dengan menggunakan salah satu kontrasepsi. Untuk memotivasi orang lain, maka seyogyanya dia sendiri harus sudah menjadi peserta KB, karena keteladanan sangat
dibutuhkan untuk menjadi seorang motivator yang baik.
2.4.1. Filosofi Penerangan dan Motivasi KB
Penerangan dan motivasi keluarga berencana dalam Repelita I terutama ditujukan untuk memberikan penerangan seluas-luasnya kepada masyarakat tentang
terdapatnya kemungkinan bagi mereka untuk melaksanakan perencanaan keluarga. Hal ini dilakukan baik melalui Penerangan umum, penerangan kelompok, penyuluhan
wawan-muka, maupun melalui pendidikan kependudukan. a. Penerangan umum.
Penerangan yang bersifat umum dilakukan terutama melalui surat-surat kabar, majalah, kantor berita, siaran radio, TVRI, lagu-lagu populer keluarga berencana,
pembuatan film cerita dan dokumenter tentang keluarga berencana, penerbitan- penerbitan, spanduk-spanduk, papan bergambar, stempel pos pada surat-surat, perangko
keluarga berencana dan lambang keluarga berencana pada mata uang logam. b. Penerangan kelompok.
Penerangan kelompok terutama dilakukan melalui bantuan yang diberikan kepada seminarrakerpertemuan berbagai kelompok masyarakat serta mengirimkan
tenaga-tenaga penerangan untuk melakukan pendekatan terhadap berbagai kelompok khusus masyarakat di daerah-daerah tertentu. Da1am rangka ini telah dilakukan
pendekatan terhadap golongan-golongan berpengaruh dalam masyarakat yang diharapkan tidak hanya akan menjadi penghubung dan penyebar gagasan keluarga
berencana, akan tetapi diharapkan menjadi orang contoh dalam pelaksanaan keluarga
Universitas Sumatera Utara
berencana. Untuk itu selama Repelita I telah dilakukan pendekatan secara khusus terhadap pemimpin-pemimpin masyarakat, alim ulama, organisasi karyawan swasta dan
pemerintah, organisasi pemuda, pelajar, cendekiawan, kalangan Angkatan Bersenjata, usahawan dan lain sebagainya.
c. Penyuluhan wawan-muka Perhatian yang telah timbul dari kalangan masyarakat terhadap program keluarga
berencana segera membutuhkan penggarapan yang lebih bersifat perorangan agar kesadaran yang telah berkembang tersebut dapat tumbuh menjadi tindakan
melaksanakan keluarga berencana. Hal ini dilakukan melalui penyuluhan wawan-muka baik berupa pendekatan secara langsung kepada calon akseptor maupun kepada mereka
yang telah menjadi akseptor. Dengan demikian diharapkan jumlah akseptor baru terus bertambah dan bersamaan dengan itu kelangsungan akseptor yang telah ada dapat terus
dipertahankan. Kegiatan penyuluhan wawan-muka tersebut untuk sebagian besar dilakukan oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana PLKB. Oleh karena itu selama
Repelita I jumlah tenaga PLKB terus ditingkatkan. Dalam tahun 196970 dan tahun 197071 belum terdapat tenaga PLKB yang terorganisir. Sejak tahun 197172 telah
tercatat 1.930 orang tenaga PLKB, kemudian dalam tahun 197273 terdapat tambahan 3.774 orang dan kemudian dalam tahun 197374 tercatat PLKB baru sejumlah 5.969
orang. d. Pendidikan kependudukan
Pendidikan kependudukan ditujukan untuk mengembangkan pengertian tentang hubungan rasionil antara perkembangan jumlah penduduk manusia dan
Universitas Sumatera Utara
perkembangan sumber-sumber kehidupan yang terdapat di sekitarnya. Kegiatan ini dilakukan baik melalui pendidikan di dalam sekolah maupun pendidikan di luar sekolah.
Pelaksanaan kegiatan pendidikan kependudukan secara terorganisir mulai dilaksanakan sejak tahun 197172. Langkah ini dirintis melalui seminar dan loka karya
untuk mendapatkan pengarahan dan cara pendekatan yang tepat untuk masyarakat Indonesia. Selama masa Repelita I telah dapat diselesaikan penyusunan bahan-bahan
pelajaran pendidikan kependudukan dan telah dapat dirumuskan 26 bahan pelajaran dari 26 judul.
2.5 Pengertian dan Jenis MOP