Beban Belajar Matematika Kurikulum 2013

Menurut Hilyard 2016 banyak survei dan instrumen yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kecemasan matematika yang dialami siswa, diantaranya: 1 Math Anxiety Scale Dreger-Aiken,1957 skala pengukuran ini terdiri dari 3 item yang dapat digunakan untuk menilai reaksi emosional terhadap matematika. 2 Mathematics Attitude Scales MAS Fennema-Sherman,1976 skala pengukuran ini didesain untuk mengukur sikap laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran matematika. MAS terdiri atas 9 instrumen yang dapat mengukur kecemasan matematika. 3 Mathematics Anxiety Rating Scale MARS Richardson-Suinn,1972 terdiri atas 98 item yang dapat digunakan untuk menilai reaksi kecemasan matematika terhadap kehidupan sehari-hari dan situasi akademik. 4 MARS for Adolescents MARS-A Suinn-Edward,1982 merupakan terusan dari MARS yang khusus menyoroti kecemasan matematika pada remaja. Selanjutnya Tapia dan Marah dalam Yulianti 2010:46 mengembangkan suatu instrumen baru untuk mengukur sikap siswa terhadap matematika. Instrumen tersebut adalah Attitudes Toward Mathematics Inventory ATMI. ATMI terdiri dari 40 item pernyataan yang digunakan untuk menganalisis persepsi siswa terhadap matematika, yaitu: self confidence rasa percaya diri, value of mathematics nilai matematika, enjoyment of mathematics kesenangan yang diperoleh dari belajar matematika, dan motivation motivasi belajar matematika.

C. Beban Belajar Matematika Kurikulum 2013

Menurut PERMENDIKBUD RI No.70 2013:24, beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. 1. Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan Madrasah Aliyah Kejuruan dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit. 2. Beban belajar di kelas X,XI,XII dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak tersruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. Menurut Suroso 2016. Kegiatan Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian proses pembelajaran. Sehingga Dapat disimpulkan bahwa beban belajar matematika adalah seluruh kegiatan pembelajaran matematika yang mencakup kegiatan pembelajaran matematika di kelas, kegiatan pemberian tugas matematika, dan kegiatan evaluasipenilaian matematika yang harus diikuti peserta didik dalam satuan waktu tertentu.

a. Tujuan Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013

Berdasarkan lampiran Permendikbud nomor 59 tahun 2014, tujuan pembelajaran Matematika di SMA adalah sebagai berikut: 1. Dapat memahami konsep matematika, yaitu menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menggunakan konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah, dan mampu membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data 3. Menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang ada dalam pemecahan masalah. 4. Mengkomunikasikan gagasan, penalaran serta mampu menyusun bukti matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain ntuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 6. Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika dan pembelajarannya, seperti taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran, menghargai pendapat orang lain, santun, demokrasi, ulet, tangguh, kreatif, menghargai kesemestaan konteks, lingkungan, tanggung jawab, adil, jujur, teliti, dan cermat. 7. Melakukan kegiatan motorik mengguakan pengetahuan matematika 8. Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk melakukan kegiatan matematik Deskripsi diatas sejalan dengan lima rumusan tujuan pembelajaran matematika yang dikemukakan Yaniawati dalam Daryanto 2013:158, yaitu:  Belajar untuk berkomunikasi mathematical communications  Belajar untuk bernalar mathematical reasoning  Belajar untuk memecahkan masalah mathematical problem solving  Belajar unttuk mengaitkan ide mathematical connections  Pembentukan sikap positif terhadap matematika possitive attitudes toward mathematics Berorientasi pada peserta didik agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai maksimal, harus diupayakan agar semua peserta didik lebih mengerti dan memahami isi materi yang diajarkan daripada harus mengejar target kurikulum tanpa dibarengi dengan pemahaman materi b. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 Pada Matematika Kurikulum 2013 pada Kelas X program MIA Matematika dan Ilmu Alam ruang lingkup mata pelajaran matematika terbagi menjadi dua, yaitu matematika wajib dan matematika peminatan. i Matematika wajib Dalam Permendikbud No.59 tahun 2014 menyatakan bahwa mata pelajaran matematika wajib termasuk dalam kelompok mata pelajaran umum kelompok A. Mata pelajaran umum Kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mata pelajaran umum Kelompok A sebagaimana dimaksud meliputi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti; Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; Bahasa Indonesia; Matematika wajib ; Sejarah Indonesia; dan Bahasa Inggris. Ruang lingkup materi pada matematika peminatan digambarkan dalam bagan berikut: A B C D E F Kompetensi Matematika Memahami Konsep dan Menerapkan Prosedur Matematika Membuat Generalisasi Melakukan operasi untuk penyederhanaan analisis komponen Penalaran matematis Memecahkan Masalah dan Mengkomunikasikan Gagasan Menumbuhkan Sikap Positif Bagan 2.2 Gambaran ruang lingkup materi pada matematika wajib Sumber: Kemendikbud 2016 Peta materi pada mata pelajaran Matematika Peminatan Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah disajikan dalam tabel berikut. Tabel 2.1 Peta materi pada mata pelajaran matematika wajib kelas X ii Matematika peminatan Dalam Pemendikbud No 64 tahun 2016 menyatakan bahwa Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat danatau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, danatau pendalaman mata pelajaran danatau muatan kejuruan. Ruang lingkup Kelas X Aljabar  Persamaan dan pertaksamaan nilai mutlak linear satu variabel,  Sistem persamaan linear tiga variabel,  Fungsi. Trigonometri  Pengukuran sudut  Perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dan sudut- sudut yang berelasi,  Identitas trigonometri,  Fungsi trigonometri,  Aturan sinus dan cosinus. Peminatan pada SMAMA memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat danatau kemampuan akademik dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan. Peminatan pada SMAMA terdiri atas: Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial, Peminatan Bahasa dan Budaya, dan Peminatan Keagamaan. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagaimana dimaksud berisi mata pelajaran Matematika peminatan, Biologi, Fisika; dan Kimia. Ruang lingkup materi pada matematika peminatan digambarkan dalam bagan berikut: Bagan 2.2 Gambaran ruang lingkup materi pada matematika peminatan Sumber: Kemendikbud 2016 Peta materi pada mata pelajaran Matematika Peminatan Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah disajikan dalam tabel berikut. Tabel 2.2 Peta materi pada mata pelajaran matematika peminatan kelas X Ruang Lingkup Kelas X Aljabar  Fungsi eksponensial dan logaritma  Sistem persamaan linear dan kuadrat dua peubah  Sistem pertidaksamaan linear dan kuadrat dua peubah  Pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak X XI XII Kelas Strand Aljabar Geometri Trigonometri Aljabar Geometri Trigonometri Statistika Kalkulus Aljabar Geometri Trigonometri Peluang dan Statistika Kalkulus Ruang Lingkup Kelas X  Skalar dan vektor  Operasi aljabar vektor Geometri  Sifat kesimetrian dan sifat sudut pada segitiga,  Segi empat dan lingkaran,  Dalil titik tengah dan dalil intersep pada segitiga, dalil segmen garis Trigonometri  Persamaan trigonometri sederhana

c. Kegiatan Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013.

Dalam implementasi kurikulum 2013 pembelajaran matematika mengacu pada pendekatan saintifik scientific approach. Pendekatan ini menuntut siswa untuk beraktifitas seperti ahli sains, untuk mata pelajaran matematika langkah-langkahnya yaitu: 1 mengamati, yaitu mengamati fakta matematika, 2 menanya, yaitu melatih berfikir divergen, 3 mengumpulkan informasi, yaitu mencoba dan mengaitkan teorepma, 4 mengasosiasi, yaitu memperluas konsep dan membuktikan, dan 5 mengkomunikasikan, yaitu menyimpulkan dan mengaitkan dengan konsep baru. Selanjutnya proses berpikir secara saintifik digambarkan melalui flowchart berikut. Bagan 2.3 Flowchart pendekatan saintifik Sumber: Kemdikbud.go.id Berdasarkan Permendikbud No. 22 tahun 2016 Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana pembelajaran lesson plan, yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. i Kegiatan pendahuluan, dalam kegiatan pendahuluan guru wajib: menyiapkan kesiapan belajar peserta didik, memberikan motivasi dan menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, dan menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari. ii Kegiatan inti, menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik Mengamati Menanya Mengumpulkan Informasi Mengasosiasi Megkomunikasikan dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik, terpadu, saintifik, penemuan, dan atau Pembelajaran Berbasis Masalah PBM iii Kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup guru bersama siswa melakukan refleksi untuk mengevaluasi: 1 seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil yang diperoleh untuk menemukan manfaat langsung atau tidak langsung dalam pembelajaran, 2 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, 3 melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas baik secara individu maupun kelompok, 4 menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan selanjutnya. Tabel 2.3 Contoh Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Dalam Rencana Pembelajaran Untuk Materi Pertidaksamaan Eksponensial Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan 10 menit Pendahuluan  Guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan memberi salam pembuka, berdoa bersama siswa sebelum melakukan pelajaran  Guru mengkondisikan kesiapan belajar peserta didik serta memeriksa kehadiran siswa  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta indikator pencapaian kompetensi yang akan dicapai  Guru memberikan apersepsi terkait materi yang akan dipelajari Kegiatan Inti 70 menit Mengamati  Peserta didik mengamati LKS yang dibagikan guru, untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pertidaksamaan eksponensial  Peserta didik mengamati penjelasan mengenai konsep pertidaksamaan eksponensial serta sifat- sifat dasar pertidaksamaan eksponensial  Peserta didik mengamati contoh soal yang bervariasi  Peserta didik mengamati demontrasi dari guru Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu untuk menemukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan eksponensial dengan memanfaatkan berbagai sifat aljabar dalam pertidaksamaan Menanya  Peserta didik diarahkan untuk bertanya mengenai materi pembelajaran serta contoh soal yang diberikan Mengumpulkan data  Peserta didik menuliskan informasi dari penjelasan guru, buku atau internet mengenai pertidaksamaan eksponensial Mengasosiasi  Peserta didik mengerjakan soal latihan yang diberikan guru, jika mengalami kesulitan peserta didik diperbolehkan berdiskusi dengan teman sebangku  Selama peserta didik mengerjakan latihan soal guru memperhatikan dan memberikan scaffolding apabila diperlukan  Peserta didik lain melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya pengerjaan soal Mengkomunika sikan  Peserta didik diberikan kesempatan untuk mendemostrasikan jawabannya ke depan kelas  Peserta didik diarahkan untuk menanggapi hasil pengerjaan temannya di papan tulis Penutup 10 menit Penutup  Peserta didik diminta menyimpulkan tentang materi pertidaksamaan eksponensial  Peserta didik diberi Pekerjaan Rumah PR terkait dengan pembelajaran pertemuan ini  Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk mempelajari materi pertidaksamaan eksponensial

d. Kegiatan Pemberian Tugas dalam Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013

Dalam implementasi kurikulum 2013 pembelajaran matematika guru sebagai fasilitator dan motivator harus memberikan tugas kepada siswa. Bentuk tugas yang diberikan berupa tugas terstruktur dan tugas tidak terstruktur. Dalam sebuah artikel “hakikat tugas terstruktu r” Suganda menyatakan bahwa tugas terstruktur adalah tugas yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik untuk dikerjakan di luar proses pembelajaran. Tujuan dari tugas terstruktur adalah meningkatkan kemampuan dan pemahaman peserta didik terhadap suatu mata pelajaran. Waktu dalam menyelesaikan tugas terstruktur ditentukan oleh pendidik. Dalam istilah yang lebih populer penugasan tersruktur disebut Pekerjaan Rumah PR. Menurut Juknis pengembangan pembelajaran SMA, penugasan tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. Tugas tidak terstruktur diberikan jika daya dukung terhadap tujuan pembelajaran, media pembelajaran, pokok bahasan, dan alokasi waktu memenuhi syarat. Sehingga tugas tidak terstruktur tidak harus diberikan di setiap pokok bahasan.

e. Kegiatan EvaluasiTes Matematika Kurikulum 2013

Berdasarkan Permendikbud No. 22 tahun 2016, Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir satuan pembelajaran dengan menggunakan metode dan alat tes lisan atau perbuatan dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran. Eveluasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kinerja,atau produktifitas suatu lembaga atau pembelajaran. Jenis-jenis Evaluasi berdasarkan fungsinya Sunardi: 2013:48- 49: 1. Evaluasi Kesiapan, untuk mengukur kemampuan awal. 2. Evaluasi Penempatan, untuk mengetahui tingkah laku awal siswa sebelum memasuki program pembelajaran. 3. Evaluasi Formatif, digunakan untuk memonitor kemajuan siswaa selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk memberikan umpan balik kontinu, mengenai kegagalan atau keberhasilan siswa. Sehingga sama sekali bukan bertujuan untuk memberikan nilai. 4. Evaluasi Diagnosis, untuk mengetahui kesulitan belajar siswa yang secara terus menerus ada padanya yang tidak dapat diperbaiki dengan cara-cara yang digunakan pada evaluasi formatif. Jadi evaluasi ini lebih mendetail dari pada evaluasi formatif 5. Evaluasi Sumatif, untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Biasanya dilakukan pada akhir program pembelajaran. Evaluasi sumatif dilakukan untuk memberi nilai grade pada siswa. Bagan 2.4 Jenis-jenis Evaluasi Berdasarkan Fungsinya Permulaan belajar Akhir pembelajaran Selama pembelajaran Evaluasi kesiapan , penempatan Evaluasi sumatif Evaluasi diagnosis, formatif

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis statistika deskriptif. Menurut Gunawan 2013:8 statistika deskriptif memiliki tujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran objek yag diteliti sebagaimana adanya tanpa menarik kesimpulan atau generalisasi. Menurut Sugiyono 2007:21 statistika deskriptif ialah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebaga Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui tingkat kecemasan matematika terhadap penerapan beban belajar mata pelajaran matematika kurikulum 2013 dan mengkategorikannya pada tingkatan tinggi, sedang, atau rendah.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Menurut Walpole 1982:6 Populasi adalah keseluruhan obyek yang menjadi perhatian peneliti. Populasi yang terlibat dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA Negeri Unggulan Kota Palembang 2. Sampel Menurut Walpole 1982:7 sampel adalah suatu himpunan bagian dari populasi. Jadi sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan obyek dalam penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non- Probability Sampling dengan jenis purposive sampling. Sehingga dengan pertimbangan tertentu peneliti memilih sampel sebagai berikut: Tabel 3.1 Sampel Penelitian Sekolah Banyak Kelas X MIA Populasi Siswa Sampel Kelas Sampel SMA N 1 Palembang 9 2 kelas SMA N 2 Palembang 6 2 kelas SMA N 4 Palembang 6 2 kelas SMA N 10 Palembang 7 2 kelas

C. Jenis Data dan Sumber Data