Mengukur Kecemasan Matematika Teori Mengenai Kecemasan Matematika

Lebih lanjut Nursilawati dalam penelitiannya mengenai korelasi antara self-efficacy rasa kepercayaan diri dalam hal mampu menyelesaiakan tugas terhadap kecemasan matematika siswa 2010:74 menyimpulkan bahwa semakin tinggi self-efficacy seseorang maka semakin rendah kecemasan matematika yang dialami orang tersebut. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Penelitian sejenis yang dilakukan Dobson 2012:13 menyatakan bahwa “A lower self-efficacy can lead to higher level of math anxiety”. Self-efficacy yang rendah dapat berdampak pada tingginya tingkat kecemasan matematika. Menurut Yulianti 2010:45 penelitian tentang kecemasan siswa terhadap pembelajaran matematika selalu berhubungan dengan faktor kesenangan enjoyment atau ketertarikan terhadap pelajaran matematika. Hal ini serupa dengan pendapat Aschraft 2002:183 dampak kecemasan matematika seharusnya juga menjadi bukti bahwa kecemasan matematika mencerminkan aktifitas mental working memory sseseorang.

6. Mengukur Kecemasan Matematika

Dalam beberapa dekade terakhir kecemasan matematika menjadi fokus bagi peneliti yang mendalami bidang kajian psikologi pendidikan. Beberapa peneliti telah mengembangkan suatu instumen berbentuk angket Questionaire yang telah baku yang digunakan untuk mengukur kecemasan matematika. May Diana 2009:10 mengungkapkan Measuring mathematics anxiety, the most widely cited scale used to measure and explore mathematics anxiety is Mathematics Anxiety Rating Scale MARS Suinn,1972. Researchers suspected that some individuals who did not normally suffer from general anxiety were still affected by mathematics anxiety. The purpose of the MARS was to help researchers explore mathematics anxiety and to evaluate mathematics-anxiety relief techniques. The scale consist of 98 items that address students anxiety with manipulation of number and mathematical concepts Dalam pengukuran kecemasan matematika, skala yang banyak digunakan sebagai alat ukur dan mengetahui tingkat kecemasan matematika adalah Mathematics Anxiety Rating Scale MARS oleh Suinn 1972. Para peneliti menyangka bahwa bahwa para individu yang secara normal tidak mengalami kecemasan umum masih dapat terindikasi kecemasan matematika. Tujuan dari MARS adalah membantu peneliti mengekplorasi kecemasan matematika dan memudahkan teknik evaluasi kecemasan matematika. MARS terdiri atas 98 item yang menunjukkan kecemasan siswa dengan manipulasi angka dan konsep matematika. Menurut Hilyard 2016 banyak survei dan instrumen yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kecemasan matematika yang dialami siswa, diantaranya: 1 Math Anxiety Scale Dreger-Aiken,1957 skala pengukuran ini terdiri dari 3 item yang dapat digunakan untuk menilai reaksi emosional terhadap matematika. 2 Mathematics Attitude Scales MAS Fennema-Sherman,1976 skala pengukuran ini didesain untuk mengukur sikap laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran matematika. MAS terdiri atas 9 instrumen yang dapat mengukur kecemasan matematika. 3 Mathematics Anxiety Rating Scale MARS Richardson-Suinn,1972 terdiri atas 98 item yang dapat digunakan untuk menilai reaksi kecemasan matematika terhadap kehidupan sehari-hari dan situasi akademik. 4 MARS for Adolescents MARS-A Suinn-Edward,1982 merupakan terusan dari MARS yang khusus menyoroti kecemasan matematika pada remaja. Selanjutnya Tapia dan Marah dalam Yulianti 2010:46 mengembangkan suatu instrumen baru untuk mengukur sikap siswa terhadap matematika. Instrumen tersebut adalah Attitudes Toward Mathematics Inventory ATMI. ATMI terdiri dari 40 item pernyataan yang digunakan untuk menganalisis persepsi siswa terhadap matematika, yaitu: self confidence rasa percaya diri, value of mathematics nilai matematika, enjoyment of mathematics kesenangan yang diperoleh dari belajar matematika, dan motivation motivasi belajar matematika.

C. Beban Belajar Matematika Kurikulum 2013