKKBN adalah10 sampai 19 tahun (Widyastuti. dkk, 2009).

Menurut Piaget dalam Proverawati (2009), mengatakan bahwa masa remaja adalah usia dimana individu mulai berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Individu tidak lagi merasa dibawah tingkatan diantara orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.


(27)

Menurut Undang-undang No.4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Namun, menurut Undang-undang Perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai usia 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal. Menurut Undang-undang Perkawinan No. 1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu usia 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, masa remaja umumnya berumur 16-19 tahun dan merupakan masa peralihan menuju kematangan (dewasa).

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial (Notoatmodjo, 2007).

Tahap remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul cirri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih, 2004).

Memasuki masa remaja, beberapa jenis hormon, terutama hormon estrogen dan progesteron, mulai berperan aktif sehingga pada diri anak perempuan mulai tumbuh payudara, pinggul melebar dan membesar sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi. Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan atau menstruasi (Proverawati,2009).

Menurut Kusmiran (2011), defenisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu :


(28)

a. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun.

b. Secara fisik, remaja ditandai oleh cirri perubahan pada penampilan fisik dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual.

c. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral, diantara masa anak-anak menuju dewasa.

2. Tahap-tahap Perkembangan Masa Remaja

Menurut Widyastuti,dkk (2009), tahap-tahap perkembangan masa remaja terdiri dari :

a. Masa remaja awal (10-12 tahun)

1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya. 2) Tampak dan merasa ingin bebas.

3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir yang khayal (abstrak).

b. Masa remaja tengah (13-15 tahun)

1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.

2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis. 3) Timbul perasaan cinta yang mendalam

4) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual. c. Masa remaja akhir (16-19 tahun)

1) Manampakkan pengungkapan kebebasan diri. 2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.

3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya. 4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.


(29)

5) Memiliki kemampuan berfikir khayal ataau abstrak

D. Fisiologi Haid

Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologis-pancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, endrogen, uterus-endometrium dan alat seks sekunder (Manuaba, 2008).

Menstruasi pertama terjadi ketika hipotalamus (bagian otak yang paling primitif) menghasilkan hormon pelepas gonadotropin / GnRH (gonadotropin releasing hormone). Hormon ini menstimilasi kelenjar pituitary untuk membuat gonadotropin, yang mencakup hormon perangsang folikel / FSH (follicle stimulating hormone) dan hormon luteinizing / LH (luteinizing hormone). Hormon gonadotropin dilepaskan kedalam aliran darah, yang merangsang ovarium untuk membuat estrogen dan progesteron pemeran utama dalam siklus reproduksi. Di dalam ovarium, unit reproduksi dan produksi hormon disebut folikel. Folikel-folikel ini merupakan sebuah telur yang mengambang didalam sebuah kantung kecil, dan dinding sel yang membuat estrogen dan progesteron (Livoti dan Elizabeth, 2006).

Menurut Kusmiran (2011), menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan, yang terdiri dari :

1. Stadium menstruasi

Stadium ini berlangsung selama 3-7 hari. Pada saat itu, endometrium dilepaskan sehingga timbul perdarahan. Hormon-hormon ovarium berada pada kadar paling rendah.

2. Stadium proliferasi

Stadium ini berlangsung pada 7-9 hari. Dimulai sejak berhentinya darah menstruasi sampai hari ke 14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase


(30)

proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis yang mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke 12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur disebut ovulasi.

3. Stadium sekresi

Stadium sekresi berlangsung 11 hari. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).

4. Stadium premenstruasi

Stadium yang berlangsung selama tiga hari. Pada saat ini terjadi vasokontriksi, kemudian pembuluh darah itu berelaksasi dan akhirnya pecah.

E. Gangguan Haid dan Siklusnya

1. Gangguan yang berhubungan dengan haid a. Premenstual tension (ketegangan prahaid) b. Mastodinia

c. Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) d. Dismenore

2. Perdarahan uterus abnormal

a. Gangguan siklus : polimenorea, oligomenorea, dan amenorea. b. Gangguan perdarahan : hipermenorea, hipomenorea dan menoragia. c. Perdarahn diluar haid : metroragia (Wiknjosastro, 2008).


(31)

F. Dismenore

1. Defenisi Dismenore

Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi (Maulana, 2009).

Dysmenorrhoea biasanya timbul 2 atau 3 tahun sesudah menarche. Umumnya hanya terjadi pada siklus haid yang disertai pelepasan sel telur. Kadang-kadang juga pada siklus haid yang tidak disertai pengeluaran sel telur (disebut siklus anovulatory), terutama bila darah haid membeku didalam rahim. Jadi rasa sakit terjadi ketika beku-bekuan itu didirorong keluar rahim. Rasa sakit yang menyeruai kejang ini terasa diperut bagian bawah. Biasanya dimulai 24 jam sebelum haid dating dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid. Sesudah itu semua rasa tidak enak tadi hilang (Derek, 2005).

Dismenore adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Sekitar 2-3 tahun setelah. Derajat rasa nyeri menyangkut beberapa variasi yaitu :

a. Dismenore ringan yaitu berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari.

b. Dismenore sedang yaitu sakitnya diperlukan obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat meneruskan pekerjaannya.

c. Dismenore berat yaitu rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan nyerinya (Manuaba, 2008). Menurut Prasetyono (2010), dismenore adalah suatu keadaan dimana proses menstruasi dialami dengan rasa sakit yang berlebihan dan kram. Dismenore dibagi atas dua jenis yaitu :


(32)

a. Dismenore primer merupakan menstruasi yang disertai dengan rasa nyeri yang hebat. Dismenore primer timbul pada masa 2-3 tahun setelah menstruasi pertama dan tidak ada penyakit yang menyebabkannya.

b. Dismenore sekunder merupakan gangguan haid yang disebabkan adanya gejala penyakit seperti endometriosis, infeksi rahim, kista/polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya. Sebab lain mungkin ditimbulkan oleh kondisi panggul, fibroid, adenomiosis, radang saluran telur, pemakaian alat kontrasepsi IUD.

G. Dismenore Primer

1. Defenisi Dismenore Primer

Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genitalia yang nyata. Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulatoar yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid atau berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar kedaerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya (Wiknjosastro, 2008).

Dismenore primer disebut juga dismenore idiopatik, esensial, intrinsik adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan ginekologik). Dismenore primer murni karena proses kontraksi rahim tanpa penyakit dasar sebagai penyebab (Proverawati dan Maisaroh, 2009).


(33)

Dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama dan tidak ada penyakit yang menyebabkan. Namun, dengan berjalannya waktu, tepatnya saat hormon tubuh lebih stabil atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan gangguan ini akan berkurang. Penyabab dari dismenore primer diduga berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan dari jaringan dari lapisan rahim melewati serviks, terutama jika saluran serviks nya sempit (Kasdu, 2005).

H. Etiologi Dismenore Primer

Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab dismenore primer, tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Rupanya beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dismenore primer, antara lain:

a.Faktor kejiwaan

Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore.

b.Faktor konstitusi

Faktor ini yang erat hubungannya dengan faktor tersebut diatas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenore.

c. Faktor obstruksi kanalis servikalis

Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenore primer ialah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus dalam


(34)

hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab dismenore. Banyak wanita menderita dismenore tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam hiperantefleksi. Sebaliknya, terdapat banyak wanita tanpa keluhan dismenore, walaupun ada stenosis servikalis dan uterus terletak dalam hiperantefleksi atau hiperretrofleksi. Mioma submukosum bertangkai atau polip endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot-otot uterus berkontraksi keras dalam usaha untuk mengeluarkan kelainan tersebut. d.Faktor endokrin

Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi uterus berlebihan. Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus. Novak dan Reynolds yang melakukan penelitian pada uterus kelinci berkesimpulan bahwa hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus, sedang hormon progesterone menghambat atau mencegahnya. Tetapi, teori ini tidak dapat menerangkan fakta mengapa tidak timbul rasa nyeri pada perdarahan disfungsional anovulatoar, yang biasanya bersamaan dengan kadar estrogen yang berlebihan tanpa adanya progesterone.

Penjelasan lain diberikan oleh Clitheroe dan Pickles. Mereka menyatakan bahwa karena endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin yang berlebihan dilepaskan ke peredaran darah, maka selain dismenore, dijumpai pula efek umun seperti, diare, nausea, muntah, dan flushing.


(35)

e.Faktor alergi

Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migraine atau asma bronkhiale. Smith menduga bahwa sebab alergi ialah toksin haid.

Penyelidikan dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan bahwa peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting dalam etiologi dismenore primer (Wiknjosastro, 2008).

I. Gejala Dismenore Primer

1.Rasa sakit yang dimulai pada hari pertama.

2.Terasa lebih baik setelah pendarahan menstruasi mulai.

3.Terkadang nyerinya hilang setelah satu atau dua hari. Namun, ada juga wanita yang masih merasakan nyeri perut meskipun sudah dua hari haid.

4.Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai.

5.Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus.

6.Terkadang disertai rasa mual, muntah, pusing atau pening (Kasdu, 2005).

J. Penanganan Dismenore Primer 1.Penerangan dan nasehat

Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenore adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu atau tahayul


(36)

mengenai haid perlu dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.

2. Pemberian obat anelgesik

Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nteri berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan.

Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di pasaran ialah antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen dan sebagainya.

3.Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar dismenore primer, atau untuk memeungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kontrasepsi.

4.Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin

Memegang peranan yang makin penting terhadap dismenore primer. Termasuk disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen, dalam kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikansebelum haid mulai 1 sampai 3 hri sebelum haid, dan pada hari pertama haid.

5. Dilatasi kanalis servikalis

Dilatasi kanalis servikalis dapat member keringan karena memudahkan pengeluaran darah haid dan prostaglandin di dalamnya. Neurektomi prasakral


(37)

(pemotongan urat saraf sensorik anatar uterus dan susunan saraf pusat) ditambah dengan neurektomi ovarial (pemotongan urat saraf sensorik yang ada di ligamentum infundibulum) merupakan tindakan terakhir, apabila usaha-usaha lain gagal (Wiknjosastro, 2008).

K. Tips untuk Mengurangi Dismenore Primer

Untuk mengatasi nyeri menstruasi, ada beberapa tips yang dapat dilakukan antara lain :

1.Latihan aerobik, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, membantu memproduksi bahan alami yang dapat memblok rasa sakit.

2.Pakai kompres panas atau dingin pada daerah perut jika nyeri terasa. 3.Pastikan tidur yang cukup sebelum dan selama periode menstruasi. 4.Orgasme dapat meringankan kram menstruasi pada beberapa perempuan.

5.Latihan relaksasi atau yoga, dapat membantu menanggulangi sakit (Proverawati, 2009).


(38)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kelanjutan dari kerangka teori atau landasan teori yang disesuaikan dengan tujuan khusus penelitian yang akan dicapai, yakni sesuai dengan apa yang telah ditulis dalam rumusan masalah (Machfoedz, 2009).

Adapun variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1. Kerangka Konsep

B. Hipotesa

Ha : Ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswi tentang dismenore primer SMA Istiqlal Deli Tua tahun 2013.

Ho : Tidak ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswi tentang dismenore primer SMA Istiqlal Deli Tua tahun 2013.

Penyuluhan Pengetahuan tentang


(39)

C. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional No Variable

Penelitian

Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Independen:

Penyuluhan Kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan atau materi kepada siswi tentang dismenore primer - - - -

2. Dependen: Pengetahuan Hal yang diketahui responden mengenai segala sesuatu tentang dismenore primer

Kuesioner Menghitung pilihan jawaban responden pada kuisioner dengan kriteria: Benar = nilai 1

Salah = nilai 0

1.Baik jika benar 76-100% dari 15 pertanyaan (12-15 soal) 2.Cukup, jika benar 56-75% dari 15 pertanyaan (9-11 soal) 3.kurang, jika benar 40-55% dari 15 pertanyaan (<8 soal)


(40)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasy Eksperiment dengan rancangan one group pretest-posttest. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswi tentang dismenore primer sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

Desain ini digambarkan dengan pola :

Skema 4.1. Desain Penelitian

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMA Istiqlal yang telah mengalami menstruasi yaitu kelas X dan XI sebanyak 149 siswi.

Pengetahuan Siswi Sebelum Penyuluhan

tentang Dismenore Primer

Penyuluhan tentang Dismenore Primer

Pengetahuan Siswi Sesudah Penyuluhan

tentang Dismenore Primer


(41)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karekteristik yang dimiliki oleh populasi dengan menggunakan teknik consecutive sampling yaitu cara pengambilan sampel ini dilakukan dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi (Hidayat, 2010). Dengan menggunakan rumus didapatkan sampel sejumlah 109 orang dengan rumus sebagai berikut :

� = �

1 +� (�2)

� = 149

1 + 149 (0,052)

� = 149

1 + 149 (0,0025)

� = 149

1 + 0,37

� = 149

1,37 � =109

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi didefenisikan sebagai karekteristik utama dari target populasi yang terkait dengan masalah penelitian. Karekteristik ini dapat meliputi karekteristik demografi, klinis, geografi, dan administratif maupun rentang waktu (Mukhtar, 2011).

1) Telah mengalami haid selama 1-3 tahun setelah menarche. 2) Sehat jasmani dan rohani


(42)

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian karena berbagai alasan antara lain :

1) Tidak mengikuti penyuluhan.

2) Tidak mengisi kuisioner dengan lengkap.

C.Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Istiqlal, lokasi penelitian berada di jln stasiun no 1A Desa Makmur Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang. Peneliti melakukan penelitian di lokasi tersebut karena jumlah populasi mencukupi dan siswi- siswi sekolah tersebut belum pernah mendapat penyuluhan kesehatan tentang kesehatan reproduksi.

D.Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Mei 2013.

E.Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pembimbing. Selanjutnya peneliti mangajukan permohonan kepada Kepala Sekolah SMA Istiqlal.

Pada saat penelitian, peneliti terlebih dahulu menjelaskan tujuan, manfaat, proses penelitian, serta penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi responden. Data yang diperoleh dari responden semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan, serta menjelaskan bahwa responden dapat mengundurkan diri dari


(43)

memahami tujuan, manfaat dan resiko serta menyetujuinya maka responden menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang dilanjutkan dengan lembar kuesioner untuk diisi responden. Dalam membagikan kuesioner peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner.

Dalam proses penyuluhan, peneliti juga menjelaskan materi yang akan diberikan yaitu berupa pengertian dismenore, pembagian dismenore, pengertian dismenore primer, etiologi, gejala, penanganan, tips untuk mengurangi dismenore primer dan jenis obat yang dapat mengurangi dismenore primer. Media yang digunakan dalam proses penyuluhan yaitu, laptop dan LCD.

F. Instrumen Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan instrumen berupa kuisioner yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep yang berisi:

a. Kuisioner yang berisi data demografi berisi nama, umur, dan usia menarche responden.

b. Kuisioner berisi pertanyaan-pertanyaan penelitian tentang pengetahuan. Pertanyaan pengetahuan berjumlah 15 soal. Untuk mengukur pengetahuan siswi tentang dismenore primer, membuat pertanyaan tertutup dengan pilihan a,b, dan c. Dimana responden akan diberi nilai, jika nilai 1 untuk jawaban benar, nilai 0 untuk jawaban salah dan skor maksimum 15 (untuk setiap jawaban yang benar dikali 1), skor minimum 0 (untuk setiap jawaban yang salah dikali 0). Sehingga total skor yang diperoleh pengetahuan siswi tentang


(44)

dijawab benar 76-100% (skor diperoleh 12-15), cukup apabila pertanyaan dapat dijawab benar 56-75% (skor diperoleh 9-11), kurang apabila pertanyaan dapat dijawab benar <55% (skor diperoleh <8).

G.Uji Validitas dan Reabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas adalah kamampuan instrumen untuk mengukur apa yang harus diukur. Validitas berasal dari kata validity yang artinya ketepatan atau kecermatan instrumen untuk mengukur apa yang hendak diukur dalam penelitian. Sebelum mengumpulkan data, harus dilakukan uji coba dengan cara menguji validitas dengan uji content validity kepada dr. M. Fidel Ganis Siregar, MKed OG, SpOG(K), dengan hasil 0,83.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Setelah pertanyaan dinyatakan valid, analisa selanjutnya adalah uji reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan Cronbach’s Alpha . Instrumen dinyatakan reliabel apabila nilai koefisien alpha > 0,6. Uji reliabilitas akan dilakukan pada 30 orang sampel yang mempunyai karekteristik yang sama dengan sampel penelitian. Untuk variabel pengetahuan didapat nilai cronbach’s alpha 0,798, maka instrumen dinyatakan reliabel.


(45)

H.Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan memberikan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data yaitu berupa kuisioner pertanyaan tentang pengetahuan siswi tentang dismenore primer. Selanjutnya peneliti menjelaskan cara pengisian kuisioner tersebut. Agar pengumpulan data dapat berjalan dengan cermat dan teliti, peneliti mengawasi atau mendampingi responden saat mengisi kuesioner.

I. Analisa Data

1. Pengolahan data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan data, proses pengolahan data penelitian dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Editing

Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

c. Tabulating

Merupakan pengolahan data yang telah didapatkan. Dalam pengolahan data ini disusun dan ditampilkan kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

d. Data Entry


(46)

2. Analisa data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat merupakan analisis terhadap tiap variabel dari hasil penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan persentse dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

Data yang bersifat kategorik akan dicari frekuensinya, sedangkan data yang bersifat numerik akan dicari mean dan standar deviasi melalui statistik deskriptif. Data kategorik pada penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel.

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat yaitu menganalisis variabel-variabel penelitian guna menguji hipotesa penelitian serta untuk melihat gambaran hubungan antara variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Analisa ini digunakan untuk menguji pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswi tentang dismenore primer. Dalam menganalisis data secara bivariat, uji dilakukan dengan menggunakan wilcoxon rank karena setelah dilakukan uji normalitas kolmogorov-smirnov ternyata data tidak terdistribusi normal. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswi tentang dismenore primer digunakan uji paired sample t test dengan nilai (p) < 0,05, dengan hasil p = 0,000.


(47)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Dari penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Analisis Univariat

Tabel dibawah ini menjelaskan karekteristik siswi di SMA Istiqlal berdasarkan usia menarche.

a. Karakteristik Usia Menarche Di SMA Istiqlal Deli Tua Tahun 2013 Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Usia Menarche Di SMA Istiqlal Deli Tua Tahun 2013

Usia Menarche F %

12 21 19,3

13 55 50,5

14 24 22

15 9 8,3

Jumlah 109 100

Berdasarkan tabel 5.1 kebanyakan usia menarche adalah 13 tahun sebanyak 55 orang (50,5%).


(48)

b. Pengetahuan Siswi Sebelum Diberikan Penyuluhan Tentang Dismenore Primer

Tabel 5.2

Pengetahuan Siswi Sebelum Diberikan Penyuluhan Tentang Dismenore Primer di SMA Istiqlal Deli Tua Tahun 2013

Pengetahuan F %

Baik 8 7,3

Cukup 46 42,2

Kurang 55 50,5

Total 109 100

Berdasarkan tabel 5.2 pengetahuan siswi tentang dismenore primer yaitu berpengetahuan kurang sebanyak 55 orang (50,5%) dan berpengetahuan baik sebanyak 8 orang (7,3%).

c. Pengetahuan Siswi Sesudah Diberikan Penyuluhan Tentang Dismenore Primer di SMA Istiqlal Deli Tua Tahun 2013

Tabel 5.3

Pengetahuan Siswi Sesudah Diberikan Penyuluhan Tentang Dismenore Primer di SMA Istiqlal Deli Tua Tahun 2013

Pengetahuan F %

Baik 55 50,5

Cukup 47 43,1

Kurang 7 6,4


(49)

Berdasarkan tabel 5.3 pengetahuan siswi tentang dismenore primer berpengetahuan baik sebanyak 55 orang (50,5%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (6,4%).

2. Analisa Bivariat

a. Pengetahuan Siswi Sebelum Dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Tentang Dismenore Primer

Tabel 5.4

Pengetahuan Siswi Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Tentang Dismenore Primer di SMA Istiqlal Deli Tua Tahun 2013

Variabel N Min Max Mean SD P

Pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan

109 3 13 8,45 2,226

0,001 Pengetahuan sesudah diberikan

penyuluhan

109 7 15 11,49 1,884

Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh rata-rata pengetahuan siswi sebelum diberikan penyuluhan adalah 8,45 dengan nilai minimal 3 dan nilai maksimal 13, dengan standar deviasi 2,226. Rata-rata pengetahuan siswi sesudah diberikan penyuluhan 11,49 dengan nilai minimal 7 dan nilai maksimal 15, dengan standar deviasi 1,884. Diperoleh P = 0,001. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan pengetahuan siswi sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.


(50)

B.Pembahasan

Dari hasil penelitian berdasarkan tabel 5.2 diperolah bahwa pengetahuan siswi tentang dismenore primer sebelum diberikan penyuluhan mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 55 orang (50,5%). Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh pengetahuan siswi tentang dismenore primer sesudah diberikan penyuluhan mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 55 orang (50,5%)

Dari hasil penelitian juga diperoleh rata-rata pengetahuan siswi sebelum diberikan penyuluhan adalah 8,45 dengan nilai minimal 3 dan nilai maksimal 13, dengan standar deviasi 2,226. Rata-rata pengetahuan siswi sesudah diberikan penyuluhan 11,49 dengan nilai minimal 7 dan nilai maksimal 15, dengan standar deviasi 1,884. Diperoleh P = 0,001. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan pengetahuan siswi sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan sesudah mendapatkan penyuluhan. Keadaan ini menggambarkan bahwa penyuluhan merupakan suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi perubahan pengetahuan. Dengan diberikan penyuluhan, maka responden mendapat pembelajaran yang menghasilkan suatu perubahan dari semula yang belum diketahui manjadi tahu, yang dahulu belum dimengerti menjadi mengerti.

Priyanka Ganesa Utami (2012) dalam hasil penellitiannya juga menjelaskan bahwa penyuluhan mengenai dismenore memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku penanganan dismenore pada siswi SMA dengan hasil uji paired t test diperoleh nilai sig = 0,000 < 0,05.

Penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses belajar untuk mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang positif dari individu atau kelompok terhadap


(51)

kesehatan yang bersangkutan mempunyai cara hidup sehat sebagai bagian dari cara hidupnya sehari-hari atas kesadaran dan kemauannya sendiri (Syafrudin, 2009).

Penyuluhan kesehatan dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat, mengajarkan sikap dan perilaku hidup sehat, serta membentuk kebiasaan hidup sehat (Mubarak, 2011). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu sesorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2010).

Hal ini sesuai dengan tujuan penyuluhan agar masyarakat dapat mengetahui dan melaksanakan perilaku hidup sehat. Perubahan perilaku tersebut dapat berupa pengetahuan, sikap, tindakan, maupun kombinasi dari ketiga komponen tersebut (Notoatmodjo, 2005).

Metode dan media penyuluhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ceramah dengan media elektronik. Metode dan media penyuluhan adalah suatu kombinasi antara cara-cara atau metode dan alat-alat bantu atau media yang digunakan dalam setiap pelaksanaan penyuluhan. Dengan kata lain, metode dan media penyuluhan adalah dengan cara dan alat apa yang digunakan oleh pelaku penyuluhan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan atau mentransformasikan perilaku kesehatan kepada sasaran atau masyarakat (Notoatmodjo, 2005).

Ceramah adalah salah satu cara menerangkan atau menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok pendengar yang disertai diskusi dan Tanya jawab, serta dibantu oleh beberapa alat peraga yang diperlukan (Syafrudin & Yudhia Fratidhina, 2009).


(52)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Rata-rata usia menarche siswi di SMA Istiqlal Deli Tua yaitu usia 13 tahun. 2. Pengetahuan siswi sebelum diberikan penyuluhan tentang dismenore primer

mayoritas berpengetahuan kurang.

3. Pengetahuan siswi sesudah diberikan penyuluhan tentang dismenore primer mayoritas berpengetahuan baik.

4. Ada pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan siswi sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

B.Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada institusi agar dapat memberikan penyuluahan kepada remaja untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.

2. Bagi penelitian kebidanan

Diharapkan pada peneliti selanjutnya, agar mengembangkan penelitian tentang pengaruh penyuluhan terhadap perilaku siswi tentang dismenore primer.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

Kasdu, Dini. (2005). Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara.

Kusmiran, Eni. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika.

Livoti, Carol., & Elizabeth, Top. (2006). Menyikap Tabir Yang Selama Ini Tersembunyi Tentang Vagina. Jakarta : Agung Seto.

Llewellyn, Derek., & Jones. (2005). Setiap Wanita. Delapratasa Publishing. Machfoedz, I. (2009). Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Fitramaya. Manan, El. (2011). Miss V. Jogjakarta : Bukubiru.

Maulana, Mirza. (2009). Seluk Beluk Reproduksi Dan Kehamilan. Jogjakarta : Garailmu.

Mubarak, W. I. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Mubarak, W.I, & Supradi. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Mubarak, Wahit. (2011). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Mukhtar, T., Siti, Hajar., Elmeida., Andrina., Betty., Devira. (2011). Desain Penelitian Klinis Dan Statistika Kedokteran. Medan : Usu Press.

Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Novie. (2012). Dokterku-Online. Nyeri Haid. Diambil tanggal 08/11/2012 dari

wibesite: http://.dokterku-Online.com/index.php/article/48-nyeri-haid. Prasetyono,D.S. (2010). Tips Bisa Cepat Hamil. Jogjakarta : Garailmu.

Proverawati, Atikah., Siti Maisaroh. (2009). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta : Muha Medika.

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta : Kedokteran EGC.

Syafrudin., & Yudhia Fratidhina. (2011). Promosi Kesehatan Untuk Mahasiswi Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.


(54)

Widyastuti, Y., Anita Rahmawati., Yuliasti Eka. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakrta : Fitramaya.

Wiknjosastro, H., Saifuddin, A.B., & Rachimdhi, T. (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Yatim, Faisal. (2001). Haid Tidak Wajar Dan Menopause. Jakarta : Pustaka Popular Obor.


(55)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb /Salam Sejahtera

Dengan Hormat,

Nama saya Sevty Lolo Marheyeni Manik, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan Siswi tentang Dismenore Primer di SMA ISTIQLAL Deli Tua Tahun 2013 “.

Dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama dan tidak ada penyakit yang menyebabkan. Namun, dengan berjalannya waktu, tepatnya saat hormone tubuh lebih stabil atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan gangguan ini akan berkurang. Penyabab dari disminore primer diduga berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan dari jaringan dari lapisan rahim melewati serviks, terutama jika saluran serviks nya sempit (Kasdu, 2005).

Dismenore primer disebut juga dismenore idiopatik, esensial, intrinsik adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan ginekologik). Dismenore primer murni karena proses kontraksi rahim tanpa penyakit dasar sebagai penyebab (Proverawati dan Maisaroh, 2009).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan siswi tentang dismenore primer. Saya akan membagikan kuesioner kepada saudari tentang:


(56)

a. Data demografi seperti umur , nama, dan usia menarche saudari.

b. Lembar keusioner yang berisikan 15 pertanyaan tentang dismenore primer.

Partisipasi saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian.Untuk penelitian ini saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudari membutuhkan penjelasan maka dapat ditanyakan langsung kepada saya.

Terima kasih saya ucapkan kepada saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini di harapkan saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, Februari 2013

Peneliti


(57)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/ HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang proses, tujuan, resiko dan manfaat penelitian kepada responden tentang “Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan Siswi tentang Dismenore Primer’’. Maka dengan ini saya secara

sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut. Apabila suatu waktu saya keberatan melakukan penelitian, saya dapat mengundurkan diri menjadi responden.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2012


(58)

KUISIONER PENELITIAN

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Siswi tentang Dimenore Primer di SMA Istiqlal

Deli Tua Tahun 2013

Karekteristik Responden

Nama Responden :

Umur :

Usia Menarche (haid pertama kali) :

A.PERTANYAAN PENGETAHUAN Petunjuk pengisian :

Bacalah pertanyaan berikut denngan baik kemudian pilih salah satu jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang menurut anda benar.

1. Menurut yang anda ketahui, yang dimaksud dengan dismenore adalah….. a. Nyeri haid pada menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. b. Suatu hal yang tidak perlu dicemaskan pada saat haid

c. Penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada saat haid 2. Kapankah biasanya dismenore primer muncul pada seorang wanita?


(59)

c. > 3 tahun setelah menarche (haid pertama kali) 3. Gangguan dismenore terdiri dari ?

a. Oligomenorea

b. Dismenore Primer dan dismenore sekunder c. Polimenorea

4. Dibawah ini yang termasuk derajat nyeri pada saat haid adalah…. a. Menorargia

b. Ringan, sedang, dan berat c. Tinggi dan rendah

5. Dismenore primer merupakan….

a. Rasa nyeri yang abnormal pada saat menarche b. Rasa nyeri yang tanpa kelainan alat reproduksi c. Rasa nyeri yang berbahaya

6. Yang dimaksud dengan dismenore primer berat adalah….. a. Rasa nyeri yang disertai kelainan alat reproduksi

b. Rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan rasa nyerinya

c. Rasa nyeri yang biasa dan tidak memerlukan istirahat

7. Dibawah ini yang merupakan sifat rasa nyeri pada dismenore primer adalah…. a. Kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah tetapi dapat

menyebar kedaerah pinggang dan paha b. Sakit pada perut bagian sebelah kiri


(60)

8. Bersamaan dengan rasa nyeri pada dismenore primer dapat dijumpai keadaan? a. Gangguan kejiwaan

b. Rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas c. Nafsu makan bertambah

9. Dismenore primer murni terjadi karena……

a. Proses kontraksi rahim tanpa penyakit dasar sebagai penyebabnya b. Karena proses pengeluaran haid

c. Karena adanya penyakit yang menyertai

10. Beberapa faktor yang memegang peranan sebagai penyebab dismenore primer antara lain….

a. Faktor kebersihan b. Faktor makanan

c. Faktor kejiwaan, faktor konstitusi, dan faktor alergi

11. Penjelasan yang penting dijelaskan kepada penderita atau perempuan mengenai dismenore primer adalah…..

a. Cara berpakaian dan pola makan

b. Cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita c. Cara hidup dan kegiatan

12. Jika rasa nyeri begitu berat diperlukan..? a. Jalan-jalan untuk mengurangi rasa nyeri b. Minum minuman yang bersoda

c. Istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bagian bawah untuk mengurangi penderitaan


(61)

13. Merek obat yang sering beredar di pasaran untuk menanggulangi dismenore primer adalah…..

a. Antibiotic, ampisilin.

b. Penambah darah, sangobion. c. Novalgin dan ponstan

14. Yang merupakan gejala dari dismenore primer adalah…. a. Demam

b. Rasa sakit yang dimulai dari hari pertama c. Tidak haid

15. Berikut ini tips untuk mengurangi dismenore primer adalah….. a. Tidur tepat waktu

b. Latihan aerobik, kompres air panas/dingin pada daerah perut, tidur yang cukup


(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. BIODATA

1. Nama : Sevty Lolo Marheyeni Manik 2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 01 September 1991

3. Agama : Islam

4. Anak Ke : 1 Dari 4 Bersaudara 5. Alamat : Jln. Trikora Sidikalang 6. Riwayat Pendidikan : TK Aisyiyah Padang Tahun

SDN 050727 Tanjung Pura Langkat Tahun 2001

MTsN Tanjung Pura Langkat Tahun2006

SMK Sandhy Putra 2 Medan Tahun 2009

AKBID Helvetia Medan Tahun 2012 D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara Tahun 2013

B. Orang Tua

1. Ayah : Mangsur Manik Pekerjaan : Wiraswata 2. Ibu : Ernawati Uwin Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jln. Trikora Sidikalang


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. BIODATA

1. Nama : Sevty Lolo Marheyeni Manik

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 01 September 1991

3. Agama : Islam

4. Anak Ke : 1 Dari 4 Bersaudara

5. Alamat : Jln. Trikora Sidikalang

6. Riwayat Pendidikan : TK Aisyiyah Padang Tahun

SDN 050727 Tanjung Pura Langkat

Tahun 2001

MTsN Tanjung Pura Langkat

Tahun2006

SMK Sandhy Putra 2 Medan Tahun

2009

AKBID Helvetia Medan Tahun 2012

D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatra

Utara Tahun 2013

B. Orang Tua

1. Ayah : Mangsur Manik