Lokasi Penelitian Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN Tujuan dari bab ini adalah untuk memilih metode yang tepat yang dapat digunakan untuk mengarahkan dan menjawab pertanyaan penelitian sebagaimana yang diuraikan dalam bab sebelumnya. Pemilihan metode yang tepat adalah sangat penting dalam menjawab mempertahankan keyakinan dari apa yang ditemukan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Korelasional yaitu metode yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain Rakhmat, 2000:30. Rakhmat memberikan batasan pengertian tentang metode korelasional sebagai berikut, “Metode Korelasional adalah lanjutan dari metode deskriptif dimana kita menghimpun sejumlah data, kemudian menyusunnya secara sistematis, faktual dan cermat. Metode Korelasional juga meneliti hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Hubungannya bersifat positif atau negatif” Rakhmat, 2000:30. Dalam penelitian ini, Metode Korelasional digunakan untuk mencari hubungan antara Jaringan Komunikasi antar Masyarakat Tionghoa di Berastagi dalam Menumbuhkan Kesadaran Bernegara.

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan fokus masyarakat Tionghoa yang bertempat tinggal di Berastagi kecamatan Berastagi Kabupaten Karo. Universitas Sumatera Utara

3.2 Deskripsi Lokasi Penelitian

Sumber: BPS Kab.Karo Gambar 3.1 Universitas Sumatera Utara

3.2.1 Letak Geografis

Berastagi merupakan sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Jarak Kecamatan ini dengan pusat pemerintahan kabupaten sendiri yakni Kabanjahe adalah 11 km, dengan ibukota provinsi yakni Medan adalah 65 km. Secara administratif Kecamatan Berastagi terdiri dari 6 desa yakni Desa Doulu, Desa Sempa Jaya, Desa Rumah Berastagi, Desa Guru Singa, Lau Gumba dan Desa Raya serta 4 daerah kelurahan yakni Kelurahan Gundaling I, Kelurahan Gundaling II, Kelurahan Tambak Lau Mulgap I dan Kelurahan Tambak Lau Mulgap II. Serta mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kabanjahe 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tiga Panah dan Barusjahe Kecamatan Berastagi terletak di daerah dataran tinggi dengan ketinggian 1375m dari permukaan laut dengan curah hujan berkisar antara 2000-2500tahun dan suhu maksimumnya adalah 26º Celcius sedangkan suhu minimum adalah 19º Celcius. Keadaan ini menjadikan daerah Berastagi sangat baik sebagai daerah pertanian. Seluruh daerah pertanian yang terdapat di Berastagi digunakan dengan seefektif mungkin. Luas keseluruhan daerah Kecamatan Berastagi adalah 30,50 Km², yang terdiri dari areal pemukiman penduduk, perladanganpersawahan, pariwisata, bangunan umum, dan lain lain. Universitas Sumatera Utara Berastagi merupakan salah satu daerah penghasil tanaman pertanian terbesar di Tanah Karo sehingga untuk menunjang hal tersebut pemerintah setempat membuka pasar-pasar atau yang lebih dikenal dengan pajak baik pajak umum maupun pajak sayur sebagai tempat masyarakat baik petani maupun pedagang melaksanakan aktivitas ekonominya memperjual-belikan hasil pertanian tersebut. Pajak atau pasar ini umumnya tidak hanya digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Berastagi saja akan tetapi juga sering dikunjungi oleh masyarakat dari luar kecamatan tersebut atau bahkan dari luar kota seperti Medan, Kabanjahe, Sibolangit, Pancur Batu dan sebagainya dalam usaha membeli ataupun menjual barang-barang hasil pertanian dari dan ke daerah tersebut. Berastagi juga merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan daerah pariwisata yang besar maka lahan di Berastagi juga banyak diperuntukkan sebagai lahan pengembangan daerah pariwisata serta bangunan- bangunan umum yang mendukung kegiatan tersebut serta kegiatan-kegiatan ekonomi 30 lainnya. Sehingga pembangunan sarana-sarana umum sudah meningkat sehingga taraf kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kecamatan tersebut juga turut meningkat. Berastagi juga merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan daerah pariwisata yang besar maka lahan di Berastagi juga banyak diperuntukkan sebagai lahan pengembangan daerah pariwisata serta bangunan- bangunan umum yang mendukung kegiatan tersebut serta kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya. Sehingga pembangunan sarana-sarana umum sudah meningkat sehingga taraf kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kecamatan tersebut juga turut meningkat. Berastagi sebagai daerah pariwisata terbesar di Tanah Karo juga telah terkenal hingga ke daerah-daerah lainnya di Provinsi Sumatera Utara ini. Universitas Sumatera Utara Hal ini terjadi mengingat bahwa Berastagi merupakan daerah yang berhawa sejuk dengan potensi ataupun kekayaan alam yang sangat besar sehingga sangat menarik minat para wisatawan untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya turut menyumbangkan pendapatan yang besar bagi daerah tersebut. Untuk itu, pemerintah setempat berusaha menyeimbangkannya dengan menyediakan fasilitas atau sarana dan prasarana yang cukup dalam bidang kepariwisataan tersebut, yakni dengan membangun hotel losmen penginapan, restoran rumah makan, toko souvenir cenderamata, dan keamanan serta kenyaman di daerah tersebut khususnya di daerah yang menjadi objek atau Daerah Tujuan Wisata DTW. Pengangkutan juga merupakan hal yang diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat karena sarana pengangkutan tersebut sangat mendukung dan mempengaruhi para penduduk dalam melaksanakan aktifitasnya baik dalam aktifitas ekonomi maupun sosialnya. Selain itu sarana pengangkutan sangat mempengaruhi kehidupan kepariwisataan di daerah tersebut sebagai alat gerak menuju Daerah Tujuan Wisata yang hendak dikunjungi oleh para wisatawan.

3.2.2 Keadaan Demografi

Penduduk Berastagi mayoritas adalah suku Karo dan bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari adalah bahasa Karo. Selain itu ada juga suku Batak Toba, Jawa, Aceh, Nias, Tionghoa dan sebagainya sebagai etnissuku pendatang. Etnis Tionghoa merupakan salah satu suku pendatang yang sudah cukup lama menetap di Berastagi. Umumnya mereka bekerja sebagai pedagang dan petani. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga menurut DesaKelurahan di Kecamatan Berastagi Tahun 2011 Sumber : Proyeksi Penduduk Kecamatan Berastagi Catatan : Proyeksi penduduk adalah penduduk November 2011 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk dalam tiap tahunnya mengalami peningkatan yang lumayan banyak. No Desa Kelurahan Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk 1 Gurusinga 989 5012 2 Raya 1272 5791 3 Rumah Berastagi 1949 8493 4 Sempajaya 1461 6566 5 Lau Gumba 349 1418 6 Doulu 500 1741 7 Tambak Lau Mulgap I 677 2895 8 Tambak Lau Mulgap II 798 2566 9 Gundaling I 1137 6461 10 Gundaling II 1828 4144 Tahun 2011 10960 90196 Tahun 2010 10730 40600 Perubahan 230 49596 Universitas Sumatera Utara 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian Menurut Sugiyono 2002:55, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Tabel 3.3. Jumlah Rumah Tangga Masyarakat Tionghoa menurut 4 Kelurahan di Kecamatan Berastagi Tahun 2011 No Kelurahan Jumlah rumah tangga Jumlah penduduk 1 Gundaling I 25 134 2 Gundaling II 58 345 3 Tambak Lau Mulgap I 69 362 4 Tambak Lau Mulgap II 103 432 Jumlah 255 1273 Sumber : Proyeksi Penduduk Kecamatan Berastagi Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah objek yang berada di suatu wilayah area tertentu yang memenuhi syarat- syarat tertentu sesuai dengan masalah penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah Masyarakat Tionghoa yang bertempat tinggal di Berastagi kecamatan Berastagi Kabupaten Karo. Dengan total jumlah keseluruhan untuk saat ini 255 KK. Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Sampel Penelitian

Pengertian sampel menurut Suharsimi Arikunto 2007:183 adalah bagian dari populasi sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dengan demikian sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Sedangkan dalam tinjauan lain, Sugiyono 2002:55-56 berpendapat bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Menurut Arikunto, “apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15 atau lebih”. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut , maka peneliti mengambil 15 dari jumlah populasi dengan perhitungan sebagai berikut: Jumlah Sampel = 15 x 255 = 38,2 Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 38 orang. 3.4 Teknik Penarikan Sampel 3.4.1. Purposive Sampling Purposive Sampling adalah pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian Kriyantono, 2008:156. Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Tionghoa yang bertempat tinggal di Berastagi dan berusia minimal 17 tahun serta merupakan perwakilan dari tiap-tiap keluarga. Universitas Sumatera Utara

3.4.2 Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah teknik penarikan sampel yang mula-mula dilakukan dalam jumlah kecil informan kunci kemudian sampel yang terpilih pertama disuruh memilih sampel berikutnya yang akhirnya jumlah sampel akan bertambah banyak seperti bola salju yang bergelinding makin lama makin besar Kriyantono, 2008:158.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel penelitian dan melakukan observasi terhadap sampel penelitian. b. Data Sekunder Data Sekunder adalah Data yang didapat dari oranginstansi lain. Data Sekunder cenderung siap “pakai”, artinya siap diolah dan dianalisis oleh penelitian. Contoh Instansi penyedia data: Kantor Kecamatan, Biro Pusat Statistik BPS Bank Indonesia Badan Meteorologi dan Geofisika Yang mencakup ke dalam data sekunder adalah: 1. Data Kependudukan Data Kependudukan adalah data jumlah penduduk dan nama-nama penduduk. 2. Penelitian Kepustakaan Library Research Penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data dari buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Universitas Sumatera Utara

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan olah data. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis yaitu: 1. Analisis tabel tunggal Analisis tabel tunggal merupakan analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel ke dalam beberapa kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisis ini merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu jumlah frekuensi dan presentasi untuk setiap kategori Singarimbun, 1995:266 2. Analisis Tabel Silang Analisis tabel silang merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui apakah variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya Singarimbun, 1995:27 3. Uji Hipotesis Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, maka digunakan rumus korelasi Rank Order Correlation Coeficient oleh Spearman Arikunto, 2002:247. Adapun rumus koefisien korelasinya, yaitu sebagai berikut: Rho = 1 – 6- ∑ d² N N² - 1 Universitas Sumatera Utara Keterangan: Rho = Koefisien korelasi rank order d = Perbedaan antara pasangan jenjang ∑ = sigma atau jumlah N = Jumlah individu dalam sampel Angka 1 = Bilangan Konstanta Angka 6 = Bilangan Konstanta Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rho 0, maka hipotesis ditolak Jika rho 0, maka hipotesis diterima. Untuk menguji tingkat signifikasi korelasi, jika n10, digunakan rumus: t = r √ n-2 √1-r² Keterangan: t : uji statistik r : nilai koefisien n : jumlah sampel Jika t test t hitung maka hubungannya signifikan Jika t test t hitung maka hubungannya tidak signifikan Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, untuk mengatur kekuatan derajat hubungan digunakan nilai koefisien korelasi Guilford, sebagai berikut Kriyantono, 2008: 170-171, yaitu: 0,20 = hubungan rendah sekali ; lemas sekali 0,20-0,39 = hubungan rendah tapi pasti 0,40-0,70 = hubungan yang cukup berarti 0,71-0,90 = hubungan yang tinggi; kuat 0,90 = hubungan yang sangat tinggi ; kuat sekali ; dapat diandalkan Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Pengumpulan Data

Setelah melakukan seminar proposal pada tanggal 20 Oktober 2011, peneliti mengajukan surat penelitian kepada bagian pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP USU demi kelancaran proses penelitian yang dilaksanakan di kota Berastagi, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Surat izin penelitian peneliti keluar tertanggal 01 Desember 2011 dengan nomor surat 2848UNS5.2.1.9.1PPM2011 yang ditujukan kepada kepala BALITBANG Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi SumateraUtara. Setelah selesai menyerahkan surat kepihak Balitbang, maka peneliti mengambil surat balasan dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Badan KESBANGPOL dan LINMAS provinsi Sumatera Utara pada tanggal 05 Desember 2011 dengan nomor Surat 070-5769BKB.P-PM. Melalui surat rekomendasi ini peneliti ditujukan ke Badan KESBANGPOL dan LINMAS Kabupaten Karo dan mendapat surat balasan pada tanggal 12 Desember 2011 dengan nomor surat 1687Bakesbang2011 yang merupakam surat rekomendasi yang ditujukan kepada Kecamatan Berastagi. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu: a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset, dari hasil pengisian kuesioner. b. Data Sekunder Data Sekunder adalah Data yang didapat dari oranginstansi lain. Data Sekunder cenderung siap “pakai”, artinya siap diolah dan dianalisis oleh penelitian. Contoh Instansi penyedia data: Kantor Kecamatan, Kantor Kelurahan. Setelah mendapatkan sebagian data di kantor kecamatan Berastagi, peneliti ditujukan ke 4 kelurahan yang dimana terdapat penduduk masyarakat Tionghoa. Dimana peneliti meminta ijin ke-4 kelurahan dalam menemukan data penduduk dan penyebaran kuesioner yang peneliti laksanakan.

4.2 Pengolahan Data