moral, yaitu kecemasan akan melanggar norma-norma. Dalam pembelajaran di sekolah. Para peserta didik juga seringkali mengalami kecemasan dalam menghadapi pembelajaran di
sekolah salah satunya adalah kecemasan matematika. Kecemasan matematika mulai menjadi fokus penelitian pada bidang psikologi dan
pendidikan sejak beberapa tahun terakhir. Menurut Ehom 2015:10 kecemasan matematika adalah keadaan dimana seseorang merasa tegang, khawatir, dan takut dengan hal-hal yang
berkaitan dengan matematika. Menurut solikah 2011 kecemasan matematika merupakan keadaaan emosi siswa
yang dicirikan dengan kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan ketika siswa menghadapi pelajaran matematika.
Ellen Freedman 1988 menyatakan bahwa “Math Anxiety is a feeling of intense
frustration or helplessness about ones ability to do math ”. Kecemasan matematika muncul
akibat perasaan frustasi dan putus asa dalam menyelesaikan masalah matematika Menurut Maloney 2013 berdasarkan Richardson-Suinn 1972 kecemasan
matematika merupakan reaksi negatif yang ditunjukkan oleh kebanyakan orang ketika berada pada situasi yang membutuhkan pemecahan masalah matematika mathematical problem
solving. Menurut Wicaksono 2013 kecemasan matematika merupakan bentuk perasaan
seseorang baik berupa perasaan takut, tegang, maupun cemas, dalam menghadapi persoalan matematika atau dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan berbagai bentuk
gejala yang ditimbulkan. Menurut Siroj dalam Yulianti 2010 menyimpulkan bahwa kecemasan matematika
tidak hanya perasaan tidak suka terhadap matematika sikap negatif terhadap matematika tetapi merupakan bentuk perasaan frustasi yang mendalam atau perasaan tertekan dan tidak
berdaya yang mendalam dari seseorang apabila berhadapan dengan hal-hal yang berkaitan dengan matematika.
2. AspekDomain Kecemasan Matematika
Menurut Ehom 2015:10 Kecemasan matematika diukur dalam dua situasi, yaitu ketika melakukan pembelajaran dan ketika melakukan tes matematika. Domain yang dapat
digunakan dalam mengukur kecemasan matematika meliputi: a.
Domain kognitif meliputi kondisi kebingungan, kesulitan berkonsentrasi dalam pelajaran matematika, dan lain-lain
b. Domain sikap meliputi sikap mudah menyerah, tidak ingin belajar, dan lain-lain
c. Domain somatik meliputi kondisi berkeringat, jantung berdebar, pusing, dan lain-lain
d. Domain representasi matematis meliputi kemampuan mengemukakan pendapat, dan
lain-lain Menurut Hadfield and McNeil Dalam sebuah studi “A Comprehensive Study of
Mathematics Anxiety” oleh Shannon 2008, penyebab kecemasan matematika dapat dibagi kedalam tiga area, yaitu Lingkungan Sosial enviromental, Pendidikan intellectual, dan
faktor personal personality factor. Hal tersebut serupa dengan pendapat Swaderman dalam Yulianti 2010:32
menyatakan bahwa ada tiga domain utama yang dilibatkan dalam pengembangan kecemasan terhadap matematika Math Anxiety. Ketiga domain tersebut adalah sosialdomain motivasi
socialmotivational domain,
pendidikan IntellectualEducational
domain, dan
psikologisdomain emosi psychologicalemotional domain. Kaitan masing-masing domain adalah merupakan suatu kontinumrangkaian kesatuan yang diasumsikan bahwa setiap siswa
pada waktu tertentu memilikinya. Warna setiap kode persekutuan yang sesuai dengan domain:
a. SosialDomain Motivasi
Domain ini dipengaruhi oleh orang-orang dari keluarga, teman, dan masyarakat secara keseluruhan. Kontinum yang terkait dengan domain ini adalah perilaku behaviour, karena
meskipun pilihan dipengaruhi oleh orang lain, akhirnya mereka sendiri yang akan membuat keputusan, kontinum perilaku terdiri dari ketertarikan dan penolakan. Perilaku ini adalah
konsekuensi logis dari nilai matematika yang dipengaruhi oleh sikap orang lain dan sikap masyarakat pada umumnya.
Menurut Eugene Geist dalam artikel “Combating Math anxiety in the Classroom”
berdasarkan Jussim Eccles:1990
Many teachers believe that girls achive in mathematics due to their hard work while boy’s achievement is attributted to talent. ..... .Children may internalize these
attitudes and begin to believe what their teachers and their parents believe. As a result, girls tend to feel less confident about their answers on tests and often express
doubt about their performance
Banyak guru yang mempercayai bahwa kemampuan anak perempuan dalam matematika merupakan hasil dari kerja keras sedangkan kemampuan anak laki-laki dalam matematika
merupakan bakat bawaan. Siswa cenderung mempercayai apa yang guru dan orangtua mereka percayai. Sehingga akibatnya anak perempuan merasa kurang percaya diri terhadap
jawaban tes yang mereka kerjakan dan seringkali meragukan hasil pekerjaan mereka dalam matematika.
b. PsikologisDomain Emosi
Domain ini dibentuk oleh kumpulan sikap alami. Hal ini sebagian besar terdiri dari sejarah emosi, reaksi terhadap stimulus rangsangan dan corak budaya culture. Kontinum
yang terkait dengan domain ini adalah perasaan feelings. Kontinum perasaan terdiri dari kepercayaan confidence dan kecemasan anxiety.
Menurut Shannon berdasarkan Austin dan Wellington 2008:6 penghargaan diri Self Esteem dan konsep diri Self Concept berperan dalam kecemasan matematika
Many students believe that their grades are representation of themselves. If these grades suffer in any way, it is an indication that they are not perfect and their peers
will witness it. They hold themselves to ridicuslously high standards causing themselves undue stress and anxiety. Conversely, some students teased because of
their good grades. Some students actually fear doing well because they do not want to be picked on their friends.
Banyak siswa meyakini bahwa nilai yang mereka dapat menggambarkan diri mereka. Jika nilai yang didapat tidak sesuai harapan, hal ini mengindikasikan ketidaksempurnaan diri
mereka dan teman-teman sekelas menjadi saksinya. Mereka merasa dirinya aneh yang menyebabkan kecemasan dan perasaan tertekan yang tidak semestinya. Sebaliknya, beberapa
siswa merasa diejek karena nilai mereka yang bagus. Sehingga sebenarnya beberapa siswa takut untuk belajar dengan baik karena tidak ingin diganggu oleh teman mereka.
c. IntelektualDomain Pendidikan
Kontinum yang terdiri dari pengaruh yang berupa kognitif. Kontinum yang terkait dengan domain ini adalah prestasi achievement, dimana perseepsi individu adalah yang
terpenting. Sukses success dan kegagalan failure, merupakan bagian yang luar biasa dari prestasi, dan evaluasi subjektif terhadap penggunaan keterampilan dan konsep matematika.
Menurut Stuart dalam artikel Eugene Geist “Combating Math anxiety in the Classroom
” menyatakan bahwa “Math Anxiety does not come from the mathematics itself but rather from the way math is presented in school and may have been presented to teachers
as a children ”. Kecemasan matematika tidak muncul karena matematika itu sendiri
melainkan dikarenakan cara menyajikan mata pelajaran matematika di sekolah dan cara guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.
Menurut Smith 2004:6 “Students may experience math anxiety because they have never experienced success in their mathematics class
”. Siswa yang mengalami kecemasan matematika karena mereka tidak pernah mengalami keberhasilan dalam pembelajaran
matematika sebelumnya. Sehingga siswa lebih cepat menyerah ketika menghadapi permasalahan matematika yang menantang.
Menurut Buxton dalam Smith 2004:10 menyatakan bahwa ketika guru menyebutkan bahwa akan diadakan sebuah tes matematika, siswa mulai merasa ketakutan. Ketakutan dan
kegugupan yang muncul merupakan gabungan dari rasa takut jika tidak berhasil dalam tes, keraguan untuk dapat menyelesaikan tes, dan kecemasan untuk dapat menyelesaikan tes tepat
waktu. Seluruh perasaan tersebut dapat menyebabkan kecemasan matematika. Berdasarkan berbagai pandangan di atas, seluruh kegiatan pembelajaran matematika
memiliki potensi untuk menjadi penyebab siswa mengalami kecemasan dalam matematika. Kecemasan matematika yang terjadi pada kegiatan pembelajaran termasuk dalam domain
intelektual, yakni yang berkaitan dengan interaksi guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa, pencapaian atau kegagalan prestasi belajar, penekanan berlebihan terhadap
penyelesaian tugas-tugas yang diberikan guru, dan lainnya.
3. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan Matematika