TEORI INFORMASI Jaringan Komunikasi dan Kesadaran Bernegara (Studi Korelasional Mengenai Jaringan Komunikasi Antar Masyarakat Tionghoa Di Berastagi Dalam Menumbuhkan Kesadaran Bernegara)

Banyak faktor yang mempengaruhi hakikat dan luasnya jaringan komunikasi, diantaranya hubungan dalam organisasi, arah dari arus pesan, hakikat seri dari arus pesan, dan isi dari pesan. Beberapa jaringan ditentukan oleh mekanisme yang sangat formal seperti jaringan yang digambarkan dalam struktur organisasi. Sementara itu ada juga jaringan komunikasi yang timbul tanpa perhatian dan perencanaan lebih dahulu, seperti jaringan komunikasi informal Muhammad 2007:106. Perubahan dan dinamika sosial di masyarakat tidak pernah menyangsikan sumbangan yang diberikan oleh komunikasi. Jaringan komunikasi mengawal perubahan, di samping pemberdayaan dan peran bidang yang lainnya seperti ekonomi, politik, dan budaya. Semua peranan bidang-bidang tersebut diletakkan dalam kemasan informasi sebagai upaya mendorong masyarakat ke arah perubahan yang lebih baik. Jadi, jaringan komunikasi perlu dianggap sebagai kanalisator yang sebuah aliran informasi yang membawa ide-ide multikultural baru Purwasito 2002:327.

2.3 TEORI INFORMASI

The Mathematical Theory Of Communication-nya Shannon dan Weaver 1949 didasarkan pada konsep statistik transimisi sinyal, yang pertama kali diajukan oleh Weaver. Setelah itu, mereka memberi sumbangan yang sangat penting dan berpengaruh bagi perkembangan model-model lain dan teori-teori dalam komunikasi. Pada bagian kedua Teori Matematis Komunikasi The Mathematical Theory Of Communication, Warren Weaver menyajikan sebuah diagram skematik komunikasi Gambar 2.1, yang membuahkan banyak model lain dalam proses komunikasi. Universitas Sumatera Utara Sumber Informasi pengirim penerima sasaran sinyal sinyal diterima Pesan pesan Sumber gangguan Gambar 2.1. Diagram Skematik Sistem Komunikasi Umum dari Shannon Sumber: C.Shannon dan W. Weaver, 1949:98 Dalam Proses ini, sumber informasi menghasilkan sebuah pesan yang harus dikomunikasikan dari serangkaian kemungkinan pesan. Pesan itu bisa dalam bentuk kata lisan atau tulisan, musik, gambar dan sebagainya. Transmitter alat pengirim mengubahnya menjadi sinyal yang cocok dengan saluran channel yang digunakan. Saluran adalah media untuk mengirimkan sinyal dan transmitter ke penerima. Dalam percakapan, sumber informasiya adalah otak, transmitternya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal kata-kata lisan, yang di kirim lewat udara saluran. Penerima melakukan kebalikan kerja yang dilakukan transmiter dengan cara merekontruksi pesan dan sinyal. Sasaran destination adalah orang atau benda yang dituju oleh pesan itu. Claude Shannon mengembangkan teori matematis pengiriman sinyal ketika dia menjadi ahli matematika riset di Bell Telephone Laboratories dan seorang guru besar sains di MIT. Akibat langsung dari teori informasi Shannon ini adalah teknologi informasi digital yang menjadi hal biasa di tahun 1980-an Severin, 2008:56. Teori informasi, ketika teori matematis komunikasi menjadi terkenal, digambarkan ”mempunyai cakupan scope yang bersifat sangat umum, penanganan Universitas Sumatera Utara masalahnya fundamental, capaiannya mempunyai kesederhanaan dan kekuatan klasik” Shannon dan Weaver, 1949:114. Weaver mengatakan teori ini cukup umum sifatnya sehingga bisa diaplikasikan ke bahasa tulis, partitur musik, bahasa lisan, musik, gambar dan banyak sinyal komunikasi yang lain. Istilah komunikasi digunakan dalam “arti yang sangat luas untuk menampung semua prosedur yang bisa digunakan oleh satu pikiran untuk mempengaruhi pikiran lain”Weaver, 1949:95. Tujuan komunikasi adalah sebagai suatu usaha untuk mempengaruhi tingkah laku sasaran tujuan komunikasi atau penerima pesan;di sini arti tingkah laku bersifat luas. Konsep teori informasi memberi wawasan dan itu sudah diaplikasikan dalam situasi komunikasi massa. Seperti yang sudah disebutkan, teori ini telah memberikan landasan bagi banyak teori lain dalam proses komunikasi. Teori ini memberi wawasan tentang hubungan dalam banyak bentuk komunikasi. Weaver mengatakan bahwa teori ini begitu imajinatif, ia menyentuh inti komunikasi, hubungan yang terjadi dengan bentuk komunikasi apapun. Teori informasi secara esensi adalah sebuah teori pengiriman sinyal. Pada awalnya mungkin agak mengecewakan bagi mahasiswa media massa karena teori ini tidak berkaitan dengan makna dan mungkin kelihatan agak aneh karena teori informasi menyamakan informasi dengan ketidakpastian. Seperti yang akan kita lihat, itulah aset terbesar dari teori ini, yang dengan aset ini teori komunikasi memberikan cara baru dan berhasil dalam memandang proses komunikasi. Proses komunikasi lihat Gambar 2.1 dimulai dengan sumber memilih sebuah pesan dari beberapa kemungkinan pesan. Pesan ini bisa dalam bentuk lisan atau tulisan, notasi musik, musik itu sendiri, gambar, notasi matematis, logika simbolis, Universitas Sumatera Utara gerakan tubuh, ekspresi wajah atau banyak bentuk lainyang sudah kita miliki.pengirim mengolah pesan untuk menghasilkan sinyal yang sesuai untuk pengirimannya lewat sebuah saluran. Pesan itu hanya ada antara sumber dan pengirim dan antara penerima dan tujuan. Hanya sebuah sinyal yang bergerak di antara pengirim dan penerima. Sinyal mempunyai bentuk yang berbeda-beda, bergantung pada sistem komunikasi yang berlangsung. Kita telah mengetahui bahwa dalam berbicara yang menjadi sinyal adalah aneka tekanan suara yang berjalan melalui udara saluran. Saluran adalah media yang digunakan unruk mengirim sinyal dari pengirim ke penerima. Kapasitas saluran adalah informasi yang bisa dikirimkan oleh sebuah saluran atau kemampuan sebuah saluran untuk mengirimkan apa yang dikeluarkan oleh sumber informasi Weaver, 1949:106. Begitu penerima menyandikan encode sebuah pesan untuk dikirimkan lewat sebuah saluran, penerima harus merekontruksi pesan itu dari sinyal yang dikirimkan. Biasanya operasi penerima adalah kebalikan operasi pengirim; yaitu, penerima mengubah sinyal yang dikirimkan kembali menjadi sebuah pesan dan menyalurkan pesan itu ke tujuan. Tujuan atau sasaran destination adalah orang atau benda yang menjadi sasaran pesan. Dengan media massa, sasarannya adalah audiens pembaca, pendengar atau pemirsa. Di media massa, kita mempunyai banyak bentuk umpan balik dari sasaran ke sumber untuk membantu komunikator membetulkan output yang dihasilkan. Umpan balik mempunyai banyak bentuk misalnya tanggapan-tanggapan terhadap iklan, televisi dan sumber-sumber informasi lainnya. Universitas Sumatera Utara Informasi menjadi ukuran tingkat kebebasan kita untuk memilih dalam menyeleksi pesan yang akan di kirim. Dalam teori informasi, informasi serupa dengan entropi dalam ilmu fisika. Entropi adalah ketidakpastian atau ketidakteraturan suatu situasi. Dalam teori informasi kita menghubungkannya dengan tingkat kebebasan memilih yang dimiliki seseorang dalam membangun sebuah pesan. Pesan yang sangat teratur tidak mempunyai tingkat keacakan, ketidakpastian, pilihan yang tinggi. Dalam hal ini entropi suatu informasi rendah karena suatu bagian dari pesan itu yang hilang saat diterima mempunyai tingkat probabilitas yang tinggi untuk diisi oleh penerima. Bagian pesan yang bukan entropi atau informasi disebut redudancy redudansi. Redudansi adalah bagian dari pesan yang ditentukan oleh aturan yang mengatur penggunaan lambangsimbol atau yang tidak ditentukan dari kebebasan memilih pengirim. Redudansi tidak diperlukan; artinya jika tidak ada redudansi sekalipun, pesan itu secara esensi sudah lengkap atau bisa dilengkapi Weaver, 1949:104. Redudansi adalah ukuran kepastian atau kemampuan memprediksi. Semakin besar redudansi suatu pesan, semakin sedikit pesan yang dibawa. Tetapi kadang-kadang peningkatan redudansi akan meningkatkan pula efisiensi suatu sistem komunikasi. Gangguan noise didefinisikan sebagai segala tambahan pada sinyal yang tidak diperlukan oleh sumber informasi. Gangguan meningkatkan ketidakpastian baik secara paradoks atau teknis, dalam pemahaman teori informasi, gangguan meningkatkan informasi. Menurut Weaver, 1949:109 “informasi” dalam teori informasi bisa menimbulkan konotasi buruk maupun baik. Gangguan adalah informasi palsu. Bagi pengirim atau sumber, tingkatan yang tinggi dari ketidakpastian atau kebebasan memilih entropi disenangi, tetapi dari sudut Universitas Sumatera Utara pandang sasaran, ketidakpastian karena kesalahan atau gangguan tidak disukai. Untuk mendapatkan informasi yang berguna, sasaran harus mengurangi informasi palsu gangguan dari pesan yang diterima. Setiap komunikasi manusia terdiri dari serangkaian sistem yang digabung menjadi rantai. Sistem tidak hanya meliputi saluran informasi tetapi juga sumber, pengirim transmitter, penerima dan sasaran. Sistem harus digabungkan dengan yang lain untuk mengirim informasi. Komunikasi manusia berisi banyak gabungan sistem ini. Penggabungan atau “antarmuka” antara dua sistem ini adalah titik penjaga gawang gatekeeper. Penjaga gawang akan menentukan informasi apa yang bisa lolos dan seberapa tepat reproduksinya. Prinsip ini berlaku bagi wartawan, editor, fotografer, komentator dan semuanya yang memutuskan informasi apa yang akan digunakan dalam media dari sekian banyak informasi yang tersedia. Sasaran manusia pembaca, pendengar, pemirsa juga bertindak sebagai penjaga gawang dengan cara memilih dan menerjemahkan bahan sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri. Schramm 1955:143 mencatat sejumlah ukuran yang diambil dari teori informasi yang menyodorkan cara baru untuk mempelajari aktivitas komunikasi dalam kelompok kecil. Beberapa diantaranya adalah: traffic lalu lintas, siapa yang bertugas berbicara dan seberapa banyak pembicaraan dilakukan, closure penutupan, seberapa terbuka kelompok itu pada orang luar dan pemikiran dari luar; dan congruence kongruensi, persoalan apakah para anggota adalah pastisipan yang setara dalam komunikasi kelompok atau beberapa anggota adalah penggagas komunikasi sementara yang lain adalah penerima saja. Universitas Sumatera Utara

2.4 SIMBOLIC CONVERGENCE THEORY