Definisi Operasional Hipotesis MULTI STEP FLOW

Tabel 1.2 Variabel Operasional

1.10 Definisi Operasional

Untuk mempermudah dalam pelaksanaan pengukuran variabel-variabel maka akan dibuat defenisi operasional. Definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas X, yaitu Jaringan Komunikasi antar masyarakat Tionghoa yang bertempat tinggal di Berastagi 2. Variabel terikat Y, yaitu Kesadaran Bernegara No Variabel Teoritis Variabel Operasional 1 Variabel Bebas X Jaringan Komunikasi a. Fungsi Jaringan b. Tingkat Keterhubungan c. Sentralitas dan Desentralitas d. Derajat Pemisah 2 Variabel Terikat Y Kesadaran Bernegara a. Makna b. Motif c. Perasaan Bersama 3 Karakteristik Responden a. Usia b. Jenis Kelamin c. Tingkat Pendidikan d. Pekerjaan Universitas Sumatera Utara 3. Karakteristik Responden a. Usia, yaitu umur responden b. Jenis Kelamin, yaitu penggolongan jenis kelamin responden yang terdiri dari laki-laki dan perempuan c. Tingkat Pendidikan, yaitu latar belakang pendidikan terakhir responden d. Pekerjaan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk menafkahi diri dan keluarga.

1.11 Hipotesis

Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena ia merupakan instrumen kerja dari teori Singarimbun,1995:43. Hipotesis merupakan pernyataan yang bersifat dugaan mengenai hubungan antara 2 variabel atau lebih. Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Ho: Tidak terdapat hubungan antara Jaringan Komunikasi antar masyarakat Tionghoa di Berastagi dalam menumbuhkan kesadaran bernegara. b. Ha: Terdapat hubungan antara Jaringan Komunikasi antar masyarakat Tionghoa di Berastagi dalam menumbuhkan kesadaran bernegara. Universitas Sumatera Utara BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 MULTI STEP FLOW

Model aliran dua tahap ternyata tidak begitu efektif pada masyarakat yang tingkat buta hurufnya kecil. Masyarakat dengan kemampuan membaca dan mengintrepetasikan pesan yang di dengar dan di lihat sangat memungkinkan untuk menerima pesan-pesan dari media massa secara langsung. Meskipun itu tidak berarti mereka tidak menerima pesan-pesan dari opinion leader. Oleh karena itu untuk menyempurnakannya, muncullah model aliran banyak tahap multi step flow model. Model ini mengatakan bahwa hubungan timbal balik dari media ke khalayak yang juga berinteraksi satu sama lain, kembali ke media, kemudian kembali lagi ke khalayak dan seterusnya Nuruddin, 2004:134. Lewat model aliran banyak tahap ini, pemirsa menerima pesan-pesan media massa bisa langsung, bisa juga tidak langsung. Tidak langsung berarti mereka menerima pesan-pesan media melalui pemimpin opini atau kontak langsung dengan media massa. Bahkan individu bisa mendapatkan informasi dari individu yang lain. Misalnya, seorang individu menerima pesan melalui pemimpin opininya setelah disebarkan lewat kelompok , kemudian individu itu mencari informasi lain dari individu yang lain. Atau bisa juga seorang individu menerima pesan dari kelompoknya tetapi ia juga bisa mendapatkan informasi lain dari kelompok yang lain pula Nuruddin, 2004:135. Universitas Sumatera Utara Pada tahap pertama, para pemuka pendapat akan mengakses informasi kemudian tahap keduanya para pemuka pendapat berbagi opini dengan anggota lingkaran dalam sosial mereka. Anggota yang tergabung dalam lingkaran sosial itu memiliki kelompok sosial lainnya, termasuk keluarga, bawahan dan anggota kelompok lain yang akan dipengaruhi oleh mereka. Kita dipengaruhi dan mempengaruhi orang lain. Misalnya, seseorang mungkin mendengar dari radio bahwa pasar saham akan guncang. Kawan dari orang tersebut mungkin memperkuat keyakinan ini. Surat kabar sore justru mengemukakan keraguan atas keyakinan anda, atau malah barangkali memberikan alasan-alasan yang kuat bagi anda untuk mengubah keyakinan tersebut. Diskusi dengan keluarga atau orang lain mungkin akan membuat seseorang itu mempertimbangkan kembali keyakinannya .Setiap tahapan dalam proses pengaruh sosial dimodifikasi oleh norma-norma dan kesepakatan dari setiap lingkaran sosial baru itu. Opini-opini ini akan dicampur dengan opini-opini lain yang asli dari sumber elit lainnya dan secara perlahan melebihi informasi yang disampaikan oleh media massa Ardianto, 2004:61. Apabila variasi volume informasi dari opinion leader menyebabkan efek yang positif pada khalayak, maka akan menguntungkan pihak sumber, namun jika variasi dari opinion leader bersifat negatif, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya pengikisan volume informasi. Dengan kata lain para opinion leader menjadi kunci atau penjaga gawang. Jadi model aliran multi tahap ini sangat berbeda dengan model aliran satu tahap yang menganggap individu tidak ada hubungan antara satu dengan yang lain. Sehingga terpaan media massa dianggap begitu besarnya. Intinya adalah, model alir Universitas Sumatera Utara banyak tahap ini merupakan gabungan dari beberapa model model alir satu tahap dan model alir dua tahap. Model aliran multi tahap ini tampaknya lebih akurat dalam menjelaskan apa yang terjadi dalam pembentukan opini dan sikap. Paling tidak, model ini penting untuk mengilustrasikan bahwa setiap orang itu dipengaruhi baik oleh media itu sendiri atau komunikasi antarpribadi dan bahkan mempengaruhi media dan orang lain Nuruddin, 2004:136. Pada seluruh proses ini, seseorang mempunyai pengaruh atau dipengaruhi oleh orang lain. Bahkan seseorang juga bisa mempengaruhi media dengan berbagai cara. Bahkan Kathleen Hall Janieson dan Karlyn Campbell dalam The Interplay Influence 1998 mengatakan bahwa kita dapat secara efektif mempengaruhi media dengan empat cara utama, yaitu: 1. Menyampaikan keluhan individual misalnya menulis surat pembaca atau kepada pihak yang berwenang 2. Mengorganisasikan tekanan masyarakat untuk memboikot stasiun pemancar atau produk yang bersangkutan atau melakukan tindakan hukum 3. Mendesak pihak yang berwenang untuk mengambil tindakan tertentu 4. Mengadu ke DPRD atau ke DPR Intinya adalah model alir banyak tahap ini boleh dikatakan lebih akurat dibanding model yang lain dalam menggambarkan arus media massa kepada khalayak Nuruddin, 2004:137. Universitas Sumatera Utara

2.2 JARINGAN KOMUNIKASI