2.1.2 Teori Motivasi
Robin 2006, teori ini mula-mula dipelopari oleh Maslow pada tahun 1954 ia menyatakan bahwa manusia mempunyai berbagai keperluan dan mencoba
mendorong bergerak memenuhi kebutuhan tersebut. Keperluan itu wujud beberapa tahap kepentingan. Setiap manusia mempunyai keperluan memenuhi kepuasan diri
untuk bergerak memenuhi keperluan tersebut. Lima hierarki, keperluan Maslow adalah kebutuhan: 1. Faali fisiologis : antara lain rasa lapar, haus, perlindungan
pakaian dan perumahan, seks dan kebutuhan ragawi lain, 2 Keamanan: antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional, 3 Sosial:
mencakup kasih sayang, rasa dimiliki, diterima baik, dan persahabatan, 4 Penghargaan : mencangkup faktor rasa hormat eksternal seperti harga diri, otonomi,
prestasi; dan faktor hormat eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. 5 Aktualitas diri : dorongan untuk menjadi apa yang ia mampu menjadi; mencakup
pertumbuhan, mencapai pontensialnya dan pemenuhan diri. Maslow memisahkan kelima kebutuhan sebagai kategori tinggi dan kategori
rendah, kebutuhan faali dan kebutuhan keamanan digambarkan sebagai kebutuhan kategori rendah dan kebutuhan sosial dan kebutuhan akan penghargaan dan
aktualisasi diri sebagai kebutuhan kategori tinggi. Pembedaan antara kedua kategori ini berdasarkan alasan bahwa kebutuhan kategori tinggi ini berdasarkan alasan bahwa
kebutuhan kategori tinggi dipenuhi sacara internal di dalam diri orang itu. Sedangkan kebutuhan kategori rendah terutama dipenuhi secara eksternal dengan
upah, kontrak serikat buruh dan masa kerja.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Jenis-jenis Motivasi
Handoko 2011, motivasi terdiri atas : a. motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berfungsinya tanpa ransangan dari luar, karena dalam diri individu tersebut
sudah ada dorongan untuk melakukan tindakan, dan b. motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berfungsinya karena disebabkan oleh adanya faktor pendorong dari
luar individu. Herzberg menjelaskan bahwa motivasi pada prinsipnya berkaitan dengan
kepuasan dan ketidakpuasan kerja. Dalam hal ini kepuasan kerja atau perasaan positif disebut sebagai hygiene. Secara terinci dikemukakan faktor-faktor yang menimbulkan
ketidakpuasan dikalangan karyawan atau bawahan Hasibuan, 2005.
2.1.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Motivasi