Latar Belakang Kasus Century
1. Mengetahui sejauh mana pemerintah melaksanakan peraturan
perundangan yang berlaku, terkait keputusannya untuk mencairkan dana talangan bailout Rp 6,76 triliun untuk Bank Century. Adakah
indikasi pelanggaran peraturan perundangan, baik yang bersifat pidana maupun perdata.
2. Mengurai secara transparan komplikasi yang menyertai kasus
pencairan dana talangan Bank Century. Termasuk mengapa bisa terjadi perubahan Peraturan Bank Indonesia secara mendadak, keterlibatan
Kabareskrim Mabes Polri ketika itu, Komjen Susno Duadji, dalam pencairan dana nasabah Bank Century, dan kemungkinan terjadi
konspirasi antara para pemegang saham utama Bank Century dan otoritas perbankan dan keuangan pemerintah.
3. Menyelidiki ke mana saja aliran dana talangan Bank Century,
mengingat sebagian dana talangan tersebut oleh direksi Bank Century justru ditanamkan dalam bentuk Surat Utang Negara SUN dan
dicairkan bagi nasabah besar Budi Sampoerna. Sementara kepentingan nasabah kecil justru terabaikan. Adakah faktor
kesengajaan melakukan pembobolan uang negara demi kepentingan tertentu, misalnya politik, melalui skenario bailout bagi Bank Century.
4. Menyelidiki mengapa bisa terjadi pembengkakan dana talangan
menjadi Rp 6,76 triliun bagi Bank Century? Sementara Bank Century hanyalah sebuah Bank swasta kecil yang sejak awal bermasalah,
bahkan saat menerima bailout, Bank ini dalam status pengawasan
khusus. Rasionalkah alasan pemerintah bahwa Bank Century patut diselamatkan karena mempunyai dampak sistemik bagi perbankan
nasional secara keseluruhan. 5.
Mengetahui seberapa besar kerugian negara yang ditimbulkan oleh kasus bailout Bank Century dan sejumlah kemungkinan penyelamatan
uang negara bisa dilakukan. Sebab lain penegakan hukum, Ditengah berbagai kesulitan hidup yang dialami masyarakat kebanyakan, aspek
penyelamatan uang negara ini sangat penting untuk dijadikan perioritas demi memenuhi rasa keadilan rakyat. Selanjutnya, uang negara yang
dapat diselamatkan bisa digunakan untuk kepentingan meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya.
Kasus Century sendiri menjadi fenomena dengan kompleksitas masalah yang berkembang pada banyaknya opini membuat anomali politik yang belum
terjadi selama 10 tahun terakhir di indonesia paska reformasi.
8
Pengungkapan kasus ini bermuara banyaknya tuntutan nasabah terhadap Bank yang merugikan pada nasabah dan juga tentang penggelapan serta pencucian
uang pada suatu Bank yaitu Bank Century yang dilakukan oleh sipemilik sehingga merugikan nasabah,
9
dan juga pemeliharaan kasus ini sejak berdirinya Bank Century untuk kepentingan politik sehingga berlarut-larut serta adanya bailout
yang janggal terdapat penyalahgunaan wewenang dalam mem-bailout kasus
8
Arsipberita.com, “Pidato Presiden Menanggapi Kasus Century”, artikel diakses pada 2
Desember 2010 dari http:arsipberita.comshowpidato-Presiden-menanggapi-kasus-century-ii- 70351.html
9
Ismokowidjaya, “CENTURY HIMPUN DATA KERUGIAN NASABAH”, artikel
diakses pada
2 Desember
2010 dari
http:dunia.vivanews.comnewsread65753- Century_himpun_data_kerugian_nasabah
Century seolah memudahkan aturan ketentuan dalam melakukan pem-bailout-an yang dilakukan oleh pihak terkait. Yang mana dalam kasus Century keluar dari
mainset teoritikal dalam mem-bailout Bank Century dan juga Sense of Public Decission yang diungkap para ahli ekonom tidak masuk logika jika memang Bank
Century dalam kesulitan dan dinyatakan Bank gagal
10
yang harus di bailout lebih mudah ditutup sehingga dana bailout tidak akan sebesar yang dikeluarkan.
Dalam waktu yang singkat kurun beberapa hari anggaran untuk kucuran pada Bank Century membengkak dalam rencana penanggulangan pada Bank
dalam keadaan darurat. diduga pula waktu pada saat penangguhan Bank tersebut dekat dalam waktu kampanye pemilu umum dan mengalir pada salah satu tim
sukses pasangan Capres-Cawapres pada tahun 2009, Oleh karena itu dicurigai bahwa dana yang dikucurkan mengalir pada pada salah satu partai politik
digunakan untuk sebuah kampanye besar dalam pemilu.
11
dengan dugaan-dugaan tersebut kasus ini menjadi suatu mega kasus di mana banyak sekali suatu proses
baillout yang janggal serta waktu dan kucuran yang hilang menguap entah kemana tanpa kejelasan dari pejabat itu sendiri.
Hal ini ditegaskan pada pada ungkapan pihak terkait pada tanggal 27 November 2009 yang menangani kasus ini yaitu mantan Bareskrim Susno Duadji
bahwa dalam menangani kasus ini tidak melakukan perkembangan kasus, karena ada pihak yang melakukan wewenang dalam bailout sedang dalam mengikuti
10
Bank gagal adalah suatu keadaan di mana operasional Bank tertentu dapat dihentikan yang dinyatakan pihak pengawas bank dilakukan oleh otoritas pengawasan perbankan oleh
negara.
11
Izhary Agusjaya Moenzir, Bukan Testimony Susno, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010, h.112.
pemilu ”Capres-Cawapres” hal inilah mengapa kasus century tidak di usut secara
tuntas yang menjadi titik acuan para anggota dewan untuk mengungkap serta mengembangkan opini dengan alat kelengkapan yaitu dengan Hak Angket melalui
Pansus yang dilakukan DPR Dewan Perwakilan Rakyat pada pihak terkait yaitu pemerintah.
Adapun pandangan pihak terkait dalam melihat kasus Century ini, yaitu Susno Duadji mantan petinggi Polisi Republik Indonesia POLRI sebelumnya
menangani kasus Century, dalam hal ini beliau melihatnya ada tiga kasus dalam hal ini, Pertama, Kasus murni perbankan dengan tersangka Robert Tantular dan
kroninya mereka melakukan tindak pidana perbankan dengan modus operandi, yakni kredit fiktif, kontrak kelola fiktif pencairan deposito valas tanpa seizin
pemiliknya, menggelapkan surat berharga dan LCletter of credit fiktif dengan jumlah kerugian Rp 3,4 triliyun. Kedua, Kasus non perbankan yaitu kejahatan
dibidang pasar modal yang dilakukan oleh Robert serta kroninya dengan menggunakan sekuritas PT. ANTABOGA dan PT. SCI yang mengakibatkan
kerugian berjumlah 1.565 trilyun. Ketiga, Kasus dugaan korupsi penyertaan dana LPSlembaga Penjamin Simpanan ke Bank Century Rp 6,762 triliun.
12
Sedangkan pandangan Badan Pemeriksa Keuangan BPK pada saat pemanggilan pada Pansus Hak Angket Century, menilai kasus pemberian dana
talangan ini ada lima kesalahan dalam catatan hukum kasus Bank Century. Pertama, pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit BPMK melalui
pemberian surat-surat berharga SSB yang bernilai rendah. Aturan hukum yang
12
Moenzir, Bukan Testimony Susno, h.113.
berpotensi ditubruk adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
13
tentang Perbankan. Kedua, pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang saham, pengurus
Bank Century, dan pihak terkait melalui pemberian kredit fiktif. Ketiga, kebijakan fasilitas pendanaan jangka pendek FPJP bertentangan dengan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 1026PBI 2008 tanggal 30 Oktober 2008 yang menentukan rasio kecukupan modal Capital Adequancy RatioCAR yang harus di miliki oleh
Bank calon penerima FPJP adalah 8 persen. Padahal, CAR Bank Century minus. Diduga, ada rekayasa untuk membuat CAR Bank Century menjadi positif dan di
atas 8 persen. Keempat, potensi pelanggaran terhadap PERPPUPeraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem
KeuanganJPSK. Kelima, penyerahan Bank Century ke LPSlembaga Penjamin Simpanan pada 21 November 2008 dinilai oleh BPK tidak mempunyai landasan
hukum.
14